ada keterangan bahwa ASR adalah ilmu kesaktian, atau bahkan ada klaim 'rajanya/mustikanya ilmu kesaktian', kenapa bisa bisa begitu, apa dasar statement teb?, apakah mengada2 atau melebihkan ?

pertama frare "Inna Quwwati",  ada Quwwatiiy, Quwwatih/tah/tuh. Quwwatin/tun
initsarinya adalah sifat 'Al Qowwiy", baik itu pengakuan akan Predikat-Nya, Sifat-Nya (aktif/pasif karakter atau perbuatan-Nya), dan potensi diri tentang Kekuatan itu sendiri pada diri manusia. tapi ini tidak saya bahas.

bagi saya yg menarik adalah frase ke 2, "Nakatah". sebenarnya ini adl gabungan 2 kata dasar, kalimat ini berdasar bahasa Aramiya, dan terecord pernah terucap olh N. Yakub dlm suatu keadaan, (menurut WiKi, N. Yakub bisa berbahasa Arameyah).
maka definisi katanya adl :
"Naka" yg berarti : mengalahkan, memukul/menghajar, membunuh hingga tewas.
dan "Tihi" : adalah 'Nya", bisa predikat Tuhan atau sesorang.
maka arti umumnya adl : 'maka sifat Allah-lah yg Mengalahkan' yg dipertegas dgn lafadz awal "Quwwah" (Kekuatan Allah),
maka sederhananya berarti "Bahwa Kekuatan Allah selalu unggul dari siapapun (ciptaan-Nya), dan Dialah yg Mengalahkan segala penentang-Nya (dgn Kekuatan-Nya tersebut)"

lalu ada pertanyaan, apakah kalimat2 ASR bisa di 'ringkas' baik kata ataupun berdasar levelnya, jawabnya, bisa, contoh  "NakaTah".  kata 'Tah' bisa diganti 'Ha' jika digabung kata sebelumnya bisa 'Ah/ H', artinya sama yaitu 'Nya' atau 'Dia', jadi "NakaTah" beralih "NakaaH"

sehingga kita ada jumpai varian ASR yg berlafadz "NakaTah BanaTah" menjadi "Nakaah Banatah".. atau malah "AH" (Nya/Dia) di buang yg dipakai kata kerja "Nakaa", jadi frase "NakaaBanatah"

untuk "Banatah" bagaimana?

kasih tau ga ya