- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dempo dragonfly society - indonesia
TS
io_latrans
Dempo dragonfly society - indonesia
DIJAMIN TIDAK walopun ane masih nubi
agan2 pasti masih belum tau sama komunitas yang satu ini:
dari namanya, komunitas ini berhubungan sama capung.
ya, gan ini adalah komunitas yang concern terhadap capung.
ane mau memperkenalkan komunitas ini
agan2 pasti masih belum tau sama komunitas yang satu ini:
dari namanya, komunitas ini berhubungan sama capung.
ya, gan ini adalah komunitas yang concern terhadap capung.
ane mau memperkenalkan komunitas ini
taukah agan2 bahwa ini adalah komunitas pemerhati capung pertama di INDONESIA?
ini dia lengkapnya:
Spoiler for about:
Dempo Dragonfly Society (Indonesia) adalah komunitas terbuka terdiri dari pelajar, mahasiswa, umum, yang mencintai berbagai jenis Capung sebagai indikator lingkungan hidup yang sehat dan menjunjung tinggi keanekaragaman hayati. Terbentuk pada tanggal 15 September 2010 di SMAK St Albertus Malang yang lebih dikenal dimasyarakat dengan nama SMA Dempo Malang. Awal terbentuk dari beberapa anak muda SMAK St Albertus Malang yang tertarik untuk memperhatikan Capung melalui fotografi. Selanjutnya, kami berusaha mendedikasikan di dalam setiap aktifitas kegiatan tidak hanya melalui seni fotografi tetapi kegiatan penelitian dan pengamatan, pendidikan dan perluasan informasi Capung bagi semua sehingga lebih mengenal dan mencintai keberadaan Capung (dragonfly dan damselfly) karena spesiesnya semakin hari dirasakan berkurang.
visi dan misi
Spoiler for visi:
Visi:
Terciptanya kelangsungan keanekaragaman-hayati Capung (dragonfly dan damselfly) sebagai pusaka alam kita.
Misi:
1.\tMenjaga kelestarian pusaka alam melalui Capung (dragonfly dan damselfly) sebagai fokus kegiatannya.
2.\tMengusahakan perbaikan habitat Capung dan pemanfaatnya secara kultural, ekologi, maupun ekonomi.
3.\tMelakukan pendidikan publik agar masyarakat mencintai Capung dan menghargai jasa-jasanya bagi lingkungan hidup dan sejarah peradaban.
Terciptanya kelangsungan keanekaragaman-hayati Capung (dragonfly dan damselfly) sebagai pusaka alam kita.
Misi:
1.\tMenjaga kelestarian pusaka alam melalui Capung (dragonfly dan damselfly) sebagai fokus kegiatannya.
2.\tMengusahakan perbaikan habitat Capung dan pemanfaatnya secara kultural, ekologi, maupun ekonomi.
3.\tMelakukan pendidikan publik agar masyarakat mencintai Capung dan menghargai jasa-jasanya bagi lingkungan hidup dan sejarah peradaban.
ini gan prgram2nya:
Spoiler for program:
Program:
\tPengembangan Jaringan
o\tDempo Dragonfly Society Indonesia berusaha menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, baik individu dan lembaga/instansi, untuk lebih memaksimalkan arah tujuan pencapaian misi.
\tPeningkatan kapasitas
o\tDempo Dragonfly Society Indonesia berusaha untuk mengembangkan potensi setiap anggota dan simpatisan pecinta Capung sehingga bisa memaksimalkan arah tujuan pencapaian misi.
\tPenelitian dan pengamatan
o\tDempo Dragonfly Society Indonesia berusaha untuk melakukan penelitian dan pengamatan, baik dari sisi pandang Keanekaragaman Hayati dan sisi pandang persepsi masyarakat melalui situasi kondisi Sosial Budaya.
\tPengumpulan, pengelolaan data dan informasi
o\tData dan informasi mengenai Odonata (dragonfly dan damselfly) di Indonesia pada umumnya masih sangat minim sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan sebagai bahan referensi masih sangat sulit.
Dempo Dragonfly Society Indonesia diharapkan dapat menjadi wadah dan rujukan bagi siapa saja pecinta Capung untuk menjadi tempat data tentang Capung yang ada di Malang khususnya, ataupun di Indonesia pada umumnya.
Dari bulan September 2010 semenjak dibentuknya Dempo Dragonfly Society berusaha bekerjasama dengan berbagai pihak baik individu ataupun lembaga untuk melakukan pengumpulan data dan informasi Odonata.
o\tData dan Informasi mengenai Capung yang sudah berhasil dikumpulkan di sekitar Malang, Indonesia kemudian dikelola sebagai rujukan yang menunjang pembelajaran di dunia pendidikan ataupun sebagai bahan rujukan untuk mengajukan kegiatan Konservasi Capung di beberapa tempat di Malang, Indonesia.
\tPembuatan Media Kreatif, Fundraising.
Capung sebagai inspirasi pembuatan media kreatif yang bisa ditempatkan diberbagai media seni dan bisa mendukung kebutuhan fundraising, kampanye.
\tPengembangan Jaringan
o\tDempo Dragonfly Society Indonesia berusaha menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, baik individu dan lembaga/instansi, untuk lebih memaksimalkan arah tujuan pencapaian misi.
\tPeningkatan kapasitas
o\tDempo Dragonfly Society Indonesia berusaha untuk mengembangkan potensi setiap anggota dan simpatisan pecinta Capung sehingga bisa memaksimalkan arah tujuan pencapaian misi.
\tPenelitian dan pengamatan
o\tDempo Dragonfly Society Indonesia berusaha untuk melakukan penelitian dan pengamatan, baik dari sisi pandang Keanekaragaman Hayati dan sisi pandang persepsi masyarakat melalui situasi kondisi Sosial Budaya.
\tPengumpulan, pengelolaan data dan informasi
o\tData dan informasi mengenai Odonata (dragonfly dan damselfly) di Indonesia pada umumnya masih sangat minim sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan sebagai bahan referensi masih sangat sulit.
Dempo Dragonfly Society Indonesia diharapkan dapat menjadi wadah dan rujukan bagi siapa saja pecinta Capung untuk menjadi tempat data tentang Capung yang ada di Malang khususnya, ataupun di Indonesia pada umumnya.
Dari bulan September 2010 semenjak dibentuknya Dempo Dragonfly Society berusaha bekerjasama dengan berbagai pihak baik individu ataupun lembaga untuk melakukan pengumpulan data dan informasi Odonata.
o\tData dan Informasi mengenai Capung yang sudah berhasil dikumpulkan di sekitar Malang, Indonesia kemudian dikelola sebagai rujukan yang menunjang pembelajaran di dunia pendidikan ataupun sebagai bahan rujukan untuk mengajukan kegiatan Konservasi Capung di beberapa tempat di Malang, Indonesia.
\tPembuatan Media Kreatif, Fundraising.
Capung sebagai inspirasi pembuatan media kreatif yang bisa ditempatkan diberbagai media seni dan bisa mendukung kebutuhan fundraising, kampanye.
ini gan foto2 kegiatannya gan:
Spoiler for pic:
lah untuk foto yang terakhir itu gan adalah foto tim penulis DDS yang artikelnya masuk Kompas MuDA. ini gan artikelnya:
Spoiler for artikel:
Mengungkap Misteri Capung Brantas
Zaman sekarang masih main di sungai? Yap, jangan salah, main di sungai jadi agenda favorit Dempo Dragonfly Society (DDS) untuk memburu serangga yang menginspirasi desain pesawat terbang ini. Penasaran?
DDS adalah kelompok anak muda yang mau belajar mengenal capung. Ya, serangga tercepat terbang itu adalah capung. Berawal dari hobi fotografi, anak-anak SMAK St Albertus (lebih dikenal SMA Dempo), Malang, terpikat keindahan capung.
Sorot matanya tajam seperti pasukan baja hitam, tubuh dan sayapnya cantik berwarna-warni. Pergerakan sayapnya sekeren helikopter, dan kalau udah nungging... bak foto model!
Eitss, masih ada lagi keistimewaan capung. Tak hanya indah dipandang, capung juga memberi manfaat bagi manusia. Salah satunya, membantu mengetahui kualitas air di lingkungan sekitar kita.
Boleh senang kalau masih bisa bertemu banyak capung karena itu tandanya perairan kita relatif bersih dari pencemaran. Kenapa? Karena telur dan nimfa hanya bisa berkembang biak dan bertahan hidup di perairan yang tak tercemar.
Sungai Brantas yang panjangnya 320 kilometer itu bermata air di Desa Sumber Brantas (Kota Batu). Sungai ini mengaliri 16 kabupaten/kota di Jawa Timur seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, dan Mojokerto.
Sayangnya, sungai sepanjang Brantas pun tak luput dari pencemaran pestisida, limbah pertanian, limbah permukiman, sampai limbah industri. Padahal, masyarakat di sepanjang aliran sungai amat bergantung dalam hal irigasi dan bahan baku air minum. Sama dengan capung yang kena imbasnya karena habitat mereka makin tak layak.
Nah, karena itu DDS terdorong mempelajari capung yang masih dapat ditemui dan menyusun dokumentasi keanekaragaman capung di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas wilayah Malang.
Mengenal capung
Capung (Jawa: kinjeng/gantrung/kutrik, Sunda: papatong, Banjarmasin: kasasiur) tak pernah jauh dari air. Ia selalu di dekat genangan air, aliran sungai, atau rawa-rawa. Ia juga senang dengan cuaca cerah dan terik. Ada dua jenis yang biasa kita temui, yaitu capung biasa (dragonfly) dan capung jarum (damselfly), keduanya termasuk ordo Odonata.
Mudah kok membedakan keduanya. Capung jarum tubuhnya lebih kecil dan ramping dibandingkan capung biasa yang tubuhnya besar dan terlihat kokoh.
Kalau pernah bertemu capung yang terbang cepat, itu adalah capung biasa. Sebab, capung jarum terbang dengan lemah sehingga wilayah jelajahnya tak seluas capung biasa.
Daur hidup capung ada 3 tahap, yaitu telur-nimfa-dewasa. Telur berkembang menjadi nimfa yang hidup dengan insang di dalam air. Nimfa hidup di air selama beberapa bulan hingga tahun. Kemudian ia akan naik ke permukaan dengan memanjat batang dan daun tumbuhan air sebelum melepaskan kulitnya menjadi capung dewasa.
Kegiatan DDS
DDS beraktivitas sejak pertengahan tahun lalu. Agenda wajib: menyusuri sungai atau rawa berburu capung. Bermodal kamera dan berani kotor, DDS mendokumentasikan spesies capung dalam bentuk foto. Sudah 26 jenis capung biasa dan capung jarum yang berhasil didokumentasikan.
Mendokumentasikan capung bukan perkara gampang lho! Kesabaran dan ketekunan benar-benar diuji. Berulang kali gemes karena capung yang mau dipotret enggak bisa diam.
Hinggap beberapa detik, terbang. Sering harus masuk ke dalam air setinggi paha hingga perut, untuk mengabadikan capung yang sedang menjalani masa reproduksi.
DDS juga mengamati habitat dan kehidupan capung. Untuk mendapatkan itu semua, kita kudu rajin menyusuri sungai atau rawa karena setiap kesempatan menyajikan momen yang berbeda.
Sebaliknya, pada satu kesempatan kita bisa melihat banyak momen sekaligus, mulai dari capung jantan sedang merayu betina sebelum bereproduksi, betina sedang bertelur, hingga pertarungan capung jantan merebut betina.
Tapi enggak melulu di sungai. DDS juga harus membolak-balik buku untuk mengidentifikasi setiap jenis capung yang ditemukan. Sayangnya, buku referensi mengenai capung jarang ditemukan di Indonesia, harus rajin browsing internet.
Dari 26 spesies, 20 di antaranya sudah diketahui namanya, seperti Neurothemis ramburii ramburii, Libellago lineata indica, Trithemis festiva, Tholymis tillarga, dan Aciagrion occidentale.
Nah, untuk setahun ke depan, DDS akan membuat insektarium, membuat kolam pengamatan capung, serta sosialisasi dan kampanye tentang keberadaan capung di tengah kehidupan manusia.
Zaman sekarang masih main di sungai? Yap, jangan salah, main di sungai jadi agenda favorit Dempo Dragonfly Society (DDS) untuk memburu serangga yang menginspirasi desain pesawat terbang ini. Penasaran?
DDS adalah kelompok anak muda yang mau belajar mengenal capung. Ya, serangga tercepat terbang itu adalah capung. Berawal dari hobi fotografi, anak-anak SMAK St Albertus (lebih dikenal SMA Dempo), Malang, terpikat keindahan capung.
Sorot matanya tajam seperti pasukan baja hitam, tubuh dan sayapnya cantik berwarna-warni. Pergerakan sayapnya sekeren helikopter, dan kalau udah nungging... bak foto model!
Eitss, masih ada lagi keistimewaan capung. Tak hanya indah dipandang, capung juga memberi manfaat bagi manusia. Salah satunya, membantu mengetahui kualitas air di lingkungan sekitar kita.
Boleh senang kalau masih bisa bertemu banyak capung karena itu tandanya perairan kita relatif bersih dari pencemaran. Kenapa? Karena telur dan nimfa hanya bisa berkembang biak dan bertahan hidup di perairan yang tak tercemar.
Sungai Brantas yang panjangnya 320 kilometer itu bermata air di Desa Sumber Brantas (Kota Batu). Sungai ini mengaliri 16 kabupaten/kota di Jawa Timur seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, dan Mojokerto.
Sayangnya, sungai sepanjang Brantas pun tak luput dari pencemaran pestisida, limbah pertanian, limbah permukiman, sampai limbah industri. Padahal, masyarakat di sepanjang aliran sungai amat bergantung dalam hal irigasi dan bahan baku air minum. Sama dengan capung yang kena imbasnya karena habitat mereka makin tak layak.
Nah, karena itu DDS terdorong mempelajari capung yang masih dapat ditemui dan menyusun dokumentasi keanekaragaman capung di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas wilayah Malang.
Mengenal capung
Capung (Jawa: kinjeng/gantrung/kutrik, Sunda: papatong, Banjarmasin: kasasiur) tak pernah jauh dari air. Ia selalu di dekat genangan air, aliran sungai, atau rawa-rawa. Ia juga senang dengan cuaca cerah dan terik. Ada dua jenis yang biasa kita temui, yaitu capung biasa (dragonfly) dan capung jarum (damselfly), keduanya termasuk ordo Odonata.
Mudah kok membedakan keduanya. Capung jarum tubuhnya lebih kecil dan ramping dibandingkan capung biasa yang tubuhnya besar dan terlihat kokoh.
Kalau pernah bertemu capung yang terbang cepat, itu adalah capung biasa. Sebab, capung jarum terbang dengan lemah sehingga wilayah jelajahnya tak seluas capung biasa.
Daur hidup capung ada 3 tahap, yaitu telur-nimfa-dewasa. Telur berkembang menjadi nimfa yang hidup dengan insang di dalam air. Nimfa hidup di air selama beberapa bulan hingga tahun. Kemudian ia akan naik ke permukaan dengan memanjat batang dan daun tumbuhan air sebelum melepaskan kulitnya menjadi capung dewasa.
Kegiatan DDS
DDS beraktivitas sejak pertengahan tahun lalu. Agenda wajib: menyusuri sungai atau rawa berburu capung. Bermodal kamera dan berani kotor, DDS mendokumentasikan spesies capung dalam bentuk foto. Sudah 26 jenis capung biasa dan capung jarum yang berhasil didokumentasikan.
Mendokumentasikan capung bukan perkara gampang lho! Kesabaran dan ketekunan benar-benar diuji. Berulang kali gemes karena capung yang mau dipotret enggak bisa diam.
Hinggap beberapa detik, terbang. Sering harus masuk ke dalam air setinggi paha hingga perut, untuk mengabadikan capung yang sedang menjalani masa reproduksi.
DDS juga mengamati habitat dan kehidupan capung. Untuk mendapatkan itu semua, kita kudu rajin menyusuri sungai atau rawa karena setiap kesempatan menyajikan momen yang berbeda.
Sebaliknya, pada satu kesempatan kita bisa melihat banyak momen sekaligus, mulai dari capung jantan sedang merayu betina sebelum bereproduksi, betina sedang bertelur, hingga pertarungan capung jantan merebut betina.
Tapi enggak melulu di sungai. DDS juga harus membolak-balik buku untuk mengidentifikasi setiap jenis capung yang ditemukan. Sayangnya, buku referensi mengenai capung jarang ditemukan di Indonesia, harus rajin browsing internet.
Dari 26 spesies, 20 di antaranya sudah diketahui namanya, seperti Neurothemis ramburii ramburii, Libellago lineata indica, Trithemis festiva, Tholymis tillarga, dan Aciagrion occidentale.
Nah, untuk setahun ke depan, DDS akan membuat insektarium, membuat kolam pengamatan capung, serta sosialisasi dan kampanye tentang keberadaan capung di tengah kehidupan manusia.
keren ya gan! silahkan mampir di blog dan facebook DDS - Indonesia
http://indonesiadragonfly.wordpress.com
Facebook : Dempo Dragonfly Society - Indonesia
twitter: DDS_Indonesia
email: dds.indonesia@gmail.com
jangan bata ya gan! cendol aja gan
0
2.1K
Kutip
16
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan