- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
---[share]wewengkon cirebon(berdasar peta 1857)---


TS
Foxadit
---[share]wewengkon cirebon(berdasar peta 1857)---
Quote:
mohon maaf bila saya ada salah2,saya hanya bermaksud untuk lebih mengenalkan agan2 terhadap kota wali yang 1 ini..
berikut adalah thread ane..
Dan ini nama-nama kota kecamatan yang ada di Karesidenan Cirebon (1856).
*bukti banten dikuasai cirebon:
Berdasarkan riset ini juga diketahui bahwa daerah ini (banten_red) berkembang pesat pada abad ke-16 saat Islam masuk pertama kali di wilayah ini. Perkembangan pemukiman ini kemudian meluas atau bergeser ke arah Serang dan ke arah pantai. Pada daerah pantai inilah kemudian didirikan Kesultanan Banten oleh Sunan Gunung Jati. Kesultanan ini seharusnya menguasai seluruh bekas Kerajaan Sunda di Jawa Barat. Hanya saja Sunda Kalapa atau Batavia direbut oleh Belanda serta Cirebon.
Cerita mitos, yang diduga paling tua pada masa awal Islamisasi daerah Banten, adalah terkait dengan cerita asal usul sebuah kampung yang bernama Kecirebonan. Kampung ini didirikan oleh Kibuyut Afil atas perintah Syarif Hidayatullah, yang kelak dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.
Untuk melaksanakan perintah tersebut, Kibuyut Afil pergi dari Cirebon ke Banten atas bimbingan gaib Sinuhun Panembahan Maulana Syarif Hidayatullah gelar Sunan Gunung Jati. Setibanya di Banten, Kibuyut Afil mulai mencari sebuah tempat untuk dijadikan tempat tinggal Syarif Hidayatullah.
Sementara itu, dari Cirebon Syarif Hidayatullah melemparkan sebuah tongkat ke arah Banten. Lemparan itu dilakukan oleh Syarif Hidayatullah seiring dengan keberangkatan Kibuyut Afil ke Banten. Tongkat itu jatuh di sebuah tempat yang sekarang bernama Kecirebonan dan di tempat itulah Kibuyut Afil mendirikan tempat tinggal untuk Syarif Hidayatullah.
Ketika Syarif Hidayatullah tiba di Banten untuk mengislamkan daerah ini, ia tinggal di kampung yang yang telah didirikan oleh Kibuyut Afil. Setelah memandang anaknya, Maulana Hasanudin, cukup ilmu untuk menyebarkan agama Islam, Syarif Hidayatullah meninggalkan Banten dan kembali Cirebon. Sementara itu, kampung sebagai tempat tinggal Syarif Hidayatullah terus dijaga oleh Kibuyut Afil sampai ia meninggal dunia.
Oleh karena itu, sampai sekarang kampung itu dinamai kampung Kacirebonan.
keterangan,
RESIDENTIE CHERIBON [1856]
Afdeeling Cheribon: 1 Kota Cheribon, 2 Loewar Kota, 3 Ploembon,
4 Beber, 5 Mandi Rantja, 6 Sindang Laoet, 7 Losari, 8 Gegesik.
Afdeeling Madjalengka: 9 Madjalengka, 10 Radja Galoe, 11 Djatiwangi,12 Palimanan, 13 Madja, 14 Telaga.
Afdeeling Koeningan: 15 Koeningan, 16 Kadoe Gede, 17 Lebak wangi, 18 Tjiawigebang, 19 Loerahagoeng
Afdeeling Galoe: 20 Tjiamies, 21 Kawali, 22 Pandjaloe, 23 Rantja
Afdeeling Indramajoe: 24 Indramajoe, 25 Karamgampel, 26 Sleman
Particulier Land Indramajoe: 27 Passekan, 28 Lobener, 29 Oedjoeng, 30 Djati Toejoe
Particulier Land Kandang Hawor: 31 Lelea, 32 Losarang, 33 Kandang Hawor, 34 Loewoeng Malang
Menurut tradisi lisan yang berkembang di Majalengka, perubahan nama Sindangkasih menjadi Majalengka terjadi setelah Nyi Rambut (Ambet) Kasih tokoh mitos yang dianggap sebagai penguasa pertama di Sindangkasih ngahiang (menghilang). Diduga hal itu terjadi pada pertengahan abad ke-16 [Bukan 1490?--Tatang. Kalau abad ke-16, ya Nyi Ambet/Rambut Kasih tidak sedang "men-sugih muktikan Sindang Kasih"--men-1490-kan!]
Uraian tersebut meskipun secara garis besar mengandung arti, bahwa secara metodologis, pemilihan tanggal 7 Juni 1490 sebagai hari jadi Kabupaten Majalengka, jelas salah. Walaupun tanggal 7 Juni (1490) dianggap sebagai hari jadi Majalengka, tanpa embel-embel kabupaten, tanggal itu tetap salah. Letak kesalahannya, tanggal itu tidak mengacu pada fakta/momentum yang seharusnya menjadi dasar acuan, baik fakta pembentukan Kabupaten Maja, maupun momentum perubahan nama Sindangkasih menjadi Majalengka.
Biar tambah parusingeun urang Majalengka, tah ini nukilan internet tentang Nyi Rambut Kasih yang lain (Versi Sumedang Larang)
Konon, menurut legenda, Prabu Tajimalela yang bergelar Batara Tuntang Buana atau Resi Cakrabuana, saat itu memiliki tiga orang putra, masing-masing Prabu Lembu Agung, Prabu Gajah Agung, dan Sunan Ulun (Catatan: Sunan Ulun Bukan Prabu Geusan Ulun/Raden Angka Wijaya Raja Sumedang Larang Terakhir ). Berdasarkan naskah Layang Darmaraja (layang = surat; dokumen), untuk menyerahkan tahta kerajaan kepada salah seorang putranya, Prabu Tajimalela mengadakan sebuah ujian untuk Prabu Gajah Agung dan Prabu Lembu Agung, tapi ketiga (kedua?Tatang) putranya itu ternyata tidak berkehendak menjadi raja. Sedangkan Sunan Ulun memilih menjadi Resi/Sunan/Ulama dan hijrah ke Talaga, Majalengka untuk menyebarkan ketauhidan dibantu oleh ibunya/istri Prabu Tajimalela (Ratu Endang Kasih/Ratu Rambut Kasih) yang berasal dari keturunan Sanghyang Talaga Majalengka. [Nah, jadi wajar kalau ada orang Talaga yang mengatakan bahwa menurut tradisi lisan, Ratu Rambut Kasih teh ngahiang (lenyap) di Sangiang, Talaga--Tatang].
Supaya tambah bingung, ini ceritera lain nu aya di internet (Maaf, bahasanya diedit lagi sebagian!).
Sekitar tahun 1480 (pertengahan abad XV) Masehi di Desa Sindangkasih, tiga kilometer arah selatan dari kota Majalengka, bersemayam seorang ratu yang bernama Nyi Rambut Kasih keturunan Prabu Siliwangi, yang masih teguh memeluk Agama Hindu.
Ratu masih bersaudara dengan Rarasantang, Kiansantang dan Walangsungsang, yang kesemuanya telah masuk agama Islam. Keberadaan Nyi Rambut Kasih di daerah Majalengka adalah bermula untuk menemui saudaranya di daerah Talaga yang bernama Raden Munding Sariageng, suami dari Ratu Mayang Karuna yang waktu itu memerintah di Talaga. Di perbatasan Majalengka Talaga, Ratu mendengar bahwa daerah Talaga (kerajaan Talaga, mencakup Maja dan bagian selatan MajalengkaPen) sudah masuk Islam. Oleh karena itu Ratu mengurungkan maksudnya ke Talaga, dan menetaplah Ratu tersebut di Sindangkasih (mendirikan kerajaan????memang punya siapa?Pen.), dengan daerahnya meliputi Sindangkasih, Kulur, Kawunghilir, Cieurih, Cicenang, Cigasong, Babakanjawa, Munjul dan Cijati. (Tuh, jadi Kawunggirang masuk Talaga).
Kira-kira tahun 1485 putera Raden Rangga Mantri ( Raja Kerajaan TalagaPen.) yang bernama Dalem Panuntun diperintahkan menjadi Dalem di Majalengka (Nah, lho, bukannya Sindangkasih menjadi bawahan Kerajaan Talaga, kalau begitu???Pen.), yang membawa akibat pemerintahan Nyi Rambut Kasih terjepit oleh pengaruh Agama Islam. (Sahibul hikayat yang lain menyebut tahun 1529 orang tua Dalem Panuntun (Panungtung?), yaitu Ratu Sunyalarang dan Raden Ragamantri masuk Islam. Lucu, ya?! Jadi, kan setelah Sindangkasih langka (1490) baru pada masuk Islam, dan mengirim Dalem Panuntun ke Sindangkasih (setelah hilang?!).
[Nah, tambah "pabaliut" lagi dengan ceritera ini: Akir abad XV Masehi, Majalengka telah berpenduduk Islam. Beliau sebelum wafat telah menunjuk putra-putranya untuk memerintah di daerah-daerah kekuasannya seperti halnya: Sunan Wanaperih untuk memegang tampuk di Walangsuji, Dalem Lumaju Agung di kawasan Maja, Dalem Panuntun di Majalengka, sedangkan putra pertamanya ialah Prabu Haurkuning di Talaga yang selang kemudian di Ciamis.]
Kemudian lagi pada tahun 1489 utusan Cirebon, Pangeran Muhammad dan isterinya Siti Armilah atau Gedeng Badori diperintahkan untuk mendatangi Nyi Rambut Kasih dengan maksud agar Ratu maupun Kerajaan Sindangkasih masuk Islam dan Kerajaan Sindangkasih masuk kawasan kesultanan Cirebon. Nyi Rambut Kasih menolak, timbul pertempuran antara pasukan Sindangkasih dengan pasukan Kesultanan Cirebon. Kerajaan Sindangkasih menyerah (cetak tebal dari pengutipTatang) dan masuk Islam, sedangkan Nyi Rambut kasih tetap memeluk agama Hindu. Mulai saat inilah (cetak tebal dari Pengutip) ada Candra Sangkala Sindang Kasih Sugih Mukti tahun 1490.
hanya share,jika ada pemberian 'good reputation point' (GRP),saya jga tidak menolak.
terima kasih.
matursuwun engast kagem mas, ingkang kula mboten sumerep wastanipun, ingkang sampum ngupahi ijem2 kagem kula..

sumber:
ternyata ada yang kasih cendol....
berikut adalah thread ane..
Dan ini nama-nama kota kecamatan yang ada di Karesidenan Cirebon (1856).
*bukti banten dikuasai cirebon:
Berdasarkan riset ini juga diketahui bahwa daerah ini (banten_red) berkembang pesat pada abad ke-16 saat Islam masuk pertama kali di wilayah ini. Perkembangan pemukiman ini kemudian meluas atau bergeser ke arah Serang dan ke arah pantai. Pada daerah pantai inilah kemudian didirikan Kesultanan Banten oleh Sunan Gunung Jati. Kesultanan ini seharusnya menguasai seluruh bekas Kerajaan Sunda di Jawa Barat. Hanya saja Sunda Kalapa atau Batavia direbut oleh Belanda serta Cirebon.
Spoiler for kampung cirebon:
Cerita mitos, yang diduga paling tua pada masa awal Islamisasi daerah Banten, adalah terkait dengan cerita asal usul sebuah kampung yang bernama Kecirebonan. Kampung ini didirikan oleh Kibuyut Afil atas perintah Syarif Hidayatullah, yang kelak dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.
Untuk melaksanakan perintah tersebut, Kibuyut Afil pergi dari Cirebon ke Banten atas bimbingan gaib Sinuhun Panembahan Maulana Syarif Hidayatullah gelar Sunan Gunung Jati. Setibanya di Banten, Kibuyut Afil mulai mencari sebuah tempat untuk dijadikan tempat tinggal Syarif Hidayatullah.
Sementara itu, dari Cirebon Syarif Hidayatullah melemparkan sebuah tongkat ke arah Banten. Lemparan itu dilakukan oleh Syarif Hidayatullah seiring dengan keberangkatan Kibuyut Afil ke Banten. Tongkat itu jatuh di sebuah tempat yang sekarang bernama Kecirebonan dan di tempat itulah Kibuyut Afil mendirikan tempat tinggal untuk Syarif Hidayatullah.
Ketika Syarif Hidayatullah tiba di Banten untuk mengislamkan daerah ini, ia tinggal di kampung yang yang telah didirikan oleh Kibuyut Afil. Setelah memandang anaknya, Maulana Hasanudin, cukup ilmu untuk menyebarkan agama Islam, Syarif Hidayatullah meninggalkan Banten dan kembali Cirebon. Sementara itu, kampung sebagai tempat tinggal Syarif Hidayatullah terus dijaga oleh Kibuyut Afil sampai ia meninggal dunia.
Oleh karena itu, sampai sekarang kampung itu dinamai kampung Kacirebonan.
keterangan,
RESIDENTIE CHERIBON [1856]
Afdeeling Cheribon: 1 Kota Cheribon, 2 Loewar Kota, 3 Ploembon,
4 Beber, 5 Mandi Rantja, 6 Sindang Laoet, 7 Losari, 8 Gegesik.
Afdeeling Madjalengka: 9 Madjalengka, 10 Radja Galoe, 11 Djatiwangi,12 Palimanan, 13 Madja, 14 Telaga.
Afdeeling Koeningan: 15 Koeningan, 16 Kadoe Gede, 17 Lebak wangi, 18 Tjiawigebang, 19 Loerahagoeng
Afdeeling Galoe: 20 Tjiamies, 21 Kawali, 22 Pandjaloe, 23 Rantja
Afdeeling Indramajoe: 24 Indramajoe, 25 Karamgampel, 26 Sleman
Particulier Land Indramajoe: 27 Passekan, 28 Lobener, 29 Oedjoeng, 30 Djati Toejoe
Particulier Land Kandang Hawor: 31 Lelea, 32 Losarang, 33 Kandang Hawor, 34 Loewoeng Malang
Menurut tradisi lisan yang berkembang di Majalengka, perubahan nama Sindangkasih menjadi Majalengka terjadi setelah Nyi Rambut (Ambet) Kasih tokoh mitos yang dianggap sebagai penguasa pertama di Sindangkasih ngahiang (menghilang). Diduga hal itu terjadi pada pertengahan abad ke-16 [Bukan 1490?--Tatang. Kalau abad ke-16, ya Nyi Ambet/Rambut Kasih tidak sedang "men-sugih muktikan Sindang Kasih"--men-1490-kan!]
Uraian tersebut meskipun secara garis besar mengandung arti, bahwa secara metodologis, pemilihan tanggal 7 Juni 1490 sebagai hari jadi Kabupaten Majalengka, jelas salah. Walaupun tanggal 7 Juni (1490) dianggap sebagai hari jadi Majalengka, tanpa embel-embel kabupaten, tanggal itu tetap salah. Letak kesalahannya, tanggal itu tidak mengacu pada fakta/momentum yang seharusnya menjadi dasar acuan, baik fakta pembentukan Kabupaten Maja, maupun momentum perubahan nama Sindangkasih menjadi Majalengka.
Biar tambah parusingeun urang Majalengka, tah ini nukilan internet tentang Nyi Rambut Kasih yang lain (Versi Sumedang Larang)
Konon, menurut legenda, Prabu Tajimalela yang bergelar Batara Tuntang Buana atau Resi Cakrabuana, saat itu memiliki tiga orang putra, masing-masing Prabu Lembu Agung, Prabu Gajah Agung, dan Sunan Ulun (Catatan: Sunan Ulun Bukan Prabu Geusan Ulun/Raden Angka Wijaya Raja Sumedang Larang Terakhir ). Berdasarkan naskah Layang Darmaraja (layang = surat; dokumen), untuk menyerahkan tahta kerajaan kepada salah seorang putranya, Prabu Tajimalela mengadakan sebuah ujian untuk Prabu Gajah Agung dan Prabu Lembu Agung, tapi ketiga (kedua?Tatang) putranya itu ternyata tidak berkehendak menjadi raja. Sedangkan Sunan Ulun memilih menjadi Resi/Sunan/Ulama dan hijrah ke Talaga, Majalengka untuk menyebarkan ketauhidan dibantu oleh ibunya/istri Prabu Tajimalela (Ratu Endang Kasih/Ratu Rambut Kasih) yang berasal dari keturunan Sanghyang Talaga Majalengka. [Nah, jadi wajar kalau ada orang Talaga yang mengatakan bahwa menurut tradisi lisan, Ratu Rambut Kasih teh ngahiang (lenyap) di Sangiang, Talaga--Tatang].
Supaya tambah bingung, ini ceritera lain nu aya di internet (Maaf, bahasanya diedit lagi sebagian!).
Sekitar tahun 1480 (pertengahan abad XV) Masehi di Desa Sindangkasih, tiga kilometer arah selatan dari kota Majalengka, bersemayam seorang ratu yang bernama Nyi Rambut Kasih keturunan Prabu Siliwangi, yang masih teguh memeluk Agama Hindu.
Ratu masih bersaudara dengan Rarasantang, Kiansantang dan Walangsungsang, yang kesemuanya telah masuk agama Islam. Keberadaan Nyi Rambut Kasih di daerah Majalengka adalah bermula untuk menemui saudaranya di daerah Talaga yang bernama Raden Munding Sariageng, suami dari Ratu Mayang Karuna yang waktu itu memerintah di Talaga. Di perbatasan Majalengka Talaga, Ratu mendengar bahwa daerah Talaga (kerajaan Talaga, mencakup Maja dan bagian selatan MajalengkaPen) sudah masuk Islam. Oleh karena itu Ratu mengurungkan maksudnya ke Talaga, dan menetaplah Ratu tersebut di Sindangkasih (mendirikan kerajaan????memang punya siapa?Pen.), dengan daerahnya meliputi Sindangkasih, Kulur, Kawunghilir, Cieurih, Cicenang, Cigasong, Babakanjawa, Munjul dan Cijati. (Tuh, jadi Kawunggirang masuk Talaga).
Kira-kira tahun 1485 putera Raden Rangga Mantri ( Raja Kerajaan TalagaPen.) yang bernama Dalem Panuntun diperintahkan menjadi Dalem di Majalengka (Nah, lho, bukannya Sindangkasih menjadi bawahan Kerajaan Talaga, kalau begitu???Pen.), yang membawa akibat pemerintahan Nyi Rambut Kasih terjepit oleh pengaruh Agama Islam. (Sahibul hikayat yang lain menyebut tahun 1529 orang tua Dalem Panuntun (Panungtung?), yaitu Ratu Sunyalarang dan Raden Ragamantri masuk Islam. Lucu, ya?! Jadi, kan setelah Sindangkasih langka (1490) baru pada masuk Islam, dan mengirim Dalem Panuntun ke Sindangkasih (setelah hilang?!).
[Nah, tambah "pabaliut" lagi dengan ceritera ini: Akir abad XV Masehi, Majalengka telah berpenduduk Islam. Beliau sebelum wafat telah menunjuk putra-putranya untuk memerintah di daerah-daerah kekuasannya seperti halnya: Sunan Wanaperih untuk memegang tampuk di Walangsuji, Dalem Lumaju Agung di kawasan Maja, Dalem Panuntun di Majalengka, sedangkan putra pertamanya ialah Prabu Haurkuning di Talaga yang selang kemudian di Ciamis.]
Kemudian lagi pada tahun 1489 utusan Cirebon, Pangeran Muhammad dan isterinya Siti Armilah atau Gedeng Badori diperintahkan untuk mendatangi Nyi Rambut Kasih dengan maksud agar Ratu maupun Kerajaan Sindangkasih masuk Islam dan Kerajaan Sindangkasih masuk kawasan kesultanan Cirebon. Nyi Rambut Kasih menolak, timbul pertempuran antara pasukan Sindangkasih dengan pasukan Kesultanan Cirebon. Kerajaan Sindangkasih menyerah (cetak tebal dari pengutipTatang) dan masuk Islam, sedangkan Nyi Rambut kasih tetap memeluk agama Hindu. Mulai saat inilah (cetak tebal dari Pengutip) ada Candra Sangkala Sindang Kasih Sugih Mukti tahun 1490.
hanya share,jika ada pemberian 'good reputation point' (GRP),saya jga tidak menolak.
terima kasih.
matursuwun engast kagem mas, ingkang kula mboten sumerep wastanipun, ingkang sampum ngupahi ijem2 kagem kula..

sumber:
Spoiler for sembur:
-http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&biw=1024&bih=576&site=search&tbm=isch&sa=1&q=peta+wewengkon+cirebon&aq=f&aqi=&aql=&oq=
-Tatang M. Amirin, dosen tetap di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
-humaspdg.wordpress.com
-Tatang M. Amirin, dosen tetap di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
-humaspdg.wordpress.com
ternyata ada yang kasih cendol....

Spoiler for terima kasih:
UPDATE PADA HALAMAN KE 2....
Diubah oleh Foxadit 11-09-2013 03:33




4iinch dan anasabila memberi reputasi
2
7.3K
Kutip
46
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan