Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

valkyr9Avatar border
TS
valkyr9
Blak-blakan! Faisal Basri: Saya Rasa Sebentar Lagi Pemerintah Akan Menyerah


Suara.com - Ekonom Senior Faisal Basri menyoroti kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok di Tanah Air yang melonjak. Ia menilai tinggal menunggu waktu pemerintah akan menyerah akibat tidak kuat menanggung subsidi.

Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Faisal menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak komperhensif dalam mengendalikan laju inflasi. Padahal, Jokowi sebelumnya telah membuat inflasi rendah.

Menurutnya, keberhasilan Presiden Jokowi dalam menekan inflasi hanya semu belaka. Hal ini terbukti dengan lonjakan harga kebutuhan pokok yang membuat beban rakyat semakin bertambah.

“Saya ingat legacy Jokowi pertama kali dalam sejarah ialah menghadiahi rakyat Indonesia dengan inflasi yang rendah secara konsisten,” ujar Faisal Basri dalam webinar bertajuk “Harga Kian Mahal, Recorvery Terganggu, Jumat (8/4/2022).

Ekonom dari Universitas Indonesia ini menilai obsesi Presiden Jokowi dalam mengendalikan inflasi dengan hasil cepat justru menjadi bumerang. 

Menurutnya, pemerintahan Jokowi selama ini justru melakukan metode injak kaki, alih-alih memperbaiki logistik. Sontak, cara pengendalian inflasi dengan cepat itu memicu subsidi menggelembung.

Faisal bahkan menyebut bukan tidak mungkin jika pemerintah sebentar lagi menyerah karena besarnya subsidi untuk rakyat.

“Saya rasa, sebentar lagi pemerintah akan menyerah karena subsidinya luar biasa,” ungkap Faisal.

Lebih lanjut, Faisal menjelaskan konsumsi pangan yang masih tinggi menandakan sebagian besar rakyat Indonesia pendapatannya masih rendah.


Artinya, jika harga pangan bergejolak, maka kondisi itu akan sangat mempengaruhi rakyat miskin. Situasi itu dinilai bisa menimbulkan gejolak sosial.

Sebagai informasi, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 20 persen masyarakat menggunakan pendapatan mereka sebesar 64 persen untuk makanan. 

Adapun jika 20 persen masyarakat terkaya pengeluaran makanan hanya 39,2 persen, maka hal ini menyebabkan pertumbuhan angka kemiskinan bisa mencapai dua digit lagi.

https://www.suara.com/news/2022/04/1...yerah?page=all

Pernyataan nya aneh ya.. emoticon-Malu (S)

1. Apa pendapatan makin rendah = makannya makin banyak??.. emoticon-Malu (S)

2. Pendapatan UMP keluarin 64 % pendapatan nya buat makan.. Okelah.. Masyarakat terkaya keluarin 39,2 % pendapatannya buat makan??.. Jelas ga mungkin.. emoticon-Malu (S)

Emang keluarga hartono makannya apaan sampe keluar duit ratusan milyar per bulan cuma buat makan?.. Emas batangan kah??.. emoticon-Malu (S)



emoticon-Ngakak (S)emoticon-Ngakak (S)emoticon-Ngakak (S)
sudarmadji-oye
chrysalis99
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
4K
108
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
smogalAvatar border
smogal
#6
kemarin inflasi rendah katanya daya beli turun

skrng inflasi naik katanya bahaya ......

kadang gw bingung sm mindset orang Indon. suka mendramatisir. seolah2 langit mo runtuh aja
I.Just.Run
cahngeyel
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup