5 ALASAN Timnas INDONESIA tampil BEDA di tangan Alfred Riedl!

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
5 ALASAN Timnas INDONESIA tampil BEDA di tangan Alfred Riedl!

rie27rocksoul

11-12-2010 18:51

5 ALASAN Timnas INDONESIA tampil BEDA di tangan Alfred Riedl!

Quote:

Publik sepakbola Indonesia, bahkan masyarakat Indonesia keseluruhan, sedang dilanda euforia terkait penampilan menjanjikan Timnas Indonesia di piala AFF 2010, dimana Indonesia menjadi salah satu tuan rumah babak penyisihan bersama Vietnam. Hal ini menjadi sesuatu yang wajar, jika melihat pencapaian sempurna timnas di babak penyisihan grup, dengan menjadi juara grup dan mendapat nilai sempurna dari 3 kali pertandingan. Hal ini menjadi penyegar dahaga masyarakat Indonesia yang selama ini lebih banyak kecewa dengan performa timnas yang kering gelar juara dan performa kurang memuaskan.

Kebangkitan Timnas sepakbola Indonesia tidak lepas dari kehadiran sosok yang satu ini.

Spoiler for alfred riedl:

5 ALASAN Timnas INDONESIA tampil 'BEDA' di tangan Alfred Riedl!

Alfred Riedl adalah seorang pelatih yang merupakan mantan striker asal Austria.
Sejak April 2010, ia resmi dikontrak oleh PSSI selama 2 tahun untuk bertugas sebagai Pelatih Timnas Indonesia.

Informasi pribadi
Nama lengkap:\tAlfred Riedl
Tanggal lahir:\t2 November 1949 (umur 61)
Tempat lahir: \tWina, Austria
Tinggi: \t1.84 m (6 ft 0 in)

Kepelatihan

1990-1991 Austria
1993-1994 Olympique Khouribga
1994-1995 Al-Zamalek
1997-1998 Liechtenstein
1998-2001 Vietnam
2001-2003 Al Salmiya
2003-2004 Vietnam
2004-2005 Palestina
2005-2007 Vietnam
2008-2009 Xi Măng Hải Phòng FC
2009-2010 Laos
2010-\tIndonesia

Berikut TS sampaikan beberapa alasan yang membuat Timnas Indonesia bisa memiliki perkembangan yang lebih baik dibawah asuhan Alfred Riedl.

Spoiler for alasan 1:

1. Nama besar tak jadi jaminan

Salah satu kelemahan timnas Indonesia di masa lalu, menurut TS adalah dalam hal pemilihan pemain. Pemain timnas seolah-olah itu-itu saja dan tidak memperhatikan performa permainan sebagai acuan utama pemilihan skuad. Hal ini berdampak tidak sehat karena menimbulkan anggapan bahwa posisi di timnas hanya dimiliki pemain-pemain tertentu yang memiliki nama besar.
Dalam masa kepelatihan Riedl, hal ini berubah total. Pemilihan pemain lebih fair dan siapapun mendapat kesempatan untuk bisa membela merah putih. Para pemain pun berlomba-lomba untuk unjuk kemampuan dan ini adalah hal yang positif bagi timnas.
Jangan heran jika di piala AFF ini nama-nama besar seperti Charis Yulianto, Ponaryo Astaman, dan Ismed Sofyan harus rela posisinya sebagai langganan timnas harus diganti pemain lain yang memang lebih siap. Ikon timnas seperti Bambang Pamungkas, walaupun tetap masuk tim, pun harus rela hanya duduk di bangku cadangan.

Spoiler for alasan 2:

2. Percaya terhadap pemain muda

Suatu hal yang jarang terjadi di timnas Indonesia, yakni adanya wajah-wajah muda yang mengisi posisi di timnas Indonesia. Di masa lalu, pemain dibiarkan mencari pengalaman di klub sampai ia benar-benar matang dan baru bisa dipercaya mengisi posisi di timnas Indonesia ketika usia nya di puncak karier.
Riedl mengubah paradigma ini dan memberikan kepercayaan kepada pemain muda yang memang berkualitas dan pantas mengenakan kostum timnas. Ia membiarkan pemain-pemain muda ini mencari pengalaman justru di level timnas. Hal ini akan berdampak bagi masa depan sepakbola Indonesia karena jika ini dipertahankan, proses regenerasi pemain Indonesia di masa yang akan datang tidak akan menemui hambatan berarti.
Di piala AFF kali ini, tentu menyenangkan melihat pemain-pemain muda sepeti Oktovianus Maniani, Ahmad Bustomi, Irfan Bachdim, Yongki Aribowo dan banyak lagi mendapat kesempatan untuk berkembang di timnas.

5 ALASAN Timnas INDONESIA tampil 'BEDA' di tangan Alfred Riedl!

Spoiler for alasan 3:

3. Disiplin & tak kenal kompromi

Hal satu ini yang menurut TS kurang dimiliki pelatih-pelatih terdahulu timnas Indonesia. Pelatih kadang tunduk pada pemain nya sendiri sehingga pemain bertindak seenaknya. Menurut TS, tipikal pemain Indonesia adalah tipikal yang harus dipaksa untuk bisa disiplin.
Disini Riedl membuat satu keputusan penting yakni mencoret nama Boaz Salossa, yang indisipliner dalam latihan. Riedl tidak ingin di dalam tim terdapat kecemburuan terhadap pemain lain yang bertindak tidak disiplin. Ini point bagus yang harus bisa dipertahankan pelatih-pelatih timnas selanjutnya.

UPDATE
untuk masalah boaz, karena banyak komentar kurang setuju, TS jelasin bahwa yang jadi masalahnya itu bukan karena anaknya sakit dan dia telat datang latihan, tapi karena dia tidak memberi kabar ke riedl kenapa sampai 5 hari dia masih belum datang ke kamp latihan. Kalau dulu boaz minta izin, pasti riedl juga mengerti, tapi masalahnya disini timnas juga punya aturan dan tidak bisa ditinggalkan begitu saja tanpa pemberitahuan.

Spoiler for alasan 4:

4. Pemahaman sepakbola ASEAN yang baik.

Alfred Riedl sebelum melatih Indonesia telah lama berkecimpung melatih tim-tim di ASEAN seperti Vietnam dan Laos. Prestasinya pun cemerlang dengan membawa Vietnam ke perempatfinal piala Asia 2007 dan Laos ke semifinal SEA GAMES 2009. Keduanya merupakan pencapaian pertama kalinya bagi negara tersebut. Pengetahuannya tentang sepakbola ASEAN pastinya sudah sangat baik dan ini sangat membantu dalam merancang taktik timnas melawan lawan-lawan di ASEAN. Hal ini terlihat saat pertandingan lawan Thailand, dimana Riedl dengan cerdik memilih untuk bermain menunggu dan tidak menyerang frontal seperti di dua laga awal, yang berujung kemenangan pertama Indonesia atas Thailand sejak 2006 lalu.

Spoiler for alasan 5:

5. Pengaruh pemain naturalisasi dan keturunan

Terakhir, sedikit faktor di luar Riedl sendiri, yakni keputusan PSSI untuk menaturalisasi pemain, Christian Gonzales dan menggunakan jasa pemain keturunan Indonesia-Belanda, Irfan Bachdim, sedikit banyak sangat berpengaruh pada permainan timnas sekarang. Walaupun tidak sedikit yang kontra, menurut TS menaturalisasi pemain dalam batasan wajar dan beralasan kuat dapat memberikan efek positif bagi Indonesia. Gonzales telah 6 tahun lebih menetap di Indonesia dan telah menikah dengan orang Indonesia. Di negara-negara kuat sepakbola pun hal ini sering terjadi, contohnya Deco dan Pepe yang memutuskan membela Portugal ketimbang Brasil sebagai tanah kelahirannya. Naturalisasi adalah hal yang bisa ditolelir asalkan tidak membuat pemain pribumi/asli kehabisan tempat untuk unjuk kemampuan. Sedangkan untuk pemanggilan pemain keturunan, itu merupakan hal yang sah-sah saja karena memang pemain bersangkutan memiliki darah Indonesia.

Itu tadi sedikit analisis TS tentang timnas Indonesia di bawah asuhan Alfred Riedl. Disini TS ingin mengajak untuk memberi apresiasi kepada timnas Indonesia, apapun hasil akhir piala AFFnanti. Kita jangan hanya bisa terus menghujat timnas, dan skeptis-pesimistis justru ketika timnas mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Memang masih terdapat kekurangan disana-sini tapi ayo kita hargai perjuangan putra-putra terbaik bangsa...kalau bukan kita, siapa lagi???

Spoiler for i love indonesia: