Sumber Gambar

Pornografi akhir-akhir ini menjadi problem yang kerap dibicarakan oleh banyak orang. Di mana hal ini menjadi hal yang ilegal karena dapat membuat kita sampai ditangkap bahkan dipenjara oleh kepolisian. Sehingga memang kita harus jauh-jauh dan jangan sampai terlibat dengan hal-hal berbau pornografi karena bisa menjadi jejak digital dan sewaktu-waktu nama kita bisa terseret kasus hukum.

Kita bisa mengambil contoh yang belakangan ramai diberitakan, yaitu rumah produksi di Jaksel yang kini sudah digrebek dan banyak dari pelakunya yang ditangkap. Bukan hanya pelaku yang berperan besar, tapi nama-nama pemeran yang pernah terlibat juga ikut dipanggil oleh kepolisian dan ikut mendapatkan pemeriksaan yang sama.

Walau banyak dari mereka yang sudah lama terlibat dengan film-film tersebutm akan tetapi hingga sekarang film-nya masih ada dan beredar di internet. Jejak digitalnya masih ada dan masih bisa diakses oleh banyak orang. Sehingga posisinya saat ini tetap tidak aman dan terbukti nama mereka ikut terseret dan ikut dalam pemeriksaan yang berlangsung.


Sumber Gambar

Tapi jangan salah, meski dari kita banyak menganggap bahwa pembuat video dan yang terlibat dalam vidoe porno itu salah, tapi penikmatnya juga tidak bisa dibenarkan. Tapi sebetulnya sah-sah saja mengingat hal ini merupakan hak mereka ingin menonton apapun. Tapi bagaimana jika karena menonton video porno bisa membuat kita masuk penjara?

Ya, ternyata ada sebuah kondisi di mana seorang penikmat video porno juga bisa diciduk oleh polisi sama seperti para pembuatnya. Hal ini telah dilakukan oleh kepolisian Malaysia yang menciduk mereka yang menonton video melalui internet melalui teknologi canggih yang mereka miliki dan memungkinkan untuk melacak orang-orang yang menikmati konten pornografi.

Ong Chin Lan selaku Asisten Komisaris menyatakan bahwa kini kepolisian Malaysia sudah memiliki perangkat lunak yang dirancang khusus untuk mengidentifikasi, menemukan dan melacak aktivitas di situs-situs pornografi. Salah satunya mereka bisa menemukan daftar kunjungan dan menemukan orang-orang mana saja yang mengakses situs tersebut.


Sumber Gambar

Ong menyebut bahwa kini data yang ada dalam laporan polisi yaitu sekitar 20.000 alamat IP di Indonesia yang teridentifikasi mengakses situs-situs pornografi. Tidak hanya itu, mereka juga sampai mengunduh konten-konten baik foto dan juga video. Parahnya lagi, banyak dari mereka yang mengakses pornografi anak-anak di bawah umur. Sehingga hal ini menjadi perhatian khusus bagi kepolisia Malaysia.

Kepolisian Malaysia bisa menangkap para penikmat konten pornografi ini di mana pun. Di rumah atau di luar rumah untuk kemudian diinterogasi. Kepolisian mengingatkan bahwa kini mereka memiliki perangkat khusus yang mengikuti perkembangan zaman dan bisa melacak kegiatan ilegal di dunia maya. Resikonya, mereka yang kedapatan menikmati konten porno akan dikenakan sanksi hukum.


Sumber Gambar

Apakah hal ini bisa diterapkan di Indonesia?

Karena kita tahu bahwa polisi kita cukup cekatan dalam menemukan dan mengusut kasus-kasus berbau pornografi seperti ini. Mereka selalu gerak cepat, dengan adanya teknologi ini mungkin kepolisian di negara kita bisa semakin cepat dalam menindak konten porno yang berseliweran di dunia maya. Tapi apakah salah menonton video porno?

Penyebaran video porno memang dicegah dan jangan sampai menjadi masif. Tapi untuk utusan menonton videonya sebagai seorang penikmat, maka itu sudah jadi hak setiap orang dengan resiko yang ditanggung sendiri (menurut TS ya).



Menurut kalian gimana? Apakah menonton film porno layak dikenakan hukum pidana?

Sumber: Link Referensi,
Tulisan dan Narasi Pribadi