- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Calon Presiden RI 2014-2019 { Ente Pilih mana Gan?}


TS
kaskus.police..
Calon Presiden RI 2014-2019 { Ente Pilih mana Gan?}
berikut calon2 Presiden RI tahun 2014-2019 Versi Ane, silahkan pilih dan kasih alasan kenapa ente milih beliau.
Note: Para Calon akan terus di Update sesuai denga perkembangan , yg di eliminasi adalah mereka yg tidak mendapat respon dari kaskuser. thanks.
sebelumnya baca Deskripsi berikut :
berikut calon2 Presiden RI 2014 versi Ane: ( Kalo kaskuser Punya Calon Ajukan aja disini)
1.Dr. Hidayat Nur Wahid

2. Anas Urbaningrum

lanjut ke bawah >>>>
Note: Para Calon akan terus di Update sesuai denga perkembangan , yg di eliminasi adalah mereka yg tidak mendapat respon dari kaskuser. thanks.
sebelumnya baca Deskripsi berikut :
Quote:
Pemimpin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari akar kata `pimpin` yang artinya tuntun, sedangkan pemimpin adalah orang yang memimpin (menuntun, membimbing, memegang, memandu, mengepalai, dan sebagainya). Bergegas dari pengertian itu maka kita sedang mencari cikal bakal pemimpin yang ideal di negeri tercinta ini. Sosok kepemimpinan negara Indonesia tidak pernah mengalami titik terang. Berkali-kali pesta demokrasi digelar di negeri tercinta, menghabiskan uang rakyat hingga mencapai triliunan rupiah.
Namun, rakyat tak kunjung menemukan sosok pemimpin yang dapat membawa pada ketenangan, ketentraman, kekeluargaan, kesejahteraan, kemakmuran, dan menjadi teladanan bagi rakyat. Yang ada hanya penggantian pemimpin yang diwarnai dengan saling tidak percaya satu sama lain, kekerasan, suap-menyuap, dan sikap ketidakdewasaan dalam berpolitik. Proses demokrasi di Indonesia hanya menghasilkan demokrasi para pecundang dan para penipu. Para negarawan lebih mementingkan kepentingan pribadi maupun golongan daripada kepentingan rakyat. Padahal rakyat merupakan pemilik kedaulatan. Proses demokrasi yang buruk tak lepas dari kecendrungan rakyat Indonesia yang masih rendah akan pendidikan politik. Rakyat Indonesia masih gampang tertipu dengan hal-hal yang bersifat iming-iming janji-janji palsu dan pemberian cendra mata yang bersifat sesaat.
Untuk pemilu presiden yang akan berlangsung pada 2014 nanti seharusnyalah rakyat dapat menggunakan hak pilihnya untuk mencari dan memilih sosok pemimpin yang benar-benar ideal. Dalam konteks ini kita dapat mengambil contoh nabi besar Rasulullah Muhammad SAW. Dialah yang patut kita jadikan tolak ukur bagi seseorang yang menjadi pemimpin di negeri mayoritas berpenduduk Islam ini. Beliau tidak ada tandingannya dalam hal kepemimpinan di muka bumi ini. Maka tidaklah mungkin untuk ukuran manusia biasa mencontoh sepenuhnya kepemimpinan Rasulullah. Minimal dari sifat beliau ada 4 hal yang mendasari seseorang dikatakan pemimpin yang ideal. Sosok pemimpin seperti apa yang dikatakan ideal?
Modal Dasar
1. Kejujuran. Ini adalah modal utama yang harus dimiliki. Tak terkecuali menjadi seorang pemimpin. Bila seseorang melakukan sesuatu pekerjaan dengan jujur maka pekerjaan itu akan membawa keberhasilan yang kekal. Pertanyaannya adalah jujurkah kita selama ini? Jujurkah pemimpin kita?
2. Cakap dan Cerdas. Hal ini merupakan salah satu modal bagi seseorang pemimpin.
3. Pemberani. Seorang pemimpin haruslah berani dalam mengambil sikap dan keputusan. Demikian juga dalam menanggung resiko dari keputusan yang diambilnya.
4. Kondisi Fisik Prima. "Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat". Seorang pemimpin dituntut memiliki kondisi fisik yang bagus agar dapat menjalankan roda-roda kepemimpinannya secara maksimal. Hal ini diperlukan karena tidak jarang pemimpin harus turun sendiri dalam menyelesaikan permasalahan.
Kriteria Pemimpin
1. Memiliki Pengaruh. Seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki banyak pendukung serta turut membesarkan nama sang pimpinan. John C. maxwel, seorang penulis buku-buku ternama tentang kepemimpinan berkata "Leadership is influence" kepemimpin adalah soal pengaruh. Nabi Muhammad adalah contoh kriteria seorang pemimpin yang memiliki pengaruh.
2 . Memiliki Wewenang. Hal ini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin untuk menetapkan sebuah putusan dalam melaksanakan suatu kewajiban.
3. Kekuasaan. Seorang pemimpin umumnya memiliki pengaruh sehingga dia memiliki kekuasaan yang membuat orang lain menghargainya. Kekuasaan yang dimiliki hendaknya tidak menjadikan seorang pemimpin itu bertindak sesuka hati melainkan harus rendah hati dan jumawa terhadap rakyat yang dipimpinnya.
Tiga kriteria pemimpin yang penulis sebutkan pastilah kita jumpai pada seorang pemimpin. Lalu bagaimana menjadi seorang pemimpin yang ideal?
Dari pengertian memimpin kita banyak sekali menjumpai kata kerja atau verb. Berarti dalam pengertian memimpin lebih banyak bersifat aktif dan bukan pasif. Pemimpin yang ideal untuk memimpin negara tercinta ini adalah pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sejati. Lalu apa itu pemimpin sejati?
Pemimpin Sejati
Pemimpin sejati adalah sorang pemimpin yang dinanti-nantikan kedatangannya oleh rakyat. Dalam hal ini ada tiga kriteria pemimpin sejati.
1. Visi. Seorang pemimpin sejati memiliki tujuan pasti dan jelas serta tahu ke mana akan membawa pengikutnya. Maksudnya seorang pemimpin sejati pasti tidak akan membawa kesesatan dan kehancuran bagi rakyatnya.. Pemimpin sejati dapat digambarkan seperti seorang pengembala yang mengembala ternaknya.Pengembala itu pastilah memiliki tujuan mengembala ternaknya yaitu, agar ternaknya makan yang banyak lalu pulang setelah ternaknya kenyang.
2 Sukses untuk Bersama. Seorang pemimpin sejati membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk suskes bersamanya. Pemimpin sejati tidak akan memimpin jika ia tahu kapasitasnya di bawah standar.
3. Regenerasi. Pemimpin sejati bukan hanya melaksanakan dan menikmati kepemimpinannya semata. Seorang pemimpin sejati selalu mempersiapkan pemimpin berikutnya yang berjiwa kepemimpinan sejati juga.
Jika suatu pekerjaan diberikan kepada yang bukan ahlinya maka, tunggulah kehancurannya. Semoga Pemilu PILPRES yang akan kita laksanakan nanti tidak seperti pandangan tersebut.
Namun, rakyat tak kunjung menemukan sosok pemimpin yang dapat membawa pada ketenangan, ketentraman, kekeluargaan, kesejahteraan, kemakmuran, dan menjadi teladanan bagi rakyat. Yang ada hanya penggantian pemimpin yang diwarnai dengan saling tidak percaya satu sama lain, kekerasan, suap-menyuap, dan sikap ketidakdewasaan dalam berpolitik. Proses demokrasi di Indonesia hanya menghasilkan demokrasi para pecundang dan para penipu. Para negarawan lebih mementingkan kepentingan pribadi maupun golongan daripada kepentingan rakyat. Padahal rakyat merupakan pemilik kedaulatan. Proses demokrasi yang buruk tak lepas dari kecendrungan rakyat Indonesia yang masih rendah akan pendidikan politik. Rakyat Indonesia masih gampang tertipu dengan hal-hal yang bersifat iming-iming janji-janji palsu dan pemberian cendra mata yang bersifat sesaat.
Untuk pemilu presiden yang akan berlangsung pada 2014 nanti seharusnyalah rakyat dapat menggunakan hak pilihnya untuk mencari dan memilih sosok pemimpin yang benar-benar ideal. Dalam konteks ini kita dapat mengambil contoh nabi besar Rasulullah Muhammad SAW. Dialah yang patut kita jadikan tolak ukur bagi seseorang yang menjadi pemimpin di negeri mayoritas berpenduduk Islam ini. Beliau tidak ada tandingannya dalam hal kepemimpinan di muka bumi ini. Maka tidaklah mungkin untuk ukuran manusia biasa mencontoh sepenuhnya kepemimpinan Rasulullah. Minimal dari sifat beliau ada 4 hal yang mendasari seseorang dikatakan pemimpin yang ideal. Sosok pemimpin seperti apa yang dikatakan ideal?
Modal Dasar
1. Kejujuran. Ini adalah modal utama yang harus dimiliki. Tak terkecuali menjadi seorang pemimpin. Bila seseorang melakukan sesuatu pekerjaan dengan jujur maka pekerjaan itu akan membawa keberhasilan yang kekal. Pertanyaannya adalah jujurkah kita selama ini? Jujurkah pemimpin kita?
2. Cakap dan Cerdas. Hal ini merupakan salah satu modal bagi seseorang pemimpin.
3. Pemberani. Seorang pemimpin haruslah berani dalam mengambil sikap dan keputusan. Demikian juga dalam menanggung resiko dari keputusan yang diambilnya.
4. Kondisi Fisik Prima. "Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat". Seorang pemimpin dituntut memiliki kondisi fisik yang bagus agar dapat menjalankan roda-roda kepemimpinannya secara maksimal. Hal ini diperlukan karena tidak jarang pemimpin harus turun sendiri dalam menyelesaikan permasalahan.
Kriteria Pemimpin
1. Memiliki Pengaruh. Seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki banyak pendukung serta turut membesarkan nama sang pimpinan. John C. maxwel, seorang penulis buku-buku ternama tentang kepemimpinan berkata "Leadership is influence" kepemimpin adalah soal pengaruh. Nabi Muhammad adalah contoh kriteria seorang pemimpin yang memiliki pengaruh.
2 . Memiliki Wewenang. Hal ini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin untuk menetapkan sebuah putusan dalam melaksanakan suatu kewajiban.
3. Kekuasaan. Seorang pemimpin umumnya memiliki pengaruh sehingga dia memiliki kekuasaan yang membuat orang lain menghargainya. Kekuasaan yang dimiliki hendaknya tidak menjadikan seorang pemimpin itu bertindak sesuka hati melainkan harus rendah hati dan jumawa terhadap rakyat yang dipimpinnya.
Tiga kriteria pemimpin yang penulis sebutkan pastilah kita jumpai pada seorang pemimpin. Lalu bagaimana menjadi seorang pemimpin yang ideal?
Dari pengertian memimpin kita banyak sekali menjumpai kata kerja atau verb. Berarti dalam pengertian memimpin lebih banyak bersifat aktif dan bukan pasif. Pemimpin yang ideal untuk memimpin negara tercinta ini adalah pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sejati. Lalu apa itu pemimpin sejati?
Pemimpin Sejati
Pemimpin sejati adalah sorang pemimpin yang dinanti-nantikan kedatangannya oleh rakyat. Dalam hal ini ada tiga kriteria pemimpin sejati.
1. Visi. Seorang pemimpin sejati memiliki tujuan pasti dan jelas serta tahu ke mana akan membawa pengikutnya. Maksudnya seorang pemimpin sejati pasti tidak akan membawa kesesatan dan kehancuran bagi rakyatnya.. Pemimpin sejati dapat digambarkan seperti seorang pengembala yang mengembala ternaknya.Pengembala itu pastilah memiliki tujuan mengembala ternaknya yaitu, agar ternaknya makan yang banyak lalu pulang setelah ternaknya kenyang.
2 Sukses untuk Bersama. Seorang pemimpin sejati membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk suskes bersamanya. Pemimpin sejati tidak akan memimpin jika ia tahu kapasitasnya di bawah standar.
3. Regenerasi. Pemimpin sejati bukan hanya melaksanakan dan menikmati kepemimpinannya semata. Seorang pemimpin sejati selalu mempersiapkan pemimpin berikutnya yang berjiwa kepemimpinan sejati juga.
Jika suatu pekerjaan diberikan kepada yang bukan ahlinya maka, tunggulah kehancurannya. Semoga Pemilu PILPRES yang akan kita laksanakan nanti tidak seperti pandangan tersebut.
berikut calon2 Presiden RI 2014 versi Ane: ( Kalo kaskuser Punya Calon Ajukan aja disini)
1.Dr. Hidayat Nur Wahid

Quote:
Dr. Haji Muhammad Hidayat Nur Wahid, M.A. (lahir di Klaten, Jawa Tengah, 8 April 1960; umur 50 tahun) adalah Ketua MPR RI untuk periode 2004-2009 dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera dari 21 Mei 2000 hingga 11 Oktober 2004.
Hidayat Nur Wahid menjadi Ketua MPR RI periode 2004-2009 setelah mengalahkan saingannya Sucipto - dengan selisih dua angka yang diusung Koalisi Kebangsaan.
Riwayat Pendidikan :
# IAIN Sunan Kalijogo, Yogyakarta ( Fakultas Syari'ah), 1979
# Fakultas Dakwah & Ushuluddin Universitas Islam Madinah Arab Saudi, 1983
# Judul Skripsi Mauqif Al-Yahud Min Islam Al Anshar
# Program Pasca Sarjana Universitas Islam Madinah Arab Saudi, jurusan Aqidah, 1987
# Judul Skripsi Al Bathiniyyaun Fi Indonesia,Ardh wa Dirosah
# Program Doktor Pasca Sarjana Universitas Islam Medina, Arab Saudi, Fakultas Dakwah & Ushuludiin, Jurusan Aqidah, 1992
# Judul Disertasi Nawayidh lir Rawafidh Lil Barzanji, Tahqiq wa Dirosah
Pekerjaan :
1. Dosen Pasca Sarjana Magister Studi Islam, UMJ
2. Dosen Pasca Sarjana Magister Ilmu Hukum, UMJ
3. Dosen Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Dosen Fakultas Ushuluddin (Program Khusus) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Dosen Pasca Sarjana Universitas Asy-Syafiiyah, Jakarta
6. Ketua LP2SI (Lembaga Pelayanan Pesantren dan Studi Islam) Yayasan Al-Haramain, Jakarta
7. Dewan Redaksi Jurnal Ma'rifah
8. Ketua Forum Dakwah Indonesia
Hidayat Nur Wahid menjadi Ketua MPR RI periode 2004-2009 setelah mengalahkan saingannya Sucipto - dengan selisih dua angka yang diusung Koalisi Kebangsaan.
Riwayat Pendidikan :
# IAIN Sunan Kalijogo, Yogyakarta ( Fakultas Syari'ah), 1979
# Fakultas Dakwah & Ushuluddin Universitas Islam Madinah Arab Saudi, 1983
# Judul Skripsi Mauqif Al-Yahud Min Islam Al Anshar
# Program Pasca Sarjana Universitas Islam Madinah Arab Saudi, jurusan Aqidah, 1987
# Judul Skripsi Al Bathiniyyaun Fi Indonesia,Ardh wa Dirosah
# Program Doktor Pasca Sarjana Universitas Islam Medina, Arab Saudi, Fakultas Dakwah & Ushuludiin, Jurusan Aqidah, 1992
# Judul Disertasi Nawayidh lir Rawafidh Lil Barzanji, Tahqiq wa Dirosah
Pekerjaan :
1. Dosen Pasca Sarjana Magister Studi Islam, UMJ
2. Dosen Pasca Sarjana Magister Ilmu Hukum, UMJ
3. Dosen Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Dosen Fakultas Ushuluddin (Program Khusus) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Dosen Pasca Sarjana Universitas Asy-Syafiiyah, Jakarta
6. Ketua LP2SI (Lembaga Pelayanan Pesantren dan Studi Islam) Yayasan Al-Haramain, Jakarta
7. Dewan Redaksi Jurnal Ma'rifah
8. Ketua Forum Dakwah Indonesia
2. Anas Urbaningrum

Quote:
Anas Urbaningrum (lahir 15 Juli 1969) adalah Ketua Umum DPP Partai Demokrat, partai pememang pemilihan umum Indonesia 2009. Terpilih pada usia 40 tahun menjadikannya salah seorang ketua partai termuda di Indonesia. Sebelumnya ia menjalankan tugas sebagai Ketua Bidang Politik dan Otonomi Daerah DPP Partai Demokrat dan Ketua Fraksi Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat RI. Anas terpilih menjadi anggota DPR RI pada Pemilu 2009 dari daerah pemilihan Jawa Timur VII yang meliputi Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kediri|Kota Kediri, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Tulungagung dengan meraih suara terbanyak. Sejak terpilih menjadi ketua partai, ia mengundurkan diri dari jabatannya di DPR.
Lahir di desa Ngaglik, Srengat, Blitar, Jawa Timur, Anas menempuh pendidikan dari SD hingga SMA di Kabupaten Blitar. Setelah lulus dari SMA, ia masuk ke Universitas Airlangga, Surabaya, melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) pada 1987. Di kampus ini ia belajar di Jurusan Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, hingga lulus pada 1992.
Anas melanjutkan pendidikannya di Program Pascasarjana Universitas Indonesia dan meraih gelar master bidang ilmu politik pada 2000. Tesis pascasarjananya telah dibukukan dengan judul Islamo-demokrasi: Pemikiran Nurcholish Madjid (Republika, 2004). Kini ia tengah merampungkan studi doktor ilmu politik pada Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kiprah Anas di kancah politik dimulai di organisasi gerakan mahasiswa. Ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) hingga menjadi Ketua Umum Pengurus Besar HMI pada kongres yang diadakan di Yogyakarta pada 1997.
Dalam perannya sebagai ketua organisasi mahasiswa terbesar itulah Anas berada di tengah pusaran perubahan politik pada Reformasi 1998. Pada era itu pula ia menjadi anggota Tim Revisi Undang-Undang Politik, atau Tim Tujuh, yang menjadi salah satu tuntutan Reformasi.
Pada pemilihan umum demokratis pertama tahun 1999, Anas menjadi anggota Tim Seleksi Partai Politik, atau Tim Sebelas, yang bertugas memverifikasi kelayakan partai politik untuk ikut dalam pemilu. Selanjutnya ia menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2001-2005 yang mengawal pelaksanaan pemilu 2004.
Setelah mengundurkan diri dari KPU, Anas bergabung dengan Partai Demokrat sejak 2005 sebagai Ketua Bidang Politik dan Otonomi Daerah.
Lahir di desa Ngaglik, Srengat, Blitar, Jawa Timur, Anas menempuh pendidikan dari SD hingga SMA di Kabupaten Blitar. Setelah lulus dari SMA, ia masuk ke Universitas Airlangga, Surabaya, melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) pada 1987. Di kampus ini ia belajar di Jurusan Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, hingga lulus pada 1992.
Anas melanjutkan pendidikannya di Program Pascasarjana Universitas Indonesia dan meraih gelar master bidang ilmu politik pada 2000. Tesis pascasarjananya telah dibukukan dengan judul Islamo-demokrasi: Pemikiran Nurcholish Madjid (Republika, 2004). Kini ia tengah merampungkan studi doktor ilmu politik pada Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kiprah Anas di kancah politik dimulai di organisasi gerakan mahasiswa. Ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) hingga menjadi Ketua Umum Pengurus Besar HMI pada kongres yang diadakan di Yogyakarta pada 1997.
Dalam perannya sebagai ketua organisasi mahasiswa terbesar itulah Anas berada di tengah pusaran perubahan politik pada Reformasi 1998. Pada era itu pula ia menjadi anggota Tim Revisi Undang-Undang Politik, atau Tim Tujuh, yang menjadi salah satu tuntutan Reformasi.
Pada pemilihan umum demokratis pertama tahun 1999, Anas menjadi anggota Tim Seleksi Partai Politik, atau Tim Sebelas, yang bertugas memverifikasi kelayakan partai politik untuk ikut dalam pemilu. Selanjutnya ia menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2001-2005 yang mengawal pelaksanaan pemilu 2004.
Setelah mengundurkan diri dari KPU, Anas bergabung dengan Partai Demokrat sejak 2005 sebagai Ketua Bidang Politik dan Otonomi Daerah.
lanjut ke bawah >>>>
0
69.8K
Kutip
4.9K
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan