- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Share True Story [Roh itu Kekal - Ancillo]


TS
Chaosy
Share True Story [Roh itu Kekal - Ancillo]
In Memoriam Ancillo Dominic
Continue to Post 2 ..
Quote:
Original Posted By Chaosy
Lahir dan meninggal : 17 April 2008, 14.30 di Rs Family Pluit
Misa : 18 April 2008, 11.00 di Rd Atmajaya, Rm. John Lefteuw Msc.
Kremasi : 18 April 2008, 13.00 di Nirvana
Cerita ini ditulis untuk :
- Orang tua yang ingin menggugurkan bayinya karena cacat
- Vincent (6 thn) dan Francis (4 thn), yang belum mengerti kenapa adiknya dipanggil Tuhan begitu cepat
- Jc, suami yang penuh cinta menemani dalam suka dan duka
- Dr. Tjien Ronny, SpOG, many thanks
Ini adalah sebuah kisah mengharukan, ini sebuah kisah nyata. Ketika kita berteriak dimana itu Tuhan, Ia slalu ada disisi kita. Slalu mempunyai rencana dbalik rintangan yg kita alami. Seorang baby bernama Ancillo Dominic yg dipanggil kembali oleh yg di atas, dan Perjuangan orang tua yg dasyat serta dukungan dr dokter Tjien Ronny.
Smoga kisah ini bisa menjadi panduan untuk para kaskuser, terutama di kehidupan nyataanda.
Lahir dan meninggal : 17 April 2008, 14.30 di Rs Family Pluit
Misa : 18 April 2008, 11.00 di Rd Atmajaya, Rm. John Lefteuw Msc.
Kremasi : 18 April 2008, 13.00 di Nirvana
Cerita ini ditulis untuk :
- Orang tua yang ingin menggugurkan bayinya karena cacat
- Vincent (6 thn) dan Francis (4 thn), yang belum mengerti kenapa adiknya dipanggil Tuhan begitu cepat
- Jc, suami yang penuh cinta menemani dalam suka dan duka
- Dr. Tjien Ronny, SpOG, many thanks
Ini adalah sebuah kisah mengharukan, ini sebuah kisah nyata. Ketika kita berteriak dimana itu Tuhan, Ia slalu ada disisi kita. Slalu mempunyai rencana dbalik rintangan yg kita alami. Seorang baby bernama Ancillo Dominic yg dipanggil kembali oleh yg di atas, dan Perjuangan orang tua yg dasyat serta dukungan dr dokter Tjien Ronny.
Smoga kisah ini bisa menjadi panduan untuk para kaskuser, terutama di kehidupan nyataanda.
Spoiler for 1:
Bayi yang dinantikan
Setelah Vincent berumur 5,5 tahun dan Francis berumur 3,5 tahun, saya merindukan seorang baby lagi. Perlu waktu setahun sampai akhirnya Jc setuju dengan keputusan saya untuk hamil lagi. Dia selalu menunda memberikan jawaban, alasannya menunggu tahun tikus, biar shionya sama seperti dia.
Sebenarnya, ketakutannya adalah saat melahirkan Francis, saya sempat pendarahan hingga tak sadarkan diri dan perlu waktu dua bulan lebih untuk pulih. Saat itu tidak ada satu dokterpun baik dokter pengganti melahirkan maupun dokter merawat yang menjelaskan penyebabnya.
Jc meminta saya untuk memberikan alasan yang meyakinkannya kenapa harus punya anak tiga, kenapa dua anak tidak cukup.
Setahun saya mencari jawabannya, tapi tidak ketemu, mungkin karena saya dan Jc sama-sama anak ketiga. Alasan lain, dua anak yang lucu dan nakal, kalau tambah satu lagi rasanya tidak masalah. Membesarkan dua anak atau tiga anak sama saja. Akhirnya Jc menyerah karena saya begitu menginginkan seorang baby.
Kami pun pergi ke Dr. Yani Toehgiono, dokter langganan keluarga kami, untuk cek pra-kehamilan. Sebelumnya saya sudah minum asam folat selama setahun untuk mencegah bayi DS.
Setelah cek darah dan bersih dari segala virus TORCH, kami meminta dokter untuk sekalian program baby girl. Sebenarnya saya lebih suka baby boy karena sudah terbiasa, tapi sekeliling saya ribut untuk satu lagi harus girl.
Ternyata untuk baby girl harus melewati beberapa kali pemeriksaan dalam untuk memastikan kematangan telur dan saat yg tepat. Kami tidak mau karena kalau terlalu banyak aturan nanti malah susah hamil.
Bulan pertama gagal karena tidak ada telur yang bagus, banyak telur tapi kecil-kecil. Dokter menyarankan untuk skip telur bulan ini. Nggak buru-buru, kan? Kita coba lagi bulan depan.
Dokter meresepkan Provula agar bertelur kemudian dokter menjadwalkan kapan harus kontrol lagi untuk melihat kematangan telur disamping itu kami diminta untuk mengisi grafik harian suhu tubuh.
5 - 10 minggu
Kami tidak balik ke dokter sampai bulan depannya test-pack positif. Saya sangat gembira karena ini merupakan hadiah ulang tahun terindah untuk saya.
Ketika kami kontrol, dokter langsung bertanya, kemarin bikinnya pakai cuka nggak?
Nggak, jawab saya heran.
Kemarin saya jadwalin datang hari ke sepuluh, kenapa nggak datang? tanyanya lagi.
Saya cuma senyum, takut dokter marah kalau saya memberi jawaban malas.
Kalau lihat dari grafik, kemungkinan besar udah hamil, kata dokter sambil senyum-senyum. Cowok lagi nih, bikinnya pas hari subur sih.
Apa aja deh, Dok. Yang penting sehat. Bisa hamil aja udah syukur.
Ketika di USG sudah terlihat satu bintik hitam, tapi kantong kehamilannya belum kelihatan.
Dok, kira-kira bisa kembar nggak? Kalau kembar, repot juga, kata saya.
Belum kelihatan, jawab dokter. Kembar juga apa-apa, biar satu orang jaga satu, adil. Dokter tertawa.
Dokter lalu menasehati untuk hati-hati menjaga baby. Dokter belum meresepkan obat penguat, hanya asam folat.
Untuk memastikan kehamilan, kami diminta kembali ke dokter seminggu kemudian. Ketika berumur 6 minggu, baby sudah terlihat lebih besar di monitor tapi belum terdengar suara jantungnya.
Umur 8 minggu, jantung baby sudah terdengar seperti baling-baling pesawat, di monitor sudah terlihat detak yang stabil.
Umur 10 minggu, baby sudah kelihatan bergerak-gerak, tangan dan kaki sudah terlihat, masih berbentuk kecil, ukurannya masih 2.5 cm.
Lega rasanya ketika dipastikan hamil, walaupun harus melewati mual di pagi dan sore hari, di luar jam kantor. Benar-benar anak yang mengerti orang tuanya.
12 Minggu
Kami memutuskan untuk pindah ke Dr. Tjien Ronny. Kebetulan Rs. Family hanya lima menit dari rumah dan dokternya terkenal bagus. Julukannya di kantor dokter sejuta umat. Sebagian besar teman di kantor konsultasi dengan dia dan semuanya bilang oke banget.
Sebelum bertemu dokter, di luar suster mengisi catatan medik dan data-data kehamilan sebelumnya, sempat berpesan kalau kontrol dengan dokter ini musti sabar, soalnya dokter periksanya lama dan teliti.
Kesan pada pertemuaan pertama, dokternya sangat simpatik, muda, ganteng, mau mendengarkan, tidak buru-buru dan vitaminnya tidak aneh-aneh.
Saat itu dokter mengecek tengkuk leher baby untuk memastikan tidak ada penebalan cairan, semuanya bagus, tidak DS. Dokter dengan teliti memperlihatkan tangan dan kaki baby yang semuanya sudah proporsional. Saya senang sekali, setelah menunggu beberapa minggu, sekarang bisa melihat cukup lama baby yang mengagumkan di monitor. Tangannya seakan melambai-lambai dan kaki-kaki kecilnya belajar menendang. Panjangnya sudah 6 cm. Dokter juga sangat sabar menjawab pertanyaan kami.
Saking kinclongnya dokter, Jc berkata ke saya, pasti deh si dokter minum vitamin yang jutaan, kalau nggak gimana bisa segar gitu.
Jc langsung setuju untuk seterusnya pakai Dr Ronny walaupun hari Sabtu harus menaruh buku dari jam 6 pagi dan mengantri cukup lama, toh cuma sebulan sekali.
Saya sempat bertanya ke suster di luar, hari apa yang pasiennya lebih sepi. Kata suster, tiap hari ramai sampai tengah malem. Lalu saya diajarkan untuk menaruh buku dulu, tensi dan telpon ke extention untuk menanyakan nomernya sudah dekat belum. Suster menambahkan, dokter apa-apa sendiri, jahit caesar pun dilakukan sendiri, tidak pakai asisten.
Saat teman saya melahirkan, dia pernah menghitung, dari 35 baby yang lahir, 15 diantaranya lahir di tangan dokter.
Dokter punya begitu banyak waktu dan perhatian untuk pasiennya, apa masih punya waktu untuk keluarganya. Entahlah.
17 Minggu
Dokter riang sekali pagi itu, menyalami kami lalu bernyanyi-nyanyi menuju alat USG. Kemudian mulai USG dengan serius dan menerangkan bagian-bagian tubuh baby di monitor. Kali ini dokter periksa lama sekali dan sesaat dokter terdiam. Akhirnya dengan suara berat dokter berkata, lni keliatannya ada yang nggak bagus, Yenny .. Ini kepalanya, ada kelainan. Tidak ada batok kepalanya. Saya anjurkan untuk biarkan dia hidup, Yenny. Ini sudah pasti cacat.
Kok bisa? tanya saya. Kata-kata dokter bagaikan petir di siang bolong.
Bayi lu nggak ada tempurung dan otaknya. Istilahnya Anencephaly atau anencephalus. Lu ada minum asam folat nggak?
Ada, malah dari setahun sebelum hamil.
Sampai sekarang, memang diduga karena kekurangan asam folat, tapi kalo lu udah minum, berarti yang lain. Dia cacat, mungkin meninggal di dalam, kita nggak tahu kapan, baru kita keluarin dia. Bisa juga hidup sampai waktunya dilahirkan, kita lahirkan dia.
Air mata saya langsung berderai. Kenapa baby saya? Baby ini saya minta lewat misa novena sembilan hari, kenapa Tuhan beri baby seperti ini?
Jc terpaku. Tangannya yang sedang menvideokan monitor USG dengan Hp untuk memperlihatkan ke anak-anak, langsung dimatikan. Jc berdiri mematung di samping dokter. Mukanya langsung pucat.
Dokter masih di depan monitor, dia menunjukkan kepala baby hanya sampai batas alis. Tubuh lainnya sempurna, baby sudah punya tangan kaki yang lengkap, tidak berhenti meninju dan menendang, semua jari sudah lengkap, jenis kelamin laki-laki, sum-sum tulang belakang berjejer rapi, tapi sampai pangkal leher, tempurung kepalanya hanya separuh, separuh diatas tidak ada. Kepalanya terbuka. Penyebabnya bukan virus atau genetik, tapi karena satu sel tidak menutup, kebetulan sel otak, sehingga otaknya terbuka. Kejadiannya saat hamil tiga-empat minggu. Sekitar satu minggu setelah pembuahan. Sebelum diketahui hamil.
Dokter menerangkan satu persatu kepada kami. Tidak adanya otak tidak memungkinkan baby untuk hidup karena otak adalah koordinator dari jantung, paru-paru. Mungkin hidup.., tapi paling lama sehari. Biasanya langsung meninggal saat lahir. Baby juga akan terlambat lahir karena kepalanya tidak ada tempurung untuk menekan jalan lahir dan baby tidak produksi hormon di otaknya untuk perintahkan kontraksi ke ibu.
Roh itu kekal,kata dokter menguatkan kami. Biarkan dia hidup, pintanya, ini Tuhan punya mau. Badan kita akan mati, tapi roh tidak pernah mati, dia hidup selamanya.
Saya menggeleng-gelengkan kepala, saya tidak percaya baby cacat. Saya menangis terus.
Kita pelihara dia sampai Tuhan sendiri panggil dia, lanjut dokter. Kita nggak berhak membunuh dia, secacat apapun dia, kita pelihara dia. Toh dia tidak menyakiti ibunya, dia tidak minta biaya, dia tidak susahin ibunya, dia juga nggak akan hidup lama. Dia hanya minta dilahirkan .Tabah ya, Yenny, ini Tuhan punya rencana.
Setelah Vincent berumur 5,5 tahun dan Francis berumur 3,5 tahun, saya merindukan seorang baby lagi. Perlu waktu setahun sampai akhirnya Jc setuju dengan keputusan saya untuk hamil lagi. Dia selalu menunda memberikan jawaban, alasannya menunggu tahun tikus, biar shionya sama seperti dia.
Sebenarnya, ketakutannya adalah saat melahirkan Francis, saya sempat pendarahan hingga tak sadarkan diri dan perlu waktu dua bulan lebih untuk pulih. Saat itu tidak ada satu dokterpun baik dokter pengganti melahirkan maupun dokter merawat yang menjelaskan penyebabnya.
Jc meminta saya untuk memberikan alasan yang meyakinkannya kenapa harus punya anak tiga, kenapa dua anak tidak cukup.
Setahun saya mencari jawabannya, tapi tidak ketemu, mungkin karena saya dan Jc sama-sama anak ketiga. Alasan lain, dua anak yang lucu dan nakal, kalau tambah satu lagi rasanya tidak masalah. Membesarkan dua anak atau tiga anak sama saja. Akhirnya Jc menyerah karena saya begitu menginginkan seorang baby.
Kami pun pergi ke Dr. Yani Toehgiono, dokter langganan keluarga kami, untuk cek pra-kehamilan. Sebelumnya saya sudah minum asam folat selama setahun untuk mencegah bayi DS.
Setelah cek darah dan bersih dari segala virus TORCH, kami meminta dokter untuk sekalian program baby girl. Sebenarnya saya lebih suka baby boy karena sudah terbiasa, tapi sekeliling saya ribut untuk satu lagi harus girl.
Ternyata untuk baby girl harus melewati beberapa kali pemeriksaan dalam untuk memastikan kematangan telur dan saat yg tepat. Kami tidak mau karena kalau terlalu banyak aturan nanti malah susah hamil.
Bulan pertama gagal karena tidak ada telur yang bagus, banyak telur tapi kecil-kecil. Dokter menyarankan untuk skip telur bulan ini. Nggak buru-buru, kan? Kita coba lagi bulan depan.
Dokter meresepkan Provula agar bertelur kemudian dokter menjadwalkan kapan harus kontrol lagi untuk melihat kematangan telur disamping itu kami diminta untuk mengisi grafik harian suhu tubuh.
5 - 10 minggu
Kami tidak balik ke dokter sampai bulan depannya test-pack positif. Saya sangat gembira karena ini merupakan hadiah ulang tahun terindah untuk saya.
Ketika kami kontrol, dokter langsung bertanya, kemarin bikinnya pakai cuka nggak?
Nggak, jawab saya heran.
Kemarin saya jadwalin datang hari ke sepuluh, kenapa nggak datang? tanyanya lagi.
Saya cuma senyum, takut dokter marah kalau saya memberi jawaban malas.
Kalau lihat dari grafik, kemungkinan besar udah hamil, kata dokter sambil senyum-senyum. Cowok lagi nih, bikinnya pas hari subur sih.
Apa aja deh, Dok. Yang penting sehat. Bisa hamil aja udah syukur.
Ketika di USG sudah terlihat satu bintik hitam, tapi kantong kehamilannya belum kelihatan.
Dok, kira-kira bisa kembar nggak? Kalau kembar, repot juga, kata saya.
Belum kelihatan, jawab dokter. Kembar juga apa-apa, biar satu orang jaga satu, adil. Dokter tertawa.
Dokter lalu menasehati untuk hati-hati menjaga baby. Dokter belum meresepkan obat penguat, hanya asam folat.
Untuk memastikan kehamilan, kami diminta kembali ke dokter seminggu kemudian. Ketika berumur 6 minggu, baby sudah terlihat lebih besar di monitor tapi belum terdengar suara jantungnya.
Umur 8 minggu, jantung baby sudah terdengar seperti baling-baling pesawat, di monitor sudah terlihat detak yang stabil.
Umur 10 minggu, baby sudah kelihatan bergerak-gerak, tangan dan kaki sudah terlihat, masih berbentuk kecil, ukurannya masih 2.5 cm.
Lega rasanya ketika dipastikan hamil, walaupun harus melewati mual di pagi dan sore hari, di luar jam kantor. Benar-benar anak yang mengerti orang tuanya.
12 Minggu
Kami memutuskan untuk pindah ke Dr. Tjien Ronny. Kebetulan Rs. Family hanya lima menit dari rumah dan dokternya terkenal bagus. Julukannya di kantor dokter sejuta umat. Sebagian besar teman di kantor konsultasi dengan dia dan semuanya bilang oke banget.
Sebelum bertemu dokter, di luar suster mengisi catatan medik dan data-data kehamilan sebelumnya, sempat berpesan kalau kontrol dengan dokter ini musti sabar, soalnya dokter periksanya lama dan teliti.
Kesan pada pertemuaan pertama, dokternya sangat simpatik, muda, ganteng, mau mendengarkan, tidak buru-buru dan vitaminnya tidak aneh-aneh.
Saat itu dokter mengecek tengkuk leher baby untuk memastikan tidak ada penebalan cairan, semuanya bagus, tidak DS. Dokter dengan teliti memperlihatkan tangan dan kaki baby yang semuanya sudah proporsional. Saya senang sekali, setelah menunggu beberapa minggu, sekarang bisa melihat cukup lama baby yang mengagumkan di monitor. Tangannya seakan melambai-lambai dan kaki-kaki kecilnya belajar menendang. Panjangnya sudah 6 cm. Dokter juga sangat sabar menjawab pertanyaan kami.
Saking kinclongnya dokter, Jc berkata ke saya, pasti deh si dokter minum vitamin yang jutaan, kalau nggak gimana bisa segar gitu.
Jc langsung setuju untuk seterusnya pakai Dr Ronny walaupun hari Sabtu harus menaruh buku dari jam 6 pagi dan mengantri cukup lama, toh cuma sebulan sekali.
Saya sempat bertanya ke suster di luar, hari apa yang pasiennya lebih sepi. Kata suster, tiap hari ramai sampai tengah malem. Lalu saya diajarkan untuk menaruh buku dulu, tensi dan telpon ke extention untuk menanyakan nomernya sudah dekat belum. Suster menambahkan, dokter apa-apa sendiri, jahit caesar pun dilakukan sendiri, tidak pakai asisten.
Saat teman saya melahirkan, dia pernah menghitung, dari 35 baby yang lahir, 15 diantaranya lahir di tangan dokter.
Dokter punya begitu banyak waktu dan perhatian untuk pasiennya, apa masih punya waktu untuk keluarganya. Entahlah.
17 Minggu
Dokter riang sekali pagi itu, menyalami kami lalu bernyanyi-nyanyi menuju alat USG. Kemudian mulai USG dengan serius dan menerangkan bagian-bagian tubuh baby di monitor. Kali ini dokter periksa lama sekali dan sesaat dokter terdiam. Akhirnya dengan suara berat dokter berkata, lni keliatannya ada yang nggak bagus, Yenny .. Ini kepalanya, ada kelainan. Tidak ada batok kepalanya. Saya anjurkan untuk biarkan dia hidup, Yenny. Ini sudah pasti cacat.
Kok bisa? tanya saya. Kata-kata dokter bagaikan petir di siang bolong.
Bayi lu nggak ada tempurung dan otaknya. Istilahnya Anencephaly atau anencephalus. Lu ada minum asam folat nggak?
Ada, malah dari setahun sebelum hamil.
Sampai sekarang, memang diduga karena kekurangan asam folat, tapi kalo lu udah minum, berarti yang lain. Dia cacat, mungkin meninggal di dalam, kita nggak tahu kapan, baru kita keluarin dia. Bisa juga hidup sampai waktunya dilahirkan, kita lahirkan dia.
Air mata saya langsung berderai. Kenapa baby saya? Baby ini saya minta lewat misa novena sembilan hari, kenapa Tuhan beri baby seperti ini?
Jc terpaku. Tangannya yang sedang menvideokan monitor USG dengan Hp untuk memperlihatkan ke anak-anak, langsung dimatikan. Jc berdiri mematung di samping dokter. Mukanya langsung pucat.
Dokter masih di depan monitor, dia menunjukkan kepala baby hanya sampai batas alis. Tubuh lainnya sempurna, baby sudah punya tangan kaki yang lengkap, tidak berhenti meninju dan menendang, semua jari sudah lengkap, jenis kelamin laki-laki, sum-sum tulang belakang berjejer rapi, tapi sampai pangkal leher, tempurung kepalanya hanya separuh, separuh diatas tidak ada. Kepalanya terbuka. Penyebabnya bukan virus atau genetik, tapi karena satu sel tidak menutup, kebetulan sel otak, sehingga otaknya terbuka. Kejadiannya saat hamil tiga-empat minggu. Sekitar satu minggu setelah pembuahan. Sebelum diketahui hamil.
Dokter menerangkan satu persatu kepada kami. Tidak adanya otak tidak memungkinkan baby untuk hidup karena otak adalah koordinator dari jantung, paru-paru. Mungkin hidup.., tapi paling lama sehari. Biasanya langsung meninggal saat lahir. Baby juga akan terlambat lahir karena kepalanya tidak ada tempurung untuk menekan jalan lahir dan baby tidak produksi hormon di otaknya untuk perintahkan kontraksi ke ibu.
Roh itu kekal,kata dokter menguatkan kami. Biarkan dia hidup, pintanya, ini Tuhan punya mau. Badan kita akan mati, tapi roh tidak pernah mati, dia hidup selamanya.
Saya menggeleng-gelengkan kepala, saya tidak percaya baby cacat. Saya menangis terus.
Kita pelihara dia sampai Tuhan sendiri panggil dia, lanjut dokter. Kita nggak berhak membunuh dia, secacat apapun dia, kita pelihara dia. Toh dia tidak menyakiti ibunya, dia tidak minta biaya, dia tidak susahin ibunya, dia juga nggak akan hidup lama. Dia hanya minta dilahirkan .Tabah ya, Yenny, ini Tuhan punya rencana.
Continue to Post 2 ..
Diubah oleh Chaosy 19-11-2013 03:12
0
27.5K
Kutip
102
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan