- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
10 Obyek Wisata Imlek & Cap Go Meh Di Indonesia
TS
FrankAlvino08
10 Obyek Wisata Imlek & Cap Go Meh Di Indonesia
Spoiler for no repost:
Quote:
Quote:
10 Obyek Wisata Imlek & Cap Go Meh Di Indonesia
Quote:
WARGA Tionghoa atau China memiliki ciri tersendiri dari merayakan pergantian tahun. Biasanya acara pergantian tahun disebut dengan perayaan imlek.
Perayaaan Imlek identik dengan pernak-pernik dan kebiasaan para pelakunya, seperti membagi-bagikan angpau kepada yang lebih muda atau belum menikah, pertunjukan Barongsai dan Liong, kue keranjang, dan berkunjung ke rumah kerabat dan teman.
Imlek dirayakan selama 15 hari berturut-turut dan hari puncaknya disebut dengan Cap Go Meh. Dalam tradisi Hokkian, malam ke-15 merupakan puncak perayaan Imlek, oleh karenanya Cap Go Meh dirayakan secara khusus.
Bagi mereka yang senang traveling, perayaan Imlek dan Cap Go Meh dengan segala macam atributnya menjadi daya tarik tersendiri. Di Indonesia ada sejumlah tempat menarik yang ramai dikunjungi orang untuk menjalani, menikmati arsitektur khas, dan merekam prosesi kegiatan seputar Imlek dan Cap Go Meh. Dari sejumlah tempat itu, ada 10 tempat untuk berwisata Imlek & Cap Go Meh seperti terangkum di bawah ini.
Perayaaan Imlek identik dengan pernak-pernik dan kebiasaan para pelakunya, seperti membagi-bagikan angpau kepada yang lebih muda atau belum menikah, pertunjukan Barongsai dan Liong, kue keranjang, dan berkunjung ke rumah kerabat dan teman.
Imlek dirayakan selama 15 hari berturut-turut dan hari puncaknya disebut dengan Cap Go Meh. Dalam tradisi Hokkian, malam ke-15 merupakan puncak perayaan Imlek, oleh karenanya Cap Go Meh dirayakan secara khusus.
Bagi mereka yang senang traveling, perayaan Imlek dan Cap Go Meh dengan segala macam atributnya menjadi daya tarik tersendiri. Di Indonesia ada sejumlah tempat menarik yang ramai dikunjungi orang untuk menjalani, menikmati arsitektur khas, dan merekam prosesi kegiatan seputar Imlek dan Cap Go Meh. Dari sejumlah tempat itu, ada 10 tempat untuk berwisata Imlek & Cap Go Meh seperti terangkum di bawah ini.
Quote:
Quote:
Kelenteng & Pasar Petak Sembilan, Jakarta
Quote:
Jakarta memiliki seratus lebih kelenteng. Beberapa diantaranya berusia uzur, salah satunya Kelenteng Petak Sembilan. Kelenteng ini dikelilingi tembok. Pintu utamanya berada di Selatan, berupa gapura naga merah. Sebelah kiri gerbang ada deretan tiga kelenteng tua. Di halaman kedua terdapat kelenteng utama menghadap Selatan berikut dua singa (Bao Gu Shi) yang konon berasal dari Provinsi Kwangtung, Tiongkok Selatan.
Gedung utama Petak Sembilan didominasi warna merah. Atap bangunannya melengkung ke atas, berhias sepasang naga. Di dalam ruangannya terdapat puluhan lilin berukuran besar, setinggi badan orang dewasa dan ratusan lilin-lilin kecil yang menyala. Di bagian samping kiri gedung utama terdapat bekas kamar-kamar para rahib. Sedangkan di pojok kanan halaman belakang terdapat sebuah lonceng buatan tahun 1825 yang konon merupakan lonceng tertua dari semua kelenteng di Jakarta.
Menjelang perayaan imlek, biasanya para petugas di kelenteng ini sibuk membersihkan dan mengecat ulang pagar besi dengan cat berwarna merah. Kelenteng ini tak pernah sepi pengunjung, terutama masyarakat Tionghoa yang ingin bersembahyang. Banyak pula para peziarah dan wisatawan yang datang sambil melihat aktivitas ritual pengunjungnya. Keindahan dan kekhasan kelenteng ini, juga kerap dijadikan obyek pemotretan para penggemar fotografi dan juga lokasi syuting video musik.
Kemeriahan menjelang Imlek juga terlihat di sejumlah pasar tradisional yang biasa dikunjungi masyarakat Tionghoa, seperti Pasar Petak Sembilan di seberang pusat elektronik Glodok, Jakarta Barat. Pasar ini tak pernah sepi, terlebih 10 hari menjelang Imlek. Banyak warga keturunan Tionghoa dari berbagai pelosok Jakarta datang ke pasar ini untuk membeli pernak-pernik Imlek dan penganan khas Imlek seperti kue keranjang berupa dodol khas China yang dibungkus daun atau plastik. Kue ini diburu pembeli untuk dimakan sendiri, diantar ke sanak keluarga dan rekan serta untuk sembahyang.
Gedung utama Petak Sembilan didominasi warna merah. Atap bangunannya melengkung ke atas, berhias sepasang naga. Di dalam ruangannya terdapat puluhan lilin berukuran besar, setinggi badan orang dewasa dan ratusan lilin-lilin kecil yang menyala. Di bagian samping kiri gedung utama terdapat bekas kamar-kamar para rahib. Sedangkan di pojok kanan halaman belakang terdapat sebuah lonceng buatan tahun 1825 yang konon merupakan lonceng tertua dari semua kelenteng di Jakarta.
Menjelang perayaan imlek, biasanya para petugas di kelenteng ini sibuk membersihkan dan mengecat ulang pagar besi dengan cat berwarna merah. Kelenteng ini tak pernah sepi pengunjung, terutama masyarakat Tionghoa yang ingin bersembahyang. Banyak pula para peziarah dan wisatawan yang datang sambil melihat aktivitas ritual pengunjungnya. Keindahan dan kekhasan kelenteng ini, juga kerap dijadikan obyek pemotretan para penggemar fotografi dan juga lokasi syuting video musik.
Kemeriahan menjelang Imlek juga terlihat di sejumlah pasar tradisional yang biasa dikunjungi masyarakat Tionghoa, seperti Pasar Petak Sembilan di seberang pusat elektronik Glodok, Jakarta Barat. Pasar ini tak pernah sepi, terlebih 10 hari menjelang Imlek. Banyak warga keturunan Tionghoa dari berbagai pelosok Jakarta datang ke pasar ini untuk membeli pernak-pernik Imlek dan penganan khas Imlek seperti kue keranjang berupa dodol khas China yang dibungkus daun atau plastik. Kue ini diburu pembeli untuk dimakan sendiri, diantar ke sanak keluarga dan rekan serta untuk sembahyang.
Spoiler for picture:
Spoiler for picture:
Spoiler for picture:
Spoiler for picture:
Spoiler for picture:
Quote:
Quote:
Kota Seribu Kelenteng, Singkawang, Kalimantan Barat
Quote:
Singkawang setiap perayaan Imlek dan Cap Gomeh rutin menggelar acara secara besar-besaran. Ada lima acara besar yang kerap diadakan seperti lomba hias lampion se-Kota Singkawang, malam kesenian yang dilaksanakan pada malam Imlek, pawai kendaraan hias, Cap Go Meh, dan malam ramah tamah. Dalam parade kendaraan hias kita dapat menyaksikan Tatung, Loya, dan Barongsai.
Di kota ini saat acara Cap Go Meh, kita dapat menyaksikan pertunjukan Tatung. Tatung adalah media utama Cap Go Meh. Atraksi Tatung dipenuhi dengan mistik dan menegangkan, karena banyak orang kesurupan, dan orang-orang inilah yang disebut Tatung. Uniknya di Singkawang banyak pribumi atau orang Dayak yang juga turut serta menjadi Tatung, mereka terdorong berpartisipasi karena ritual Tatung mirip upacara adat Dayak.
Di kota ini saat acara Cap Go Meh, kita dapat menyaksikan pertunjukan Tatung. Tatung adalah media utama Cap Go Meh. Atraksi Tatung dipenuhi dengan mistik dan menegangkan, karena banyak orang kesurupan, dan orang-orang inilah yang disebut Tatung. Uniknya di Singkawang banyak pribumi atau orang Dayak yang juga turut serta menjadi Tatung, mereka terdorong berpartisipasi karena ritual Tatung mirip upacara adat Dayak.
Spoiler for picture:
Spoiler for picture:
Spoiler for picture:
Spoiler for picture:
Quote:
Quote:
Kelenteng Sampo Kong, Semarang
Quote:
Gedong Batu Sam Po Kong adalah petilasan, bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama Laksamana China bernama Zheng Ho(Cheng Ho) atau juga dikenal sebagai Sam Po Tay Djien. Terletak di daerah Simongan, sebelah Barat Daya Kota Semarang. Disebut Gedong Batu karena bentuknya berupa Gua Batu besar di kaki Bukit Batu. Gedung ini kini menjadi tempat peringatan, sembahyang, dan berziarah. Di dalam gua batu ada altar dan patung-patung Sam Po Tay Djien.
Pada malam Imlek dan Cap Go Meh masyarakat berbondong-bondong ke Kelenteng Gedong Batu. Mereka ada yang bersembahyang dan banyak pula yang sengaja datang untuk menyaksikan aneka pertunjukan rakyat dan wayang kulit sejak malam hingga dini hari. Di sana banyak pedagang beragam penganan seperti lontong cap gomeh dan wedang dari kacang godhog, tebu, sekoteng, dan ronde.
Pada malam Imlek dan Cap Go Meh masyarakat berbondong-bondong ke Kelenteng Gedong Batu. Mereka ada yang bersembahyang dan banyak pula yang sengaja datang untuk menyaksikan aneka pertunjukan rakyat dan wayang kulit sejak malam hingga dini hari. Di sana banyak pedagang beragam penganan seperti lontong cap gomeh dan wedang dari kacang godhog, tebu, sekoteng, dan ronde.
Spoiler for picture:
Spoiler for picture:
Spoiler for picture:
Quote:
Quote:
Kelenteng Hok Tek Bio, Bogor
Quote:
Kelenteng (Vihara Dhanagun) ini terletak di Jalan Suryakencana No.1, tepatnya di sisi kiri bangunan Bogor Plaza, Kota Bogor. Setiap perayaan Imlek dan Cap Go Meh biasanya menggelar kesenian Tionghoa seperti barongsai dan pertunjukan Liong (naga). Selain itu juga ada pertunjukan tanjidor, jaipongan, sisingaan, dan reog Ponorogo. Acara itu berlangsung sejak sore hingga dini hari. Pengunjung yang datang bukan hanya warga sekitar melainkan juga dari Bekasi, Sukabumi, Cianjur, Depok, Tanggerang, Jakarta, Bandung, Semarang, bahkan Surabaya.
Spoiler for picture:
Spoiler for picture:
Spoiler for picture:
Spoiler for picture:
Quote:
Quote:
Phak Khak Liang & Vihara Dewi Kwan Im, Bangka
Quote:
Kedua tempat bernilai histori religi ini bisa menjadi pilihan Anda untuk berwisata Imlek & Cap Go Meh. Phak Khak Liang menjadi saksi bisu sejarah penambangan timah di Bangka yang kemudian dijadikan kawasan wisata yang dipenuhi bangunan bergaya China.
Lokasinya berada di Belinyu, 57 Km dari Sungailiat. Selain itu ada Makam Cok Tien, putri dari Bong Kiung Fu, seorang tokoh China yang mendirikan Benteng Kuto Panji. Makam ini berada di benteng, 1,5 Km dari Kota Belinyu. Sedangkan Vihara Dewi Kwan Im berada di Desa Jelitik, sekitar 15 Km dari Kota Sungailiat, tepatnya di bawah kaki bukit yang dialiri sungai. Oleh warga keturunan Tionghoa di sana, airnya dipercaya dapat menyebuhkan berbagai penyakit dan bisa bikin awet muda. Di obyek ini terdapat kolam pemandian dan vihara kecil untuk sembahyang
Lokasinya berada di Belinyu, 57 Km dari Sungailiat. Selain itu ada Makam Cok Tien, putri dari Bong Kiung Fu, seorang tokoh China yang mendirikan Benteng Kuto Panji. Makam ini berada di benteng, 1,5 Km dari Kota Belinyu. Sedangkan Vihara Dewi Kwan Im berada di Desa Jelitik, sekitar 15 Km dari Kota Sungailiat, tepatnya di bawah kaki bukit yang dialiri sungai. Oleh warga keturunan Tionghoa di sana, airnya dipercaya dapat menyebuhkan berbagai penyakit dan bisa bikin awet muda. Di obyek ini terdapat kolam pemandian dan vihara kecil untuk sembahyang
Spoiler for picture:
Lanjutkan Di Bawah
0
55.4K
Kutip
2.4K
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan