Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

4574587568Avatar border
TS
4574587568
NATO: Senjata Terus Dikirim ke Ukraina hingga Putin Sadar Tak Bisa Menang


Brussels -
Rusia disebut bersiap untuk menjalani perang berlarut-larut di Ukraina, dengan tidak adanya indikasi yang menunjukkan Presiden Vladimir Putin sungguh berniat mengakhiri invasi. Negara-negara NATO pendukung Kiev pun diimbau untuk terus mengirim pasokan persenjataan sampai Putin sadar dia tidak bisa menang.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (17/12/2022), imbauan itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg dalam wawancara dengan AFP pada Jumat (16/12) waktu setempat.
Invasi pasukan Rusia ke Ukraina telah memasuki bulan ke-10 sejak pertama dilancarkan pada akhir Februari lalu. Beberapa waktu terakhir, pasukan Kiev berhasil mencapai kemenangan dalam pertempuran dengan pasukan Moskow di beberapa wilayah, di mana sebagian besar wilayah yang diduduki telah dibebaskan atau direbut kembali. 


Namun Stoltenberg memperingatkan bahwa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan Putin telah 'melepaskan tujuan keseluruhannya untuk mengendalikan Ukraina'.
"Kita tidak seharusnya meremehkan Rusia. Rusia sedang merencanakan perang yang panjang," cetus Stoltenberg dalam wawancara dengan AFP.
"Kita melihat bahwa mereka tengah memobilisasi lebih banyak pasukan, bahwa mereka bersedia untuk memiliki banyak korban jiwa, bahwa mereka berupaya untuk mendapatkan akses terhadap lebih banyak persenjataan dan amunisi," sebutnya. 


"Kita harus memahami bahwa Presiden Putin siap untuk berada dalam perang ini untuk waktu yang lama dan melancarkan serangan-serangan baru," ucap Stoltenberg mengingatkan. 

Negara-negara anggota aliansi NATO, yang dipimpin Amerika Serikat (AS), telah mengirimkan pasokan persenjataan senilai miliaran dolar Amerika ke Ukraina untuk membantu membalikkan keadaan dalam konflik berkelanjutan dan menempatkan Rusia dalam kekalahan.
"Kemungkinan besar perang ini akan berakhir di meja perundingan, seperti kebanyakan perang lainnya," ujar Stoltenberg, sembari menegaskan bahwa setiap solusi harus mematikan 'Ukraina menang sebagai negara yang berdaulat dan merdeka'.
"Cara paling cepat untuk mencapai hal itu adalah dengan mendukung mereka (Ukraina-red) secara militer agar Presiden Putin memahami bahwa dirinya tidak bisa menang di medan perang, tetapi harus duduk dan berunding dengan itikad baik," cetusnya. 


Invasi skala besar yang diperintahkan Putin ke Ukraina telah menjadi kejutan besar bagi Barat. Bahkan sampai memaksa NATO untuk melakukan adaptasi terbesar sejak berakhirinya Perang Dingin, dengan secara besar-besaran memperkuat sayap timur dan menerima Finlandia juga Swedia untuk bergabung.

"Ini adalah krisis keamanan paling berbahaya yang pernah kami alami di Eropa sejak Perang Dunia II. Ini menjadi momen penting bagi keamanan," sebut Stoltenberg. 

sumber
0
682
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
kutil75Avatar border
kutil75
#8
klo dari sisi tentara..ane yakin rusky gak bakal habis habis...namun dari logistik ini yang dipertanyakan... nah sementara itu...ukraina logistiknya lebih kuat karena notabene didukung eropa...tapi jumlah tentaranya ane ragu..lama2 abis sudah emoticon-Frown
0
Tutup