- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Yang mau tau: Suka duka Debt Collector
TS
nevertalk
Yang mau tau: Suka duka Debt Collector
Penagih utang kerap dipandang sebagai sosok yang kasar dan intimidatif. Namun di dalam prakteknya, tidak sedikit nasabah nakal yang intimidatif bahkan membawa-membawa oknum aparat hanya agar tidak perlu melunasi tunggakan utang kredit.
"Ya berisiko tinggi juga pekerjaan ini," ujar Oki, kepala bagian sebuah perusahaan pembiyaan kredit kendaraan bermotor di Kemayoran, Jakarta, Sabtu (2/4/2011).
Sebelum sampai pada posisinya sekarang, selama delapan tahun Oki malang melintang sebagai penagih hutang cicilan kredit motor. Berbagai kejadian pernah dialaminya ketika datang ke kediaman nasabah bermasalah untuk membicarakan penyelesaian tunggakan kredit.
"Saya pernah menagih nasabah di Bekasi Timur yang ternyata bos preman. Saya dikepung anak buahnya. Motor saya disandera, saya disuruh pulang," kenang Oki.
Tidak selalu upaya jemput bola tersebut mendatangkan hasil positif gara-gara si nasabah yang dicari sudah pindah tempat tinggal. Tidak sedikit pula kasus sepeda motor sudah dijual sehingga menjadi alasan untuk tidak menruskan pembayaran cicilan kredit.
Bila dua kondisi tersebut yang terjadi, maka giliran 'Tim Buser' yang menangani kasusnya. Mereka adalah para penagih hutang yang secara khusus menyisiri jalanan untuk mencari sepeda motor yang cicilan kreditnya tertunggak.
"Patokannya adalah nomor polisi. Begitu ada sepeda motor itu melintas, langsung kita kejar untuk diminta berhenti lalu kita arahnya ke kantor dealer. Memang kasar dan nggak sopan kelihatannya, tapi kalau nggak begitu ya hilang lagi," papar Oki.
Menurutnya proses mengejar dan menarik motor dari jalanan, jauh lebih berisiko. Sebab tak jarang si pengendara tidak tahu bahwa motor yang dikendarainya terlibat kredit macet, tidak heran bila ada yang menuding Tim Buser ini adalah kawanan pencoleng.
"Ada anak buah saya yang sampai dikeroyok massa karena diteriaki maling. Ada juga nasabah yang sampai bawa-bawa ormas, oknum aparat, pengacara ke kantor," imbuh dia.
Menghadapi nasabah nakal yang ngotot demikian, pihak perusahaan pembiayaan punya jurus ampuh. Yaitu menantang nasabah membuktikan klaim kepemilikan dengan cara menunjukkan BPKP.
"Mereka pasti tidak punya. Sebab selama kredit belum lunas, BPKB ada di kita. Kalau sudah begini, biasanya oknum aparat yang tadinya gebrak-gebrak meja akan mundur, tapi ganti premannya yang maju bikin ribut. Hahaha....," gelak Oki.
"Ya berisiko tinggi juga pekerjaan ini," ujar Oki, kepala bagian sebuah perusahaan pembiyaan kredit kendaraan bermotor di Kemayoran, Jakarta, Sabtu (2/4/2011).
Sebelum sampai pada posisinya sekarang, selama delapan tahun Oki malang melintang sebagai penagih hutang cicilan kredit motor. Berbagai kejadian pernah dialaminya ketika datang ke kediaman nasabah bermasalah untuk membicarakan penyelesaian tunggakan kredit.
"Saya pernah menagih nasabah di Bekasi Timur yang ternyata bos preman. Saya dikepung anak buahnya. Motor saya disandera, saya disuruh pulang," kenang Oki.
Tidak selalu upaya jemput bola tersebut mendatangkan hasil positif gara-gara si nasabah yang dicari sudah pindah tempat tinggal. Tidak sedikit pula kasus sepeda motor sudah dijual sehingga menjadi alasan untuk tidak menruskan pembayaran cicilan kredit.
Bila dua kondisi tersebut yang terjadi, maka giliran 'Tim Buser' yang menangani kasusnya. Mereka adalah para penagih hutang yang secara khusus menyisiri jalanan untuk mencari sepeda motor yang cicilan kreditnya tertunggak.
"Patokannya adalah nomor polisi. Begitu ada sepeda motor itu melintas, langsung kita kejar untuk diminta berhenti lalu kita arahnya ke kantor dealer. Memang kasar dan nggak sopan kelihatannya, tapi kalau nggak begitu ya hilang lagi," papar Oki.
Menurutnya proses mengejar dan menarik motor dari jalanan, jauh lebih berisiko. Sebab tak jarang si pengendara tidak tahu bahwa motor yang dikendarainya terlibat kredit macet, tidak heran bila ada yang menuding Tim Buser ini adalah kawanan pencoleng.
"Ada anak buah saya yang sampai dikeroyok massa karena diteriaki maling. Ada juga nasabah yang sampai bawa-bawa ormas, oknum aparat, pengacara ke kantor," imbuh dia.
Menghadapi nasabah nakal yang ngotot demikian, pihak perusahaan pembiayaan punya jurus ampuh. Yaitu menantang nasabah membuktikan klaim kepemilikan dengan cara menunjukkan BPKP.
"Mereka pasti tidak punya. Sebab selama kredit belum lunas, BPKB ada di kita. Kalau sudah begini, biasanya oknum aparat yang tadinya gebrak-gebrak meja akan mundur, tapi ganti premannya yang maju bikin ribut. Hahaha....," gelak Oki.
0
26K
35
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan