- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Incognito Bersama Pak Harto [The Untold Story]


TS
gunspee
Incognito Bersama Pak Harto [The Untold Story]
Agan2, ane baru baca di detik tentang peluncuran buku Pak Harto yaitu "Pak Harto The Untold Stories". trs ane search deh di google tentang cerita ini. Ternyata Pak Alwi Shahab udah menceritakan di blognya.. Ini sekedar saya share aja ya gan..
Mohon jangan di
kalo tdk berkenan. Sebaliknya, TS sangat senang manisnya
..
Pada pertengahan tahun 1970-an, almarhum Presiden Soeharto kerap mengadakan kunjungan diam-diam
(incognito) ke desa-desa. Benar-benar incognito,karena dilakukan secara rahasia, dengan menggunakan mobil jeep bukan mobil kepresidenan. Jeep yang digunakan Toyota Hardtop yang populer ketika itu dan dapat masuk ke pelosok-pelosok desa.
Rombongan incognito Pak Harto ketika itu tidak lebih dari tiga kendaraan termasuk ajudan dan pengawal presiden. Begitu rahasianya kunjungan diam-diam itu hingga dilakukan tanpa memberitahukan kepada para menteri,apalagi pejabat daerah setempat. Pak Harto ingin mendapat
informasi langsung dari sumber pertama, rakyat yang diajaknya berdialog.
Begitu rahasianya kunjungan itu, sehingga wartawan Antara,Pattirajawane, yang ketika itu bertugas di Istana sejak masa Bung Karno, diminta datang oleh Kepala Dokumentasi dan Media Massa Setneg, Dwipayana, yang lebih akrab di kalangan teman-teman pers dengan panggilan Pak Dipo. Besok Anda berangkat ikut Presiden Soeharto, kata Pattirajawane menirukan kata-kata Pak Dipo.
Dia juga mengingatkan bahwa perjalanan tersebut rahasia dan tak boleh seorang pun tahu. Juga istri dan kantor,tidak boleh tahu. Keesokan harinya, berangkatlah dia, antara lain bersama Saidi, fotografer yang menjadi kepercayaan Pak Harto. Patti sengaja dipilih, karena selain senior, juga menguasai bahasa Jawa yang banyak digunakan Pak Harto dalam berdialog saat menemui rakyat kecil.
Pernah ketika Pak Harto mengemukakan niatnya untuk melakukan kunjungan incognito, pihak Komandan Paswalpres, seperti dituturkan Casmo Tatilitofa dalam buku Catatan Ringan Wartawan Istana, mengatakan, Kami tidak berani mengambil risiko keamanan, Pak.Menanggapi kekhawatiran itu, almarhum Presiden Soeharto menjawab kalem, Masak takut? Kita kan semua
tentara.
Setelah bergabung dengan Pak Harto di Bekasi seperti dipesankan Pak Dipo rombongan menuju Majalengka.Dalam kunjungan ini Pak Harto mengaku sebagai Pak Mantri.Rupanya karena di perjalanan sering berdialog dengan rakyat, di antara para pedagang di pasar dan petani di persawahan,ada yang tahu bahwa yang mengaku Pak Mantri itu adalah Presiden Soeharto.Rupanya, seorang kepala desa tidak siap menyambutnya.Hingga terpaksa tengah malam menggedor sebuah toko milik Cina untuk membeli kain blacu guna dijadikan seprai untuk tidur Pak Harto. Di sini, Pak Harto mandi di sumur.
.. .. ..
Ketika berada di Cilacap, Jawa Tengah, saat meninjau SD Inpres, Pak Harto rupanya melihat ketidakberesan pembangunan gedung sekolah yang disubsidi pemerintah itu. Ia menendang dinding sekolah dengan sepatunya dan ternyata dinding itu ambruk.Siapa anemer (pemborong) bangunan ini? tanyanya sambil sekali lagi menendang dinding yang keropos. Dia minta agar pihak pemborong bertanggung jawab terhadap bangunan tersebut.
Suatu hari, ketika berada di Jawa Tengah, kedatangan diam-diam Pak Harto diketahui banyak orang. Pasalnya, ada yang mengenalinya dan akhirnya kunjungan yang sebelumnya dirahasiakan itu terbongkar. Kontan saja, bupati, gubernur, dan para pejabat Pemda berdatangan memburunya.
Masih dalam penyamaran, ketika berada di Gunung Kidul, ada rapat di kelurahan. Mereka tidak tahu yang masuk adalah Pak Harto yang minta agar rapat diteruskan setelah berhenti sejenak. Ketika itu, rapat membahas soal pupuk. Pak Harto yang anak petani itu mengoreksi cara-cara
dan ukuran penggunaan pupuk. Di Kemusuk, desa tempat kelahirannya, Pak Harto menginap di kediamannya.
Begitu rahasianya kunjungan Pak Harto ke desa-desa itu,sampai Ismail Saleh yang ketika itu menjadi sekretaris kabinet dan pemimpin umum LKBN Antara tidak tahu.Ketika kembali ke Jakarta setelah menyertai Pak Harto,Pattiradjawane dipanggilnya. Pak Ismail memarahinya kenapa tidak memberi tahunya. Saya ini Sekretaris Kabinet, kenapa kamu tidak kasih tahu saya, kata Ismail Saleh seperti dituturkan Patti.
sumber : http://alwishahab.wordpress.com/2008.../#comment-1221
Ane baru dapet update lagi dari detik.com gan..
Jakarta - Masih banyak sisik melik kisah Pak Harto lewat buku Pak Harto The Untold Stories. Misalnya saja kenangan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin saat mengawal penguasa 32 tahun itu ke Bosnia pada 1995.
Kala itu, di tengah baku tembak antara Bosnia dan Serbia, Pak Harto berkunjung ke Bosnia-Herzegovina menemui Presiden Bosnia Alija Izetbegovic. Pesawat Soeharto terus menerus diawasi senapan anti pesawat udara. Presiden ke-2 RI ini pun dibidik sniper. Namun Soeharto kalem saja.
Saat itu Sjafrie berpangkat kolonel dan menjabat Komandan Grup A Paspampres. Ketika masih berada di Kroasia, terdengar kabar pesawat yang ditumpangi Utusan Khusus PBB Yasushi Akashi ditembaki saat terbang ke Bosnia. Namun insiden penambakan itu tidak menyurutkan langkah Soeharto ke Bosnia.
Karena keterbatasan kursi, hanya Sjafrie dan Mayor CPM Unggul yang mengawal Soeharto dalam pesawat sewaan itu. Sjafrie juga menulis Soeharto enggan mengenakan rompi anti peluru dan helm baja. Padahal semua memakai rompi antipeluru seberat 12 kg yang bisa menahan proyektil M-16.
"Eh, Sjafrie, itu rompi kamu cangking (jinjing) saja," ujar Soeharto pada Sjafrie.
Pak Harto tetap menggunakan jas dan kopiah. Sjafrie pun ikut-ikutan mengenakan kopiah yang dipinjamnya dari seorang wartawan yang ikut.
"Ini dilakukan untuk menghindari sniper mengenali sasaran utamanya dengan mudah," terang Sjafrie.
Saat mendarat di Sarajevo, Sjafrie melihat senjata 12,7 mm yang biasa digunakan untuk merontokkan pesawat terbang terus mengikuti pesawat yang ditumpangi rombongannya. Saat konflik, lapangan terbang itu dikuasai dua pihak. Pihak Serbia menguasai landasan dari ujung ke ujung, sementara kiri-kanan landasan dikuasai Bosnia.
"Pak Harto turun dari pesawat dan berjalan dengan tenang. Melihat Pak Harto begitu tenang, moral dan kepercayaan diri kami sebagai pengawalnya pun ikut kuat, tenang dan mantap. Presiden saja berani, mengapa kami harus gelisah," tulis Sjafrie.
Pak Harto kemudian naik panser VAB yang disediakan PBB. Mereka melewati sniper valley, sebuah lembah yang penuh diisi penembak jitu dari kedua pihak yang bertikai. Untungnya tidak ada apa-apa selama perjalanan. Soeharto pun tiba di istana kepresidenan Bosnia yang saat itu keadaannya memprihatinkan. Tidak ada air sehingga air bersih harus diambil dengan ember. Selama pertemuan, Sjafrie melaporkan ada tembakan meriam tak jauh dari istana.
Setelah meninggalkan istana, Sjafrie pun bertanya pada Soeharto mengapa nekat mengunjungi Bosnia yang berbahaya. Termasuk menyampingkan keselamatan dirinya.
"Ya kita kan tidak punya uang. Kita ini pemimpin Negara Non Blok tetapi tidak punya uang. Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang ya kita datang saja. Kita tengok. Yang penting orang yang kita datangi merasa senang, morilnya naik dan mereka menjadi tambah semangat," jawab pak Harto.
Sjafrie terpesona mendengar jawaban ini.
sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/0...tak-punya-uang
Mohon jangan di


Quote:
Pada pertengahan tahun 1970-an, almarhum Presiden Soeharto kerap mengadakan kunjungan diam-diam
(incognito) ke desa-desa. Benar-benar incognito,karena dilakukan secara rahasia, dengan menggunakan mobil jeep bukan mobil kepresidenan. Jeep yang digunakan Toyota Hardtop yang populer ketika itu dan dapat masuk ke pelosok-pelosok desa.
Rombongan incognito Pak Harto ketika itu tidak lebih dari tiga kendaraan termasuk ajudan dan pengawal presiden. Begitu rahasianya kunjungan diam-diam itu hingga dilakukan tanpa memberitahukan kepada para menteri,apalagi pejabat daerah setempat. Pak Harto ingin mendapat
informasi langsung dari sumber pertama, rakyat yang diajaknya berdialog.
Begitu rahasianya kunjungan itu, sehingga wartawan Antara,Pattirajawane, yang ketika itu bertugas di Istana sejak masa Bung Karno, diminta datang oleh Kepala Dokumentasi dan Media Massa Setneg, Dwipayana, yang lebih akrab di kalangan teman-teman pers dengan panggilan Pak Dipo. Besok Anda berangkat ikut Presiden Soeharto, kata Pattirajawane menirukan kata-kata Pak Dipo.
Dia juga mengingatkan bahwa perjalanan tersebut rahasia dan tak boleh seorang pun tahu. Juga istri dan kantor,tidak boleh tahu. Keesokan harinya, berangkatlah dia, antara lain bersama Saidi, fotografer yang menjadi kepercayaan Pak Harto. Patti sengaja dipilih, karena selain senior, juga menguasai bahasa Jawa yang banyak digunakan Pak Harto dalam berdialog saat menemui rakyat kecil.
Pernah ketika Pak Harto mengemukakan niatnya untuk melakukan kunjungan incognito, pihak Komandan Paswalpres, seperti dituturkan Casmo Tatilitofa dalam buku Catatan Ringan Wartawan Istana, mengatakan, Kami tidak berani mengambil risiko keamanan, Pak.Menanggapi kekhawatiran itu, almarhum Presiden Soeharto menjawab kalem, Masak takut? Kita kan semua
tentara.
Setelah bergabung dengan Pak Harto di Bekasi seperti dipesankan Pak Dipo rombongan menuju Majalengka.Dalam kunjungan ini Pak Harto mengaku sebagai Pak Mantri.Rupanya karena di perjalanan sering berdialog dengan rakyat, di antara para pedagang di pasar dan petani di persawahan,ada yang tahu bahwa yang mengaku Pak Mantri itu adalah Presiden Soeharto.Rupanya, seorang kepala desa tidak siap menyambutnya.Hingga terpaksa tengah malam menggedor sebuah toko milik Cina untuk membeli kain blacu guna dijadikan seprai untuk tidur Pak Harto. Di sini, Pak Harto mandi di sumur.
.. .. ..
Ketika berada di Cilacap, Jawa Tengah, saat meninjau SD Inpres, Pak Harto rupanya melihat ketidakberesan pembangunan gedung sekolah yang disubsidi pemerintah itu. Ia menendang dinding sekolah dengan sepatunya dan ternyata dinding itu ambruk.Siapa anemer (pemborong) bangunan ini? tanyanya sambil sekali lagi menendang dinding yang keropos. Dia minta agar pihak pemborong bertanggung jawab terhadap bangunan tersebut.
Suatu hari, ketika berada di Jawa Tengah, kedatangan diam-diam Pak Harto diketahui banyak orang. Pasalnya, ada yang mengenalinya dan akhirnya kunjungan yang sebelumnya dirahasiakan itu terbongkar. Kontan saja, bupati, gubernur, dan para pejabat Pemda berdatangan memburunya.
Masih dalam penyamaran, ketika berada di Gunung Kidul, ada rapat di kelurahan. Mereka tidak tahu yang masuk adalah Pak Harto yang minta agar rapat diteruskan setelah berhenti sejenak. Ketika itu, rapat membahas soal pupuk. Pak Harto yang anak petani itu mengoreksi cara-cara
dan ukuran penggunaan pupuk. Di Kemusuk, desa tempat kelahirannya, Pak Harto menginap di kediamannya.
Begitu rahasianya kunjungan Pak Harto ke desa-desa itu,sampai Ismail Saleh yang ketika itu menjadi sekretaris kabinet dan pemimpin umum LKBN Antara tidak tahu.Ketika kembali ke Jakarta setelah menyertai Pak Harto,Pattiradjawane dipanggilnya. Pak Ismail memarahinya kenapa tidak memberi tahunya. Saya ini Sekretaris Kabinet, kenapa kamu tidak kasih tahu saya, kata Ismail Saleh seperti dituturkan Patti.
sumber : http://alwishahab.wordpress.com/2008.../#comment-1221
Ane baru dapet update lagi dari detik.com gan..
Spoiler for update dari detik:
Quote:
Jakarta - Masih banyak sisik melik kisah Pak Harto lewat buku Pak Harto The Untold Stories. Misalnya saja kenangan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin saat mengawal penguasa 32 tahun itu ke Bosnia pada 1995.
Kala itu, di tengah baku tembak antara Bosnia dan Serbia, Pak Harto berkunjung ke Bosnia-Herzegovina menemui Presiden Bosnia Alija Izetbegovic. Pesawat Soeharto terus menerus diawasi senapan anti pesawat udara. Presiden ke-2 RI ini pun dibidik sniper. Namun Soeharto kalem saja.
Saat itu Sjafrie berpangkat kolonel dan menjabat Komandan Grup A Paspampres. Ketika masih berada di Kroasia, terdengar kabar pesawat yang ditumpangi Utusan Khusus PBB Yasushi Akashi ditembaki saat terbang ke Bosnia. Namun insiden penambakan itu tidak menyurutkan langkah Soeharto ke Bosnia.
Karena keterbatasan kursi, hanya Sjafrie dan Mayor CPM Unggul yang mengawal Soeharto dalam pesawat sewaan itu. Sjafrie juga menulis Soeharto enggan mengenakan rompi anti peluru dan helm baja. Padahal semua memakai rompi antipeluru seberat 12 kg yang bisa menahan proyektil M-16.
"Eh, Sjafrie, itu rompi kamu cangking (jinjing) saja," ujar Soeharto pada Sjafrie.
Pak Harto tetap menggunakan jas dan kopiah. Sjafrie pun ikut-ikutan mengenakan kopiah yang dipinjamnya dari seorang wartawan yang ikut.
"Ini dilakukan untuk menghindari sniper mengenali sasaran utamanya dengan mudah," terang Sjafrie.
Saat mendarat di Sarajevo, Sjafrie melihat senjata 12,7 mm yang biasa digunakan untuk merontokkan pesawat terbang terus mengikuti pesawat yang ditumpangi rombongannya. Saat konflik, lapangan terbang itu dikuasai dua pihak. Pihak Serbia menguasai landasan dari ujung ke ujung, sementara kiri-kanan landasan dikuasai Bosnia.
"Pak Harto turun dari pesawat dan berjalan dengan tenang. Melihat Pak Harto begitu tenang, moral dan kepercayaan diri kami sebagai pengawalnya pun ikut kuat, tenang dan mantap. Presiden saja berani, mengapa kami harus gelisah," tulis Sjafrie.
Pak Harto kemudian naik panser VAB yang disediakan PBB. Mereka melewati sniper valley, sebuah lembah yang penuh diisi penembak jitu dari kedua pihak yang bertikai. Untungnya tidak ada apa-apa selama perjalanan. Soeharto pun tiba di istana kepresidenan Bosnia yang saat itu keadaannya memprihatinkan. Tidak ada air sehingga air bersih harus diambil dengan ember. Selama pertemuan, Sjafrie melaporkan ada tembakan meriam tak jauh dari istana.
Setelah meninggalkan istana, Sjafrie pun bertanya pada Soeharto mengapa nekat mengunjungi Bosnia yang berbahaya. Termasuk menyampingkan keselamatan dirinya.
"Ya kita kan tidak punya uang. Kita ini pemimpin Negara Non Blok tetapi tidak punya uang. Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang ya kita datang saja. Kita tengok. Yang penting orang yang kita datangi merasa senang, morilnya naik dan mereka menjadi tambah semangat," jawab pak Harto.
Sjafrie terpesona mendengar jawaban ini.
sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/0...tak-punya-uang
0
7.1K
Kutip
47
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan