millenieAvatar border
TS
millenie
Pro dan Kontra, Puluhan HP Santri Disita, Lantas Dibakar dan Digeprek

Beberapa hari ini ada berita yang cukup menarik, karena yang ane amati berita ini kerap kali viral di medsos. Tentang handphone milik santri yang  disita, lantas di hancurkan oleh pihak pondok pesatren. Ane gak mau membahas isi berita nya apa, disini ane Cuma akan beropini terkait berita tersebut.

dan hasil sitaan itu gakj Cuma satu atau dua, bahkan sampai puluhan yang di hancurkan dan dibakar. sehingga memicu berbagai tanggapan masyarakt umum, ada yang pro dan kontra..Dan kebetulan ane berada di kubu kontra, karena ane juga punya beberpa opini.

Mungkin opini ini belum tentu benar dan mungkin belum tetantu salah. Namanya juga opini, Cuma masalah setuju dan gak setuju saja. ditambah media sosial itu bebas untuk beropini selama tidak mengalangar uu-ite.

Dan Memag benar pondok pesantren memiliki peraturan yang sudah di sepakati sebelum santri masuk, jika santri melanggar salah satu peraturan tersrbu akan dapat konsekuensi nya.Salah satu nya jika santri membawa handhone ke pondok, akan di sita dan di hancurkan. tapi kalau di pikir-pikir dengan menyita handphone dan terus di hancurkan, menurut ane itu gak relevan.


pertama: Tsunami teknologi itu gak bakal bisa di cegah, dari tahun ketahun itu bakal berkembang. Salah satu nya adalah hendphone dan medsos. Menurut ane daripada santri di ajari menolak teknologi saat fokus belajar agaama, lebih baik di edukasi sejak dini. karena ketika mereka sudah lulus dari pondok, mereka juga akan punya handphone dan bermain medsos juga.

kedua: menurut ane ketika ada seorang santri kedapatan bawa HP ke pondok, logika nya yang salah itu santri nya atau hp nya? jalas donk sebagai manusia yang berbudi luhur bakal menjawab santri nya. bukan malah HP santri tersebut di hancur kan kayak geprek bensu.

yang perlu dapat bimbingan itu santri nya, aneh aja akar masalah nya itu perilaku santri nya yang yang di anggap sumber dosa HP nya.

ketiga: ane percaya banyak orang tua yang tidak setuju dengan HP di hancurkan, Cuma mereka gak berani speak up aja. maksud nya HP itu kan di beli dengan uang bukan dengan daun, yang mana untuk kebutuhan anak nya eh malah di hancurin.


Itu beberapa poin terkait ane kontra dengan berita tersebut, yang inti nya HP di hancurin itu wadidaw banget, terlalu berlebihan…bukan karena peraturan nya ya. Bukan nya lebih baik Cuma disita dan setelah lulus di kembalikan.

bukan hal bagus hanya untuk memberi efek jera, yang jelas yang santri yang kedapatan bawa HP itu yang harus di bimbing. Nah itu dia opini ane, namanya juga medsos kan. Orang mah bebas beropini, kalau menurut kalian sutuju atau tidak? beri tanggpan kalian paling menohok kalau bisa lucu, terkait HP di gebrek-gebrek.

penulis: millenie

sumberlink



Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh millenie 03-06-2022 01:28
ovihan19477
gigbuupz
fansuku
fansuku dan 77 lainnya memberi reputasi
66
17.3K
666
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
komagiAvatar border
komagi
#19
menurut ane juga sebenernya kontra yah, kalo memang gamau ada perkembangan sesimpel ngajarnya dengan metode konservatif, gaperlu ada listrik, dsb, totalitas gitu, soalnya yaaa, kalo dianggap hape tu ngeganggu, ngedistrak dsb, yaaa ada benernya, cm kembaliin ke esensinya kalo hape itu kan alat komunikasi, soooo, diregulasiin menurut ane bisa gausah diancurin,ditahan aja misal on the weekdays, and given on the weekend, lagian institusi pendidikan itu sebenernya ga sepenuhnya bertanggung jawab tentang anak baik secara akhlak,moral, dsb, tetep ortunya yang bertanggung jawab utama, kalo kecanduan hape dik dirumahnya ortunya ngebiarin ga soal perilaku hape, kalo udah remaja, ya dia diajarin resiko dan konsekuensi, karena di masa remaja emang anak2 itu masa2 rebelnya,cm yah gatau kesepakatan diawalnya apakah memang konsekuensinya diancurin apa itu cuma euforia/impulsif semata
wahyudinr50178
iz0nk
sennaavia
sennaavia dan 4 lainnya memberi reputasi
3
Tutup