- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Cacatan Harian Pidi Baiq - Surat Untuk Piyan


TS
pidibaiq
Cacatan Harian Pidi Baiq - Surat Untuk Piyan
Hallo Piyan. Masih ingat gak waktu kita kecil dulu, suka ngolesin rhemason ke pantat kucing? Hi hi juga ke pantat ayam. Terus Ingat ga kita pernah disuruh turun sama sopir angkot karena teriak-teriak sambil nongol di jendela mobil culiiiik, tolooong!!. 
Si Wildan nya Bu Tia, kita borgol rame-rame dan diikat di nisan kuburan malam-malam. Hi hi seru, si wildan teriak-teriak sampe semua orang pada datang, sampe kita semua disidang di rumahnya. Terus masih inget ga kita pernah disuruh pak Nukman ngehapus gambar pocongk yang kita bikin pake cat tembok di pohon tua yang tumbuh di tengah makam. Rame. Ramelah.
Terus masih inget ga kita pernah jatuh rame-rame dari pembatas kelas dari triplek yang kita naiki sehingga menimpa siswa yang ada di kelas sebelah yang lagi belajar. Hi hi. Kita diarak ke ruangan BP. Rame. Ramelah.
Dan Mang Dedi tukang bubur, inget gak? Pernah marah-marah gara-gara tulisan Bubur Ayam Enak nya kita vandalin jadi Dubur Ayam Enak. Si Topan, inget ga? Pernah menjerit-jerit karena kita paksa disuruh merkosa kucing di kebun? Hi hi, mukanya sampe pucat. Sekarang dia kerja di statiun teve swasta di jakarta, Yan. Udah kaya.
Tapi perbuatan yang paling kita sesali dari semua itu adalah waktu kita ngambil semua sendal orang yang lagi tahlilan, Yan, masih inget gak? sendalnya kita tulisin pake spidol permanen dengan tulisan hurup arab, kemudian kita simpan lagi ke sana sehingga waktu mereka mau pulang mereka berusaha menghapusnya sambil marah-marah, sebagian terpaksa pulang menjinjing sendal. Hi hi kita ngumpet di semak-semak sambil ketakutan.
Terus ada orang yang suka ngapelin mbak Vina, helm bagian mulutnya kita colekin tahi ayam, hi hi pas pulang dianya terus meludah-ludah. Hi hi itu mbak Vinanya marah-marah kita pura-pura gak tahu d gardu ronda. Dulu itu rame ya Yan. Rame pisan.
Sekarang kita sudah tua jadi pada serius begini. Jadi enggak seru lagi. Semua berubah pasti gara-gara kita diwajibkan untuk cari uang. Jadinya waktu kita habis di tempat kerja. Kita mengerjakan sesuatu tidak lagi main-main, kita bekerja dengan maki-maki. Kita jadi tidak bebas lagi kayak dulu karena kita bekerja dengan intruksi dari Boss yang tidak pernah main-main. Kita mengerjakan pekerjaan dengan aturan main yang melarang main-main. Kita mengerjakan pekerjaan dengan ketakutan tidak laku. Kita mengerjakan pekerjaan untuk kesenangan orang lain. Kita mengerjakan pekerjaan bukan untuk menyenangkan. Kita mengerjakan pekerjaan dengan cara mengikuti pekerjaan orang lain. Enggak seru. Semua berjalan dengan baik dan teratur dan itu sangat membosankan.
Mungkin pemikiran saya salah. Tapi, Yan, dulu saya senang.

Si Wildan nya Bu Tia, kita borgol rame-rame dan diikat di nisan kuburan malam-malam. Hi hi seru, si wildan teriak-teriak sampe semua orang pada datang, sampe kita semua disidang di rumahnya. Terus masih inget ga kita pernah disuruh pak Nukman ngehapus gambar pocongk yang kita bikin pake cat tembok di pohon tua yang tumbuh di tengah makam. Rame. Ramelah.

Terus masih inget ga kita pernah jatuh rame-rame dari pembatas kelas dari triplek yang kita naiki sehingga menimpa siswa yang ada di kelas sebelah yang lagi belajar. Hi hi. Kita diarak ke ruangan BP. Rame. Ramelah.
Dan Mang Dedi tukang bubur, inget gak? Pernah marah-marah gara-gara tulisan Bubur Ayam Enak nya kita vandalin jadi Dubur Ayam Enak. Si Topan, inget ga? Pernah menjerit-jerit karena kita paksa disuruh merkosa kucing di kebun? Hi hi, mukanya sampe pucat. Sekarang dia kerja di statiun teve swasta di jakarta, Yan. Udah kaya.

Tapi perbuatan yang paling kita sesali dari semua itu adalah waktu kita ngambil semua sendal orang yang lagi tahlilan, Yan, masih inget gak? sendalnya kita tulisin pake spidol permanen dengan tulisan hurup arab, kemudian kita simpan lagi ke sana sehingga waktu mereka mau pulang mereka berusaha menghapusnya sambil marah-marah, sebagian terpaksa pulang menjinjing sendal. Hi hi kita ngumpet di semak-semak sambil ketakutan.

Terus ada orang yang suka ngapelin mbak Vina, helm bagian mulutnya kita colekin tahi ayam, hi hi pas pulang dianya terus meludah-ludah. Hi hi itu mbak Vinanya marah-marah kita pura-pura gak tahu d gardu ronda. Dulu itu rame ya Yan. Rame pisan.
Sekarang kita sudah tua jadi pada serius begini. Jadi enggak seru lagi. Semua berubah pasti gara-gara kita diwajibkan untuk cari uang. Jadinya waktu kita habis di tempat kerja. Kita mengerjakan sesuatu tidak lagi main-main, kita bekerja dengan maki-maki. Kita jadi tidak bebas lagi kayak dulu karena kita bekerja dengan intruksi dari Boss yang tidak pernah main-main. Kita mengerjakan pekerjaan dengan aturan main yang melarang main-main. Kita mengerjakan pekerjaan dengan ketakutan tidak laku. Kita mengerjakan pekerjaan untuk kesenangan orang lain. Kita mengerjakan pekerjaan bukan untuk menyenangkan. Kita mengerjakan pekerjaan dengan cara mengikuti pekerjaan orang lain. Enggak seru. Semua berjalan dengan baik dan teratur dan itu sangat membosankan.

Mungkin pemikiran saya salah. Tapi, Yan, dulu saya senang.

Pidi Baiq
Imam Beser the Panas Dalam
Imam Beser the Panas Dalam
0
38.9K
45


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan