Kaskus

Entertainment

smoetacholicsAvatar border
TS
smoetacholics
Memilih bahan bakar yang tepat [Pertamina - Shell - Petronas]
Sekedar Share aja gan..Pengendara motor pasti pernah mengunjungi SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) untuk memberi minum kuda kendaraannya.Beberapa produsen dari bahan bakar motor yang tersedia di Indonesia :
1. Pertamina
Memilih bahan bakar yang tepat [Pertamina - Shell - Petronas]
- Premium (octane : 88, Compression : 7:1-9:1)
- Pertamax (octane : 92, Compression : 9:1-10:1)
- Pertamax plus (octane : 95, Compression : 10:1-11:1)
- Bio Pertamax
2. Shell
Memilih bahan bakar yang tepat [Pertamina - Shell - Petronas]
- Shell Super
Memilih bahan bakar yang tepat [Pertamina - Shell - Petronas]
- Shell Super Xtra
Memilih bahan bakar yang tepat [Pertamina - Shell - Petronas]
3. Petronas (Petroliam Nasional Berhad)
Memilih bahan bakar yang tepat [Pertamina - Shell - Petronas]
- Petronas Prima 88 (yang ini tidak dijual di indonesia)
- Petronas Primax 92
- Petronas Primax 95
Biasanya setiap SPBU akan menyediakan lebih dari satu jenis produk bensin. Hal tersebut dilakukan karena setiap mesin kendaraan bermotor membutuhkan jenis bensin yang sesuai agar membuahkan kinerja dan usia pakai yang paling optimal.

Perbedaan dari masing-masing bahan bakar tersebut selain harga adalah kadar oktan yang terkandung dalam bensin. Nilai oktan merefleksikan kualitas, kemurnian, refinement, efisiensi dan kapasitas menahan panas dari bahan bakar. Nilai oktan bahan bakar bervariasi antara 87, 88, 89, 90, 91, 93 and 97. Semakin tinggi kadar oktan mengartikan bahwa semakin mahal harga bensin tersebut. Semakin tinggi kadar oktan, maka bensin semakin lambat terbakar karena titik bakarnya lebih tinggi, begitu pula sebaliknya. Namun, dengan teori seperti ini, bukan berarti kita bisa melakukan sebuah percobaan dengan menyulut api ke berbagai jenis bensin, karena yang dimaksud dengan titik bakar ini bukanlah seberapa cepat api menyambar bensin, akan tetapi berhubungan dengan perbandingan kompresi mesin. Disini bisa dikatakan kadar oktan bensin berhubungan erat dengan perbandingan kompresi mesin. Semakin tinggi angka perbandingan kompresi mesin, membutuh bensin berkadar oktan yang tinggi pula. Maka dari itu cermatilah seberapa tinggi angka perbandingan kompresi mesin.

Jika kita cermati spesifikasi kendaraan kita (mobil atau motor) pada brosur yang baik akan menampilkan informasi rasio kompresi (Compression Ratio / CR). CR ini adalah hasil perhitungan perbandingan tekanan yang berkaitan dengan volume ruang bakar terhadap jarak langkah piston dari titik bawah ke titik paling atas saat mesin bekerja.

Walaupun demikian, menurut Halaman 19 Tabloid Otomotif Edisi 46:XV tanggal 20 Maret 2006 tes perbandingan kualitas bensin Shell, Petronas dan Pertamina dengan Zeltex ZX-101C untuk menguji kadar oktan dari masing-masing tipe bensin (tingat deviasi kurang lebih hanya 1%.) menghasilkan perbandingan oktan sebagai berikut :

Shell Super 92 = 92,9
Shell Super Extra 95 = 96,1

Petronas Primax 92 = 92,9
Petronas Primax 95 = 96,1

Premium = 90,6
Pertamax = 93,4
Pertamax Plus = 97,9

Berdasarkan hasil pengujian diatas, terbukti bahwa Pertamax Plus lebih unggul dibandingkan dengan Shell Super Extra 95 dan Petronas Primax 95. Disisi lain, Pertamax lebih unggul dibandingkan Shell Super 92 dan Petronas Primax 92.

Setelah tahu nilai oktannya lantas, bagaimanakah memilihnya ?
Apa yang terjadi jika bahan bakar lebih rendah oktannya (RON)?
Kata kunci : Semakin tinggi nilai CR (compression ratio ) pada mesin artinya membutuhkan bensin bernilai oktan tinggi.
Memilih bahan bakar yang tepat [Pertamina - Shell - Petronas]
Di dalam mesin, gerakan (tekanan) piston akan memampatkan bensin. Kompresi mesin yang tinggi dapat membuat bensin dengan oktan rendah terbakar , padahal menurut teori, seharusnya bensin harus terbakar setelah mendapatkan percikan api dari busi (bukan karena tekanan). Ketika hal ini terjadi, maka bensin terbakar lebih awal (karena tekanan) sebelum busi memercikkan api. Akibatnya piston yang sedang bergerak ke atas dan belum mencapai puncak, dipukul keras untuk kembali ke bawah oleh ledakan ruang bakar tersebut. Jika hal ini terjadi maka umur piston akan semakin pendek oleh tamparan ledakan bensin karena arahnya berlawanan

Kondisi ini sangat tidak menguntungkan karena pada saat bensin terbakar, piston mesin masih bergerak menuju (bukan di posisi) titik timing letik busi yang sudah ditentukan, alias terlalu cepat terbakar. Efek yang terasa adalah gejala ngelitik pada mesin atau istilah kerennya adalah knocking.

Suara yang kita dengar sebagai “knocking” (istilah Indonesianya: ketuk) sebenarnya adalah pertemuan dua lidah api dari dua ledakan dari dua pembakaran yang terjadi berurutan. Satu pembakaran terjadi dari ledakan spontan bensin beroktan rendah, satu lagi dari pembakaran yang memang semestinya terjadi oleh busi (setelah pembakaran spontan yang salah tersebut, dengan bahan bakar belum semuanya menyala, busi memercikkan apinya). Ketuk ini memberi tekanan yang sangat besar pada piston dan klep (dan juga dinding silinder), dan dalam jangka panjang, akan merusak mesin. Pembakaran spontan (prematur) tersebut juga mengurangi efisiensi mesin karena ekspansi gas dari pembakaran terjadi mendahului saat dimana ekspansi tersebut diinginkan untuk menekan piston turun (power stroke).
Memilih bahan bakar yang tepat [Pertamina - Shell - Petronas]
Agar kedua ledakan /pembakaran tidak saling tubruk, maka timing dimajukan. Jadi pembakaran yang semestinya terjadi justru mendekati waktu pembakaran yang keliru. Maka terhindarlah dua lidah api bertemu dari dua ledakan. Tentu saja tindakan ini akan menurunkan efisiensi mesin. Silakan coba: Mundurkan timing pada kendaraan yang masih bisa disetel manual. Akan didapatkan jarum penunjuk temperatur mesin naik sedikit pada temperatur operasi.
Memilih bahan bakar yang tepat [Pertamina - Shell - Petronas]
Pada kendaraan dengan knocking sensor, terdapat sensor getaran pada dinding mesin. Bila sensor ini mendeteksi getaran pada frekuensi yang tidak normal (dideteksi sebagai ketuk), ECU (atau vacuum pada mesin lama) akan menarik timing maju, dan mungkin akan menyesuaikan aliran bahan bakar.

Apa yang terjadi jika bensin yang dimasukkan memiliki oktan lebih tinggi dari ideal ?

Jika sebuah mesin diisi dengan bahan bakar beroktan lebih tinggi dari yang dibutuhkan, maka hal tersebut tidak pula memberikan efek yang semakin positif karena sudah lebih dari cukup. Tentunya gajala knocking tidak akan terjadi, tapi juga tidak membuat performa kendaraan menjadi meningkat, karena pada waktu yang sudah ditentukan, bensin akan tetap terbakar oleh percikan api dari busi berapapun tinggi nilai kadar oktannya. Jangan membuang uang Anda untuk membeli bensin berkadar oktan melebihi permintaan, kecuali Anda sudah melakukan modifikasi sehingga perbandingan kompresi mesin Anda menjadi lebih tinggi.

Terakhir, rasio kompresi bukan satu-satunya penentu angka oktan yang diperlukan. Bentuk ruang bakar, desain mesin, bentuk kepala piston, perbandingan campuran bahan bakar, aliran masuk bahan bakar (dan manajemen alirannya serta fitur seperti cyclone, valve deactivation, variable valve timing, turbocharger /supercharger, gasoline direct injection, dll) juga bisa mengubah kebutuhan oktan naik /turun. Jadi sebaiknya dilihat buku petunjuk (manual kendaraan) mengenai kebutuhan oktan. Termasuk apakah kendaraan boleh menggunakan bahan bakar bertimbal, menambah aditif, dll.
Hubungan antara compression ratio dengan nilai oktan adalah sebagai berikut :
Compression – Octane Number
5:1 – 72
6:1 – 81
7:1 – 87
8:1 – 92
9:1 – 96
10:1 – 100
11:1 – 104
12:1 – 108

Koq begitu saja repot banget ? Ya Jelas, karena berpengaruh kepada tenaga.
Mari saya jelaskan dua istilah. Torque dan power.

Torque (atau juga disebut torsi / moment) sebenernya adalah kekuatan berputar (disebut juga ‘rotational force’ atau ‘angular force’.Satuan torque adalah Newton Meter atau lbs ft (’pound feet). Dari definisi ini, maka rumus torque adalah :

torque = F x r
F = satuan Newton
r = satuan meter.

Ilustrasi berikut berupa membuka baut dengan kunci inggris, dapat dijelaskan yaitu kekuatan dikali dengan jarak maka sama dengan torsi. Dalam implementasi sehari-hari terutama pada engine motor, adalah kekuatan dorongan piston dan jarak berputarnya.
Memilih bahan bakar yang tepat [Pertamina - Shell - Petronas]
Sedangkan power yang dihitung dengan satuan Kw (Kilo watts) atau Horse Power (HP) mempunyai hubungan erat dengan torque. Power dirumuskan sbb :

Power = torque x angular speed.
Rumus diatas adalah rumus dasarnya, pada engine maka rumusnya menjadi :
Power = torque x 2 phi x rotational speed (RPM).
Untuk mengukur Power (KW) adalah sbb :
Power (kW) = torque (Nm) x 2 phi x rotational speed (RPM) / 60000
6000 dapat diartikan adalah 1 menit = 60 detik, dan untuk mendapatkan kw = 1000 watt.

sedangkan untuk mengukur Power (HP) adalah sbb :

Power (HP) = torque (lbs. ft) x rotational speed (RPM) / 5252

atau dapat juga mencari KW dulu kemudian konversi ke HP

Dari persamaan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa power memiliki korelasi dengan torsi. Torsi sangat dipengaruhi dengan engine yang mendorong piston (dipengaruhi unsur F). Sewaktu terjadi ledakan di combustion chamber itulah F dihasilkan. Jadi semakin besar cc nya..biasanya semakin besar F yang dihasilkan. Tapi ini juga dipengaruhi oleh compression ratio…

Torsi untuk akselerasi dan power untuk top speed… Dan final perhitungan juga harus memasukkan berat kendaraan dan berat ridernya.. so dikenal dengan power to weight ratio.
[youtube]sEf8va1S7Sw&feature=player_embedded[/youtube]
Semoga Gak Repost emoticon-Blue Repost Gan
Jangan Lupa di Rate yah Agan2*****[/B]
Berkenan ijo2emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)
Ane Gak Ngarepemoticon-Blue Guy Bata (L)emoticon-Blue Guy Bata (L)
Update
go to #149

Tambahan dari agan Thins
http://www.kaskus.co.id/showpost.php...&postcount=179
0
23.9K
1.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan