Sumber Gambar

Di zaman sekarang sosial media memang menjadi salah satu kebutuhan yang sudah tidak diragukan lagi. Bukan hanya kebutuhan, tapi sosmed juga menjadi lifestyle atau gaya hidup banyak orang. Hal ini karena memang sosial media kini menjadi pilihan utama banyak orang untuk berinteraksi satu sama lain atau sekedar mencari informasi. Seolah segala hal bisa didapatkan dari sosial media dan faktanya memang begitu.

Selain itu, keberadaan konten juga membuat banyak orang untuk mengakses sosial media sebagai salah satu sumber hiburan mereka. Ada banyak konten yang bisa ditemukan di sosial media mulai dari video hingga konten tulisan seperti yang sedang kalian baca saat ini. Meski banyak jenis konten, konten video menjadi yang paling banyak diminati.

Jika kita melihat berbagai platform sosial media yang menampilkan konten berbasis video, maka ada dua yang saat ini cukup merajai. Yaitu YouTube dan TikTok. Keduanya tidak saling bersaing, melainkan berjalan di jalannya masing-masing. Menawarkan hal yang berbeda dan bahkan dengan target pasar yang berbeda juga.


Sumber Gambar

Tiktok saat ini menjadi salah satu pusat tren di Indonesia. Di mana banyak tren-tren baru yang muncul dari sini, entah itu yang berguna sampai yang tidak berguna. Rebahan sambil scroll Tiktok menjadi salah satu lifestyle dari banyak Gen Z di masa kini. Banyak juga orang yang mendapatkan rezekinya di sini, terkenal dengan jalur Tiktok dan menjadi selebriti. Namun ada kabar kurang mengenakkan dari platform satu ini.

Karena beredar isu bahwa Tiktok terancam ditutup di Indonesia. Atau di-banned kali ya. Sebelumnya memang sudah beredar kabar bahwa TikTok akan terancam dilarang usai diduga melakukan monopoli bisnis. Di mana mereka melakukan dua bisnis sekaligus yaitu sosial media dan e-commerce. Mereka yang menyebarkan produk dengan sosial media dan mereka juga yang menjual dengan e-commerce mereka.

Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UMKM menyebut Tiktok tidak bisa menjalanlan bisnis sosial media dan e-commerce secara bersamaan di Indonesia. TikTok boleh-boleh saja berjualan, akan tetapi tidak bersamaan dengan sosial media. Selain Teten Masduki, perwakilan dari Kemenkominfo juga buka suara soal ini.


Sumber Gambar

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan bahwa mereka bisa saja memblokir dan menghapus TikTok jika terjadi pelanggaran. Akan tetapi harus ada koordinasi dengan kementerian yang kompeten dan punya wewenang yang dalam kasus ini adalah dugaan monopili bisnis e-commerce dan sosial media.

Indonesia bukan yang pertama mempermasalahkan hal ini. Sebelumnya India dan Amerika Serikat juga sudah melakukan penolakan yang sama. Menanggapi hal ini, netizen pun ikut bersuara mengenai rencana penghapusan TikTok ini. Banyak di antara mereka yang mendukung diblokirnya sosial media ini karena dianggap tidak bermanfaat.


Sumber Gambar

Selain itu banyak juga yang tidak setuju apabila TikTok diblokir di Indonesia. Karena banyak dari mereka yang merasa masih membutuhkan TikTok sebagai sumber informasi ketimbang TV yang begitu-begitu saja. Selain itu, masih banyak orang yang mencari rezeki di TikTok lewat konten-kontennya. Jadi tidak adil jika menyamaratakan semua konten tidak bermanfaat.

TikTok sendiri memang menjadi sosial media yang memang cukup direkomendasikan jika ingin viral dengan cepat. Selama ada keunikan dan bisa fyp, maka kita bisa dikenal banyak orang. Tapi yang jadi masalah di sini adalah penggabungan sosial media dan e-commerce yang dilakukan TikTok yaitu TikTok Shop dalam satu aplikasi.

TS lebih setuju untuk memisahkan keduanya. Karena TikTok saat ini sudah agak berat untuk handphone kentang wkwk.



Kalau kalian, apakah setuju TikTok diblokir?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi