- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Catatan Perjalanan OANC
[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-


TS
insanpenyendiri
[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-
Permisi, kawan - kawan...
Sekali lagi manusia kecil ingin sekedar berbagi, -cerita tentang kebaikan Tuhan, keindahan alam dan para manusia Penolong, dalam pembelajarannya bersepeda dengan "Si Biru" selama 22 hari yang penuh arti..., di dua Propinsi...-
Pra perjalanan - selama perjalanan - setelah perjalanan,,, Si Biru dan aku mengucapkan terimakasih atas doa, support,bantuan-pertolongan, kepada:
TYME
My Lovely Mom
Clara Damora
'Na Lafighi
Kel Mas Andri, Nur, Yoga, Achan Garung-Wonosobo
Ayoung Dylan
Julius Fitzgotlieb
Arif Yang Boediman
Deny Haka
Soe Sudradjat
Subandi Nasution
Jaya Arisandi
Anggoro Bagoes Santoso
Denni Yachobi
Rizky Jepri Sinaga & kel
Njon Lestari Oge
Albert Hardian
Alberto Limsada
Kiki Ilham
Rika Erosa Gunawan
Kemal Rosyidi
Ugun Gunawan
Hildanz Gomez - cs- & Warnet Aink
Aryo Raden
Schatzi Ian
Adipati Wono
Jon Kunyah Full
Kuro Kuro Ninjo
Ryuki Humasaki
Lukman Hakim
Ezza Rezza
Asep Wahyu Pujaswara & Kel
Cintya Putri
Jaya Wijaya
Bang Napi (Dadang)
Dadang Oi
Doni Agus Setiawan
Muh Afdal
Nirwan SiikupetMblegedeg ThephongowOflokaljaya
Bpk Kagol-kel, Arfian - Kretek
Pos Pendakian Sumbing + Sindoro
Penduduk Kledung, Mas Nur
Para DKM yang baik di Wonosobo, Majenang -telah mempersilakan/mengijinkan bermalam-
Pom Bensin (SPBU) daerah Indramayu -telah mempersilakan/mengijinkan bermalam-
Seorang Bpk di daerah Waduk Mrica, Banjarnegara
Ibu warung di daerah Wonosobo
Vidia dan Ibu (warung Bakso)
SAMPALA
Unsoed
STMIK
dan KASKUS OANC tentunya,
juga semua insan -respektor- yang mendukung penuh.
-Maaf bila ada kurang/tak tersebut, karena keterbatasanku mengingat-
Trimakasih semua...
Sekali lagi manusia kecil ingin sekedar berbagi, -cerita tentang kebaikan Tuhan, keindahan alam dan para manusia Penolong, dalam pembelajarannya bersepeda dengan "Si Biru" selama 22 hari yang penuh arti..., di dua Propinsi...-
Spoiler for Ucapan Terimakasih:
Quote:
Pra perjalanan - selama perjalanan - setelah perjalanan,,, Si Biru dan aku mengucapkan terimakasih atas doa, support,bantuan-pertolongan, kepada:
TYME
My Lovely Mom
Clara Damora
'Na Lafighi
Kel Mas Andri, Nur, Yoga, Achan Garung-Wonosobo
Ayoung Dylan
Julius Fitzgotlieb
Arif Yang Boediman
Deny Haka
Soe Sudradjat
Subandi Nasution
Jaya Arisandi
Anggoro Bagoes Santoso
Denni Yachobi
Rizky Jepri Sinaga & kel
Njon Lestari Oge
Albert Hardian
Alberto Limsada
Kiki Ilham
Rika Erosa Gunawan
Kemal Rosyidi
Ugun Gunawan
Hildanz Gomez - cs- & Warnet Aink
Aryo Raden
Schatzi Ian
Adipati Wono
Jon Kunyah Full
Kuro Kuro Ninjo
Ryuki Humasaki
Lukman Hakim
Ezza Rezza
Asep Wahyu Pujaswara & Kel
Cintya Putri
Jaya Wijaya
Bang Napi (Dadang)
Dadang Oi
Doni Agus Setiawan
Muh Afdal
Nirwan SiikupetMblegedeg ThephongowOflokaljaya
Bpk Kagol-kel, Arfian - Kretek
Pos Pendakian Sumbing + Sindoro
Penduduk Kledung, Mas Nur
Para DKM yang baik di Wonosobo, Majenang -telah mempersilakan/mengijinkan bermalam-
Pom Bensin (SPBU) daerah Indramayu -telah mempersilakan/mengijinkan bermalam-
Seorang Bpk di daerah Waduk Mrica, Banjarnegara
Ibu warung di daerah Wonosobo
Vidia dan Ibu (warung Bakso)
SAMPALA
Unsoed
STMIK
dan KASKUS OANC tentunya,
juga semua insan -respektor- yang mendukung penuh.
-Maaf bila ada kurang/tak tersebut, karena keterbatasanku mengingat-
Trimakasih semua...
Spoiler for hari pertama - hari ketiga:
Quote:
Bandung, 19 Juni 2010
Pagi buta kedua mata ciptaan-Nya ini spontan terbuka ketika alarm ponsel berbunyi. Aku langsung beranjak bangun dan segera berkemas. Kemudian pamit pada seorang kakak, memohon doa dan restunya.
Sementara, kecemasan, keraguan, dan ketakutan yang berlebih masih terus membayangi pikiranku."apakah aku bisa?". Aku masih tidak yakin dengan segala kelemahan yang kumiliki, ditambah lagi dengan bekal yang hanya 106 ribu rupiah. Namun tekad sudah bulat, kaki tetap melangkah, menghampiri Si Biru lalu mendorongnya keluar dari halaman rumah.
Tepat di depan halaman rumah kepalaku menengadah ke atas. Kedua mata melihat rembulan yang masih berkuasa. Dan di saat itu gerakan pertama kakiku mulai melajukan Si Biru.
Suara di hati memberi semangat, "inilah saat yang selalu kutunggu. Pergi keluar rumah untuk membunuh kenyamanan!". Dan hari ini, aku merasa sangat merdeka!
menuju kawah kamojang (+/- 30 Km)
Perjalanan dua jam akhirnya mengantarku tiba di Majalaya, sebuah daerah di Bandung selatan. Sekitar 15 menit perjalanan ke arah selatan dari pusat keramaian Majalaya, aku berhenti menggowes. Berinisiatif untuk istirahat, tepat di bahu jalan dengan view hamparan sawah yang indah.
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0189.jpg)
Saat istirahat tiba-tiba seorang pria renta menghampiriku. Beliau lalu bertanya, "bade kamana, sep?" Kujawab pertanyaan itu "Ka Kawah Kamojang,pa.." Beliau membalas, "Ooo, tebih keneh,sep". Percakapan pun menjauh, merambah pada obrolan mengenai pekerjaannya. Akhirnya kuketahui bahwa bapak ini berprofesi sebagai pemulung. Ah, pekerjaan yang mulia.
Di sela perbincangan aku menawarkan rokok padanya. Namun ia berkata, "Bapak mah meningan dipasihan acis daripada dipasihan rokok" (= bapak sih lebih baik dikasih uang daripada rokok -walau akhirnya tetap saja,rokok dihisap juga, hihiii..-). Aku terhentak, berpikir sejenak, lalu merogoh kantong dan dengan ikhlas kuberikan uang seribu rupiah. Bukan tak ingin memberi lebih, Pak. Saat ini aku memang harus mengirit, 'maaf, pak'-.
Perjalanan dilanjutkan. Jarak tempuh Majalaya-Kawah Kamojang adalah 14 kilometer. Sejauh tujuh kilometer pertama aku berusaha untuk terus menggowes, meski menurutk jalur sangat berat. Tujuh kilometer berikutnya aku tak kuasa untuk tetap menggowes. Kuputuskan untuk turun dan berjalan sambil mendorong Si Biru. Kira-kira di Km 11 akhirnya aku menyerah, tak sanggup lagi berjalan apalagi mengayuh. Lelah yang teramat dan mental seperti hancur!
Aku menunggu transportasi umum, lalu kunaikkan Si Biru, Sepuluh menit berselang, aku telah tiba di pertigaan jalan Raya Kamojang. (Rp.3000 untuk ongkos).
"Hadoooh...", aku bergumam saat melihat 'plang' yang bertuliskan keterangan jarak menuju Kawah Kamojang. Ternyata aku masih harus menggowes 2 Km lagi..
Pukul 13.00 WIB, aku dan Si Biru tiba di pintu masuk Wisata Kamojang. Di loket, aku merogoh kocek Rp. 5000. Kemudian lanjut kira-kira 300 meter sampai ke kawasan kawah.
Untuk bisa mencapai kawah utama, yaitu Kawah Hujan, pengunjung terlebih dahulu akan melewati beberapa kawah, diantaranya; Kawah Manuk, Berecek, kemudian Kereta Api.
Keindahan Kawah Kamojang memanglah menarik dan cocok dijadikan salah satu target untuk mengisi waktu berlibur. Hanya sayang, menurut keterangan dari penduduk setempat, promosi untuk wisata Kamojang masih kurang atau belum gencar.
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0196.jpg)
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0198.jpg)
kawah manuk
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0199.jpg)
kawah berecek
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0201.jpg)
kereta api
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0202.jpg)
kawah air hujan
Dirasa cukup puas menikmati alam kamojang, aku kemudian berjalan keluar kawasan, menuju ke tempat Si Biru kutitipkan pada penjual bakso, mas Anggoro namanya. Nama yang tidak boleh aku lupakan. Insan baik yang baru kukenal ini, menraktirku secangkir kopi dan memberikan sebungkus nasi komplit dengan lauknya. "Untuk bekal makan nanti sore", katanya. Trimakasih banyak, mas Anggoro.
kehilangan matras saat menuju Garut
Gowes berlanjut pukul 15.00 (walaupun jarang menggowes). Jalur menuju Garut tinggal menurun (+/- 40 Km). Hanya di beberapa titik saja terdapat tanjakan dan trek lurus. Aku keasyikan dengan laju Si Biru yang cukup cepat. Jalanan turun adalah dendam. Pembalasan waktu. Tapi ternyata, aku harus menerima akibatnya. Matras yang telah jauh-jauh dibawa akhirnya hilang..., entah terjatuh di mana.
saudara baru di Garut
Pukul 17.00 aku tiba di Simpang Lima, Garut. Aku bertanya arah Garut kota pada salah seorang penjual pisang molen. Kang Abek, nama gaulnya. Trimakasih, kang Abek, untuk diskon pisang molennya. Singkatnya, aku beristirahat lumayan lama di sini.
Pukul 19.00 WIB melanjutkan gowes menuju Masjid Agung yang terletak di kawasan alun-alun Garut. Rencananya aku akan menumpang bermalam di sana. Di sebuah pertigaan jalan yang tak ada rambunya aku berhenti. Bingung untuk memilih arah yang mana, kemudian 'ku bertanya pada seorang pria muda yang sedang duduk di depan sebuah warung. Dalam perbincangan ini, Sang pria muda menyarankan agar aku jangan tidur di Masjid Agung Garut karena faktor keamanan. Dari guratan wajahnya terlihat kalau, Hildan (namanya) sedang berpikir, mencari solusi untuk membantuku. "mas ga buru-buru kan?, santai dulu aja ya di sini. Kita nongkrong-nongkrong dulu di alun-alun. Nanti saya bantu pikirin supaya mas bisa tidur nyaman malam ini" Kemudian ia mengajakku untuk menikmati suasana ramamai malam minggu di sekitar alun-alun.
Kira-kira pukul 22.00 WIB, masalah terpecahkan. Aku diajak Hildan untuk bermalan di sebuah warnet yang berjarak cukup dekat dari alun-alun, warnet kepunyaan temannya Hildan. Sesampainya di warnet@ink, aku meminta izin untuk bermalam pada sang pemiilik. Sang pemilik pun dengan tangan terbuka mempersilakan.
...malam ini, aku tertidur lelap. Tidur beralas 'kasur Palembang' di ruangan tengah, warnet@ink...
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0221.jpg)
Hildan cs (Hildan mengenakan baju hitam)
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0226.jpg)
bersama kang Irwan -warnet@ink-
Garut, 20 Juni 2010
Hari ini aku terbangun pukul. 07.45 WIB. Dipastikan rencana berangkat pukul 05.00 WIB gagal total. Tubuh yang kelelahan membuat tidurku sangat nyenyak di malam tadi. Sementara, keberadaan Hildan sudah menghilang. Yang terlihat di sini hanya sang pemilik warnet dan beberapa orang pengguna jasa penyewaan.
Pagi, siang, sore, hingga malam, tidak ada kegiatan berat yang dilakukan. Hari ini hanya di isi dengan perbincangan hangat bersama Kang Irwan, sang pemilik warnet. Kami sharring tentang kehidupan, sedikit cerita tentang 'latar belakang', sedikit kisah tentang keinginan, dan sedikit ide untuk masa depan. Banyak ilmu kudapatkan dalam obrolan dengan kang Irwan. Selain itu, benda-benda gratis pun kudapatkan. Salah satunya adalah warisan matras. Dulu, saat masih kuliah, kang Irwan gemar mendaki gunung.
Hmm..., matras yang hilang telah tergantikan.
Trimakasih Hildan cs, Kang Irwan-warnet@ink- (untuk izin bermalam, makan siang, matras warisan dan bekal keripik pisang), juga ibu/'mamah' warung di sekitaran alun-alun yang sudah turut pusing mencarikan tempat bermalam.
21 Juni 2010 (Garut, Tasik, Ciamis, Banjar, Perbatasan Jabar-Jateng, Majenang)
Setelah istirahat dua malam di kota Garut, perjalanan dilanjutkan. Pukul tiga dini hari, Si Biru mulai melaju meninggalkan pusat kota Garut, juga meninggalkan kenangannya.
Destinasi hari ini adalah Jawa Tengah. Pertama-tama, kota Tasik harus dilewati. Sedikit jalur menanjak di awal perjalanan harus kunikmati "yaah, itung-itung pemanasan...", pikirku.
Pagi buta kedua mata ciptaan-Nya ini spontan terbuka ketika alarm ponsel berbunyi. Aku langsung beranjak bangun dan segera berkemas. Kemudian pamit pada seorang kakak, memohon doa dan restunya.
Sementara, kecemasan, keraguan, dan ketakutan yang berlebih masih terus membayangi pikiranku."apakah aku bisa?". Aku masih tidak yakin dengan segala kelemahan yang kumiliki, ditambah lagi dengan bekal yang hanya 106 ribu rupiah. Namun tekad sudah bulat, kaki tetap melangkah, menghampiri Si Biru lalu mendorongnya keluar dari halaman rumah.
Tepat di depan halaman rumah kepalaku menengadah ke atas. Kedua mata melihat rembulan yang masih berkuasa. Dan di saat itu gerakan pertama kakiku mulai melajukan Si Biru.
Suara di hati memberi semangat, "inilah saat yang selalu kutunggu. Pergi keluar rumah untuk membunuh kenyamanan!". Dan hari ini, aku merasa sangat merdeka!
menuju kawah kamojang (+/- 30 Km)
Perjalanan dua jam akhirnya mengantarku tiba di Majalaya, sebuah daerah di Bandung selatan. Sekitar 15 menit perjalanan ke arah selatan dari pusat keramaian Majalaya, aku berhenti menggowes. Berinisiatif untuk istirahat, tepat di bahu jalan dengan view hamparan sawah yang indah.
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0189.jpg)
Saat istirahat tiba-tiba seorang pria renta menghampiriku. Beliau lalu bertanya, "bade kamana, sep?" Kujawab pertanyaan itu "Ka Kawah Kamojang,pa.." Beliau membalas, "Ooo, tebih keneh,sep". Percakapan pun menjauh, merambah pada obrolan mengenai pekerjaannya. Akhirnya kuketahui bahwa bapak ini berprofesi sebagai pemulung. Ah, pekerjaan yang mulia.
Di sela perbincangan aku menawarkan rokok padanya. Namun ia berkata, "Bapak mah meningan dipasihan acis daripada dipasihan rokok" (= bapak sih lebih baik dikasih uang daripada rokok -walau akhirnya tetap saja,rokok dihisap juga, hihiii..-). Aku terhentak, berpikir sejenak, lalu merogoh kantong dan dengan ikhlas kuberikan uang seribu rupiah. Bukan tak ingin memberi lebih, Pak. Saat ini aku memang harus mengirit, 'maaf, pak'-.
Perjalanan dilanjutkan. Jarak tempuh Majalaya-Kawah Kamojang adalah 14 kilometer. Sejauh tujuh kilometer pertama aku berusaha untuk terus menggowes, meski menurutk jalur sangat berat. Tujuh kilometer berikutnya aku tak kuasa untuk tetap menggowes. Kuputuskan untuk turun dan berjalan sambil mendorong Si Biru. Kira-kira di Km 11 akhirnya aku menyerah, tak sanggup lagi berjalan apalagi mengayuh. Lelah yang teramat dan mental seperti hancur!
Aku menunggu transportasi umum, lalu kunaikkan Si Biru, Sepuluh menit berselang, aku telah tiba di pertigaan jalan Raya Kamojang. (Rp.3000 untuk ongkos).
"Hadoooh...", aku bergumam saat melihat 'plang' yang bertuliskan keterangan jarak menuju Kawah Kamojang. Ternyata aku masih harus menggowes 2 Km lagi..
Pukul 13.00 WIB, aku dan Si Biru tiba di pintu masuk Wisata Kamojang. Di loket, aku merogoh kocek Rp. 5000. Kemudian lanjut kira-kira 300 meter sampai ke kawasan kawah.
Untuk bisa mencapai kawah utama, yaitu Kawah Hujan, pengunjung terlebih dahulu akan melewati beberapa kawah, diantaranya; Kawah Manuk, Berecek, kemudian Kereta Api.
Keindahan Kawah Kamojang memanglah menarik dan cocok dijadikan salah satu target untuk mengisi waktu berlibur. Hanya sayang, menurut keterangan dari penduduk setempat, promosi untuk wisata Kamojang masih kurang atau belum gencar.
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0196.jpg)
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0198.jpg)
kawah manuk
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0199.jpg)
kawah berecek
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0201.jpg)
kereta api
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0202.jpg)
kawah air hujan
Dirasa cukup puas menikmati alam kamojang, aku kemudian berjalan keluar kawasan, menuju ke tempat Si Biru kutitipkan pada penjual bakso, mas Anggoro namanya. Nama yang tidak boleh aku lupakan. Insan baik yang baru kukenal ini, menraktirku secangkir kopi dan memberikan sebungkus nasi komplit dengan lauknya. "Untuk bekal makan nanti sore", katanya. Trimakasih banyak, mas Anggoro.
kehilangan matras saat menuju Garut
Gowes berlanjut pukul 15.00 (walaupun jarang menggowes). Jalur menuju Garut tinggal menurun (+/- 40 Km). Hanya di beberapa titik saja terdapat tanjakan dan trek lurus. Aku keasyikan dengan laju Si Biru yang cukup cepat. Jalanan turun adalah dendam. Pembalasan waktu. Tapi ternyata, aku harus menerima akibatnya. Matras yang telah jauh-jauh dibawa akhirnya hilang..., entah terjatuh di mana.
saudara baru di Garut
Pukul 17.00 aku tiba di Simpang Lima, Garut. Aku bertanya arah Garut kota pada salah seorang penjual pisang molen. Kang Abek, nama gaulnya. Trimakasih, kang Abek, untuk diskon pisang molennya. Singkatnya, aku beristirahat lumayan lama di sini.
Pukul 19.00 WIB melanjutkan gowes menuju Masjid Agung yang terletak di kawasan alun-alun Garut. Rencananya aku akan menumpang bermalam di sana. Di sebuah pertigaan jalan yang tak ada rambunya aku berhenti. Bingung untuk memilih arah yang mana, kemudian 'ku bertanya pada seorang pria muda yang sedang duduk di depan sebuah warung. Dalam perbincangan ini, Sang pria muda menyarankan agar aku jangan tidur di Masjid Agung Garut karena faktor keamanan. Dari guratan wajahnya terlihat kalau, Hildan (namanya) sedang berpikir, mencari solusi untuk membantuku. "mas ga buru-buru kan?, santai dulu aja ya di sini. Kita nongkrong-nongkrong dulu di alun-alun. Nanti saya bantu pikirin supaya mas bisa tidur nyaman malam ini" Kemudian ia mengajakku untuk menikmati suasana ramamai malam minggu di sekitar alun-alun.
Kira-kira pukul 22.00 WIB, masalah terpecahkan. Aku diajak Hildan untuk bermalan di sebuah warnet yang berjarak cukup dekat dari alun-alun, warnet kepunyaan temannya Hildan. Sesampainya di warnet@ink, aku meminta izin untuk bermalam pada sang pemiilik. Sang pemilik pun dengan tangan terbuka mempersilakan.
...malam ini, aku tertidur lelap. Tidur beralas 'kasur Palembang' di ruangan tengah, warnet@ink...
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0221.jpg)
Hildan cs (Hildan mengenakan baju hitam)
![[Catper] Bidik "Si Kembar" Tanpa Polusi [Mencari Sahabat, bertemu Saudara]-](https://dl.kaskus.id/i899.photobucket.com/albums/ac191/insanpenyendiri/DSCN0226.jpg)
bersama kang Irwan -warnet@ink-
Garut, 20 Juni 2010
Hari ini aku terbangun pukul. 07.45 WIB. Dipastikan rencana berangkat pukul 05.00 WIB gagal total. Tubuh yang kelelahan membuat tidurku sangat nyenyak di malam tadi. Sementara, keberadaan Hildan sudah menghilang. Yang terlihat di sini hanya sang pemilik warnet dan beberapa orang pengguna jasa penyewaan.
Pagi, siang, sore, hingga malam, tidak ada kegiatan berat yang dilakukan. Hari ini hanya di isi dengan perbincangan hangat bersama Kang Irwan, sang pemilik warnet. Kami sharring tentang kehidupan, sedikit cerita tentang 'latar belakang', sedikit kisah tentang keinginan, dan sedikit ide untuk masa depan. Banyak ilmu kudapatkan dalam obrolan dengan kang Irwan. Selain itu, benda-benda gratis pun kudapatkan. Salah satunya adalah warisan matras. Dulu, saat masih kuliah, kang Irwan gemar mendaki gunung.
Hmm..., matras yang hilang telah tergantikan.
Trimakasih Hildan cs, Kang Irwan-warnet@ink- (untuk izin bermalam, makan siang, matras warisan dan bekal keripik pisang), juga ibu/'mamah' warung di sekitaran alun-alun yang sudah turut pusing mencarikan tempat bermalam.
21 Juni 2010 (Garut, Tasik, Ciamis, Banjar, Perbatasan Jabar-Jateng, Majenang)
Setelah istirahat dua malam di kota Garut, perjalanan dilanjutkan. Pukul tiga dini hari, Si Biru mulai melaju meninggalkan pusat kota Garut, juga meninggalkan kenangannya.
Destinasi hari ini adalah Jawa Tengah. Pertama-tama, kota Tasik harus dilewati. Sedikit jalur menanjak di awal perjalanan harus kunikmati "yaah, itung-itung pemanasan...", pikirku.
Diubah oleh insanpenyendiri 08-07-2013 06:03
0
14.2K
Kutip
149
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan