Beberapa hari ini terjadi fenomena yang menarik ketika mereka yang memiliki gelar Habib saling berseteru, Habib Kribo berseteru dengan Habib Bule yang diwakili oleh Babeh Haikal.

Anehnya dua Habib yang berbeda pandangan ini harusnya tidak usahlah saling debat di media sosial, toh mereka kalau benar keturunan Habib ada wadah yang bernama Rabithah Alawiyah, sebuah organisasi besar yang berfungsi untuk pencatat keturunan Nabi Muhammad, mereka sudah mendata ada 151 marga segaris keturunan Nabi yang masih ada di dunia, termasuk Indonesia. Coba ini dimusyawarahkan, dibicarakan secara internal agar para pendukung tidak saling ribut, saling sikut.



Jangan buat masyarakat menjadi terpolarisasi, bahkan berbicara kesana kesini diranah media sosial, ada apa ini? Ingin naik pamor atau pansos, atau ada maksud yang lain.

Kalau memang benar keduanya ingin ada kedamaian, harus bertemu dan tabbayun, masalah internal harus clear jangan sampai seperti saat ini orang lain pun akhirnya heboh, saling tuding, saling hujat.





Menariknya para Habib ini kenapa ributnya di Indonesia? Bumi Allah ini luas, bahkan akar masalah Arab Spring ada di Timur Tengah, terlebih para Habib ini banyak keturunan yang berasal dari Yaman, kenapa diam saja ketika negara itu dibombardir Arab Saudi? Kenapa mereka tidak ribut di Yaman atau Arab Saudi saja?

Mohon maaf Indonesia selama puluhan tahun dibesarkan oleh multikultur, dimana budaya, adat dan istiadat serta bahasa yang sangat luar biasa banyaknya namun dapat bersatu dalam kesatuan.



Namun setelah reformasi kenapa lalu muncul kelompok-kelompok yang mengaku Habib, hingga membuat polarisasi di Indonesia. Disini kita harus kembali ke Islam yang sesungguhnya.

Dalam Islam tidak ada konsep Habib, yaitu keturunan nabi dan itu harus dimuliakan. Kata Habib juga tidak ada dalam Qur'an dan Hadist, bahkan generasi sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in pun tidak mengenal istilah itu.

Keturunan Nabi lebih dikenal “Dzurriyah Rasul”. Kata ini secara primer, atau disebut bersifat netral tidak memuat makna penghormatan karena bisa digunakan untuk setiap keturunan. Dalam Al-Qur’an kata dzurriyah sering, digunakan dalam banyak ayat Al-Qur'an.



Mirip dengan do'a tasyahud akhir kita disuruh membaca shalawat kamilah, nama Ibrahim disebut dan dimuliakan namun tidak memuliakan keturunan nabi Ibrahim, yang banyak berada di wilayah Israel saat ini.

Dalam konsep Islam semua manusia itu sama, alias setara jadi tidak ada hak istimewa dalam hal apapun.



Yang membedakan hanyalah masalah ketakwaan bukan dzurriyah, atau keturunan. Hal ini dipertegas lagi dengan hadist berikut ini,





Disini jelas, Fatimah tidak memiliki previlege apapun padahal anak dari Nabi, bagaimana dengan Habib yang dianggap keturunan Nabi? Yang terpenting adalah ketakwaannya bukan asal dari mana keturunannya.

Ini yang sering terjadi salah kaprah, untuk itu saya kutip hal yang disampaikan organisasi Rabithah Alawiyah,





Lantas kenapa muncul habib yang dimuliakan dan sebagainya?

Yang pertama karena adanya jalur Syiah ekstreem yang menghormati keturunan nabi karena mereka menganggap wahyu itu tidak berhenti setelah nabi meninggal, namun berlanjut pada keturunannya, dari sinilah Habib itu dimuliakan.

Lantas yang kedua, dari Sufi ekstreem mereka juga memuliakan keturunan nabi.



****

Untuk itu, mari merenung sejenak jangan kita menjadi bidak pada permainan dua tokoh besar, tapi condonglah kepada kebenaran. Pilihan terbaik siapa yang salah silahkan di kritik, dan yang benar harus di dukung, masyarakat cukup sesimple itu kalau melihat ada tokoh besar yang saling berseteru.

Jangan sampai main kubu-kubuan, sampai-sampai mau benar atau salah jagoanmu harus didukung, lah piye toh cak? Hehehe..

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik, klik, klik, klik, klik
Pic : google