Amerika Membiarkan Israel Gempur Gaza

WASHINGTON — Amerika Serikat tidak akan menghalangi Israel jika mereka hendak menginvasi Gaza dari darat. “Saya kira setiap langkah yang mereka ambil, apakah serangan udara atau darat, merupakan bagian dari operasi. Itu semua terserah Israel,” kata juru bicara Gedung Putih, Gordon Johndroe, Jumat waktu setempat.

Serangan brutal Israel terhadap Gaza telah memasuki pekan kedua. Lebih dari 700 gempuran yang mereka lakukan menyebabkan 436 warga Palestina tewas, termasuk 75 anak-anak. Sedikitnya 2.290 orang cedera. Dari Gaza, milisi melepas 500-an roket ke wilayah Israel dan menewaskan empat penduduk sipil.

Pasukan udara Israel kemarin kembali membombardir Gaza. Akibatnya, sebuah masjid dan sekolah hancur, yang menyebabkan warga 14 tewas. Kali ini, pengeboman juga dilakukan pasukan artileri, sedangkan ribuan tentara dan tank Israel siap melakukan serangan darat.

Amerika tetap menyalahkan Hamas sebagai penyebab serangan Israel. “Gejolak ini dipicu oleh Hamas, kelompok teroris Palestina yang disokong Iran dan Suriah untuk menghancurkan Israel,” kata Presiden George W. Bush dalam pidato radio yang disiarkan kemarin. Ia mengajak semua pihak menekan Hamas agar menghentikan serangan roketnya terhadap Israel dan mengadakan gencatan senjata.

“Amerika Serikat sedang mengupayakan penyelesaian diplomatik untuk mencapai gencatan senjata,” kata Bush dalam pernyataan pertamanya sejak konflik ini pecah Sabtu pekan lalu. Ia mengaku sudah menghubungi Presiden Palestina Mahmud Abbas, Raja Abdullah bin Abdulaziz dari Arab Saudi, Raja Abdullah II dari Yordania, Presiden Hosni Mubarak dari Mesir, dan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert.

Amnesty International menyoroti keberpihakan Amerika Serikat itu. Lembaga independen ini kemarin mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice, meminta Amerika menunda pengiriman senjata ke Israel.

Zbigniew Brzezinski, penasihat keamanan nasional pada zaman Presiden Jimmy Carter, mengatakan sikap pemerintahan Bush itu menunjukkan kacaunya politik luar negeri Amerika. “Ini akan memicu makin radikalnya rakyat Palestina,” katanya kepada CNN.

Ia mengatakan Obama, yang akan menggantikan Bush pada 20 Januari mendatang, harus membuat langkah baru. Tapi sejauh ini Obama masih bungkam.

Kemarin berbagai unjuk rasa menentang agresi Israel terus berlangsung di berbagai daerah. Di Surabaya dan Samarinda, ratusan pelajar dan warga masyarakat turun ke jalan mengecam serangan Israel. Sedangkan warga Nahdlatul Ulama Jawa Timur menggelar istigasah untuk keselamatan umat Islam Palestina.

Besok Komite Masyarakat Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina akan berunjuk rasa di Kedutaan Besar Arab Saudi dan Mesir di Jakarta. “Kami akan menekan mereka menggunakan pengaruhnya untuk meminta Israel menghentikan pembantaian,” kata Geis Chalifah, koordinator aksi.

Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan menduga media- media Barat yang dikuasai Yahudi telah mencitrakan perjuangan Palestina sebagai perjuangan Islam. Tujuannya, mengurangi simpati internasional terhadap Palestina. Anis mengajak masyarakat mendukung perjuangan Palestina atas dasar anti terhadap penindasan.

Setelah 22 hari perang Gaza berlangsung, perhatian dunia begitu tertuju pada 2 bangsa di belahan bumi ini, yaitu bangsa Palestina dan bangsa Israel. Mereka yang masih memiliki hati nurani yang baik tentunya akan menolak segala aksi kekerasan yang dilakukan Israel, tidak hanya pada perang Gaza saja, tetapi juga di masa sebelumnya. Di lain pihak, mereka yang memiliki anggapan bahwa upaya pertahanan dan pembelaan yang dilakukan bangsa Palestina oleh para pejuang kemerdekaannya merupakan tindak terorisme, maka merka pun mendukung segala aksi yang dilakukan Israel. Mereka menganggap apa yang dilakukan Israel juga merupakan tindakan pertahanan atas roket-roket yang selama ini sering diluncurkan pihak HAMAS ke wilayah Israel.

1. Albert Einstein

2. Sigmund Freud

3. Karl Marx

4. Paul Samuelson

5. Milton Friedman

kapan ya indonesia produksi orang sperti itu