- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Fenomena Geophagy di Kehidupan Kita


TS
sansai6
Fenomena Geophagy di Kehidupan Kita
Quote:
Quote:
Jangan Lupa Gan










Spoiler for test:

Quote:
Quote:

Geophagy, mengkonsumsi bumi (baca:makan tanah). Adalah kegiatan praktek makan zat tanah seperti seperti tanah liat,dan kapur, untuk mendapatkan nutrisi penting seperti belerang dan fosfor dari tanah. Tanah yang paling sering dikonsumsi umumnya adalah tanah liat, dan kualitas tanah liat tampaknya merupakan stimulus bagi geophagy. Lazimya praktek ini menunjukkan bukanlah sebagai sesuatu perilaku yang menyimpang, melainkan bahwa hal ini mungkin memiliki beberapa arti fungsional berhubungan dengan diet dan ekologi. Beberapa hipotesis telah diusulkan untuk menjelaskan keberadaan geophagy, dan konsumsi tanah liat pada khususnya:
- tanah liat memberikan mineral tambahan yang mungkin kurang dalam makanan rutin;
- tanah liat memiliki kemampuan untuk menyerap senyawa beracun sekunder yang berasal dari makanan nabati;
- tanah liat melindungi saluran pencernaan dari gangguan kimiawi dan biologis lainnya, dan mencegah penyakit gastrointestinal lainnya.
Dukungan kepada semua hipotesis ini tergantung pada konteks ekologis dan takson dan menunjukkan geophagy yang mungkin berhubungan dengan efek biologis yang positif. Struktur kimia yang unik dari tanah liat memungkinkan bahwa tanah ini memiliki fungsi-fungsi biologis. Tanah liat biasanya terdiri dari aluminium, magnesium, besi, dan kalsium, yang dapat terlibat dalam pertukaran mineral dalam tubuh. Tanah liat juga memiliki sifat koloid yang mampu menyerap air dan senyawa organik lainnya. Tanah liat umumnya yang sering dikonsumsi meliputi: kaolin, smektit, montmorillonit, haloisit, dan alofan.
Di antara manusia, konsumsi tanah liat dari tergantung berbagai kondisi. Dalam beberapa konteks budaya, tanah liat merupakan bagian integral dari masakan. Timotius Johns telah mendokumentasikan penggunaan saus tanah dengan kentang di daerah populasi dataran tinggi Andes. Dikonsumsi dengan cara ini, karena tanah liat menyerap zat glycoalkaloid beracun (solanin) di cultigens kentang yang merupakan makanan pokok di wilayah ini. Tanah liat juga digunakan dalam produksi roti acorn oleh penduduk asli Amerika dan Sisilia. Dalam hal ini, pembakaran dengan tanah liat mengurangi toksisitas tanin dalam biji-bijian, dan meningkatkan komposisi gizi makanan ini secara keseluruhan. Tuban, adalah salah satu desa di Jawa Timur Indonesia, dimana orang-orang nya memakan tanah yang disebut dengan nama "ampo" yang dipercayai bisa sebagai obat dan mereka mempercayai bahwa ampo bisa menghilangkan rasa sakit. Tanah liat juga digunakan pula untuk tujuan pengobatan tertentu, paling sering untuk melawan penyakit pencernaan seperti mual, sakit perut, atau diare. Dikonsumsi dalam tablet atau cair, tanah liat memiliki efek dengan memperlambat motilitas gastrointestinal, mengikat racun atau mikroorganisme patogen, dan melancarkan asam dari saluran pencernaan bagian atas. Penting untuk dicatat bahwa sejak tanah liat dapat menyerap berbagai senyawa kimia, juga dapat mengganggu penyerapan obat-obatan seperti obat antimalaria (klorokuin).
Selain penggunaan rutin dari tanah liat dalam masakan, konsumsi liat sering berhubungan dengan kehamilan pada manusia. Praktek ini dilaporkan paling sering di antara Afrika dan Afrika-Amerika, meskipun ditemukan pada populasi lainnya. Perempuan melaporkan bahwa tanah liat memudahkan mual dan muntah yang sering terjadi selama trimester pertama. Hal ini mungkin disebabkan oleh kemampuan tanah liat untuk memperlancar saluran pencernaan dan menyerap racun, dimana embrio sangat rentan selama masa pengembangan awal. Konsumsi tanah liat seiring berlanjut selama kehamilan, dan tanah liat dapat memberikan kalsium tambahan untuk membentuk kerangka janin. Dukungan untuk analisis ini berasal dari Andrea S. Wiley dan studi Salomo H. Katz (1998) dari geophagy pada populasi Afrika, yang menunjukkan bahwa konsumsi tanah liat secara signifikan lebih umum pada populasi yang tidak mengkonsumsi susu dan yang sangat bergantung pada tanaman yang kaya akan racun pada makanannya. Oleh karena itu tanah liat dapat berfungsi sebagai detoxicant serta sumber kalsium, keduanya sangat penting bagi poulasi non-menyusui dan pertanian. Banyak tanah liat sub-Sahara Afrika (terutama yang berasal dari gundukan rayap) telah ditemukan kandungan mineral kaya akan kalsium (Hunter, 1993). Yang terpenting, tanah liat harus dipanggang sebelum dikonsumsi, sehingga mengurangi potensi kontaminasi mikroba. Ketika tanah liat tidak tersedia, pati cucian(laundry starch) kadang-kadang dikonsumsi oleh ibu hamil, meskipun hal ini tidak mungkin terkait dengan manfaat kesehatan yang sama seperti tanah liat.
Di antara manusia, konsumsi tanah liat dari tergantung berbagai kondisi. Dalam beberapa konteks budaya, tanah liat merupakan bagian integral dari masakan. Timotius Johns telah mendokumentasikan penggunaan saus tanah dengan kentang di daerah populasi dataran tinggi Andes. Dikonsumsi dengan cara ini, karena tanah liat menyerap zat glycoalkaloid beracun (solanin) di cultigens kentang yang merupakan makanan pokok di wilayah ini. Tanah liat juga digunakan dalam produksi roti acorn oleh penduduk asli Amerika dan Sisilia. Dalam hal ini, pembakaran dengan tanah liat mengurangi toksisitas tanin dalam biji-bijian, dan meningkatkan komposisi gizi makanan ini secara keseluruhan. Tuban, adalah salah satu desa di Jawa Timur Indonesia, dimana orang-orang nya memakan tanah yang disebut dengan nama "ampo" yang dipercayai bisa sebagai obat dan mereka mempercayai bahwa ampo bisa menghilangkan rasa sakit. Tanah liat juga digunakan pula untuk tujuan pengobatan tertentu, paling sering untuk melawan penyakit pencernaan seperti mual, sakit perut, atau diare. Dikonsumsi dalam tablet atau cair, tanah liat memiliki efek dengan memperlambat motilitas gastrointestinal, mengikat racun atau mikroorganisme patogen, dan melancarkan asam dari saluran pencernaan bagian atas. Penting untuk dicatat bahwa sejak tanah liat dapat menyerap berbagai senyawa kimia, juga dapat mengganggu penyerapan obat-obatan seperti obat antimalaria (klorokuin).
Selain penggunaan rutin dari tanah liat dalam masakan, konsumsi liat sering berhubungan dengan kehamilan pada manusia. Praktek ini dilaporkan paling sering di antara Afrika dan Afrika-Amerika, meskipun ditemukan pada populasi lainnya. Perempuan melaporkan bahwa tanah liat memudahkan mual dan muntah yang sering terjadi selama trimester pertama. Hal ini mungkin disebabkan oleh kemampuan tanah liat untuk memperlancar saluran pencernaan dan menyerap racun, dimana embrio sangat rentan selama masa pengembangan awal. Konsumsi tanah liat seiring berlanjut selama kehamilan, dan tanah liat dapat memberikan kalsium tambahan untuk membentuk kerangka janin. Dukungan untuk analisis ini berasal dari Andrea S. Wiley dan studi Salomo H. Katz (1998) dari geophagy pada populasi Afrika, yang menunjukkan bahwa konsumsi tanah liat secara signifikan lebih umum pada populasi yang tidak mengkonsumsi susu dan yang sangat bergantung pada tanaman yang kaya akan racun pada makanannya. Oleh karena itu tanah liat dapat berfungsi sebagai detoxicant serta sumber kalsium, keduanya sangat penting bagi poulasi non-menyusui dan pertanian. Banyak tanah liat sub-Sahara Afrika (terutama yang berasal dari gundukan rayap) telah ditemukan kandungan mineral kaya akan kalsium (Hunter, 1993). Yang terpenting, tanah liat harus dipanggang sebelum dikonsumsi, sehingga mengurangi potensi kontaminasi mikroba. Ketika tanah liat tidak tersedia, pati cucian(laundry starch) kadang-kadang dikonsumsi oleh ibu hamil, meskipun hal ini tidak mungkin terkait dengan manfaat kesehatan yang sama seperti tanah liat.
Spoiler for tahukah anda:
Tradisi geophagy menyebar dari Afrika ke Amerika Serikat dengan perbudakan. Sebuah survei 1942 di Mississippi menunjukkan bahwa ...
"Setidaknya 25 persen dari anak-anak sekolah terbiasa memakan tanah liat. Dan orang-orang dewasa, meskipun tidak secara sistematis disurvei, juga mengkonsumsi tanah liat. Sejumlah alasan yang diberikan: Tanah sangat baik bagi Anda, juga membantu wanita hamil; rasanya yang enak, berasa asam seperti jeruk, rasanya lebih baik jika merokok di cerobong asap, dan lain sebagainya."
Quote:
Spoiler for buka:
Spoiler for buka:

Spoiler for buka:

Spoiler for buka:

Spoiler for buka:

Spoiler for buka:

Spoiler for buka:

Spoiler for buka:


0
5.3K
Kutip
44
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan