Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

corpcopsld.Avatar border
TS
corpcopsld.
Dijual : Jabatan Idaman Mertua, Jomblo Wajib Masuk
 
Dijual : Jabatan Idaman Mertua, Jomblo Wajib Masuk


Spoiler for HHmmmm:




Ngeluaku, ham.” Sambat teman saya, seorang montir yang baru saja nyervis motor saya. “Tahun depan anakku lulus SMA, aku bingung arep tak lebokne nandi anakku,” sambungnya. Ya, maklumlah orang tua pasti khawatir akan masa depan anaknya.

“Tak suruh latihan fisik daftar polisi, ya ndakmau. Di sekolah juga nilainya biasa-biasa saja. Tak tawari kuliah juga gak minat i pie jal?, ya masa mau mbengkel kaya aku gini,” teman saya masih menggerutu.

Saya pun memberi beberapa saran kepada teman saya tersebut. Saya yakin anaknya pun tidak tahu akan kemana setelah SMA. Sama seperti yang saya (mungkin juga anda) alami saat lulus Madrasah Aliyah dulu. Teman saya ini sebenernya orang yang berkecukupan. Walaupun cuma mbengkeldi rumah, bisa bangun rumah sendiri plus punya mobil keluarga juga. Wajar karena orangnya ini hasil kerjanya emang sangar tur relasinya juga luas, jadi banyak customer yg akhirnya langganan berujung gethok tular.

“Tapi ham, kemaren aku ditawari sama orang BK* (Salah satu bank BUMD di Jateng), bisa masukinanakku ke bank itu. 250 Juta. Tapi nek dipikir gaji disitu berapa sih, apalagi 3-4 tahun kedepan pasti anakku juga minta nikah. Nek dipikir mlebu duit semono yo rugi akeh aku”. Saya mulai geleng-geleng, orang cari kerja untuk cari uang malah harus setor uang lebih dulu. Sama aja kita kerja gak dibayar dong. La wong duit gaji itu hasil kita setor ke mereka. Tentunya saya paham lah uang setor tadi masuknya ke kantong para calo.

Teman saya mulai menyalakan rokok dan melanjutkan ceritanya. “Aku kemarin tanya bolokuyang polisi, dia kira-kira masuk polisi kisaran 600 juta. Itupun sekedar uang pemanasan, belum tentu 100% lulus. Nanti juga masih nombak-nombok lagi kalo ada orang lain yang berani nembak lebih tinggi”. Saya pun jadi kepikiran kenapa sebagian orang termasuk saya kurang respek dengan pekerjaan isilop, ya karena hal-hal damput kaya gini. Apalagi ketambahan tagar #percumalaporpolisi yang lagi viral kemaren, menjadikan saya 'memaklumi' kenapa 'oknum polisi' bersikap demikian.

“Ada juga ham yang nawari kerja di PD*M 50 juta, terus di Sat*ol P* 60 juta. Kalau yang ini 100% lolos. Gak lolos duit kembali”, pungkasnya.

Saya kembali 'memaklumi' apa yang saya dengar barusan. Hal seperti ini adalah rahasia umum di daerah kami. Satu dari banyaknya permasalahan di kabupaten ini, sekaligus membuat saya hopeless dengan kabupaten saya tinggal. Saya sendiri bekerja di salah satu instansi pemkab hasil lobi-lobi bapak saya dengan rekannya. Meski harus diwarnai dengan pertengkaran hebat antara bapak dengan saya yang menolak. Saya tentu paham sedikit banyak bagaimana kabupaten ini begitu mesra dengan uang hasil jual beli jabatan.

Dijual : Jabatan Idaman Mertua, Jomblo Wajib Masuk

Masyarakat akhirnya diam, bukan hanya tidak setuju dengan sistem tersebut, namun tegantung pada sistem ekonomi yang dialami masyarakat. Masyarakat yang kaya diam karena ada kesempatan untuk dirinya membeli jabatan tersebut, rakyat miskin diam karena tidak ada backingan yang cukup jika melakukan protes. Sedang yang ekonomi menengah diam karena diam-diam berharap ada saudara kayanya yang berbaik hati memasukkan anaknya kedalam.

Ironi memang. Hal seperti ini akan terus menjadi mindsetyang buruk sekaligus menjadi lingkaran setan bagi kabupaten ini. Seorang anak yang mungkin sudah mengabdi hingga menjadi Kasi dengan bantuan uang pelicin, tidak menutup kemungkinan akan kembali menerapkan sistem serupa kepada generasi setelahnya. Instansi tidak diisi dengan ukuran kompetensi dibidangnya, namun diukur dari seberapa dalam kantong anda mengisi rekening para calo.

Ini merangkai pemahaman saya kenapa mereka yang bekerja di pelayanan publik pemeritahan juteknya nauzubillahmindzalik.Ya tau pasti jenuh menghadapi banyaknya antrean, tapi kan yo professionalnya itu lho dipake. Saya jadi pengen bandingin pelayanan bank milik duo Hartono, walaupun cuma megang BCA Xpressi, sandalan jepit, klambi pating slomprot, tapi pelayanannya ramah pol, banget, ramahe mentok pokoke. Contoh kecil, coba anda kalau gabut mampir ke kantor pelayanan sipil disini, akan terpampang print-printnan yang mewajibkan celana panjang pakaian rapi untuk mengurus dokumen.

Seperti yang saya sebutkan diatas, saya 'memaklumi' kenapa ada berita oknum Satpol PP mempraktekan adegan premanisme atau oknum polisi yang mempraktekan SKT (Sidang Kilat Tilang) hingga praktek adegan WWE Raw. Mungkin oknum-oknum tersebut lagi stresuang masuknya belum mbalik-mbalik. Sekali lagi saya imbau, kita maklumi saja ya. 600 juta itu uang semua lho.

Mirisnya rakyat di kabupaten saya terpaksa menikmati kebaikan yang ada didepan mata. Money politics, jual beli jabatan, korupsi, pungli, pelayanan buruk, jalanan hancur, yang ditutupi dengan bapak pejabat ingkang kinurmatanyang sangat menjunjung tinggi unggah-ungguh subasita kepada rakyat maupun atasan, ditambah sifat narimo ing pandum masyarakatnya. Tapi yawes lah, serangan fajar pilihan bupati, DPRD, juga kades terlanjur kebeli beras, kebutuhan rumah tangga dan sedikit tambahan buat ngeslot. Dinikmati ae wes.


Spoiler for LOWONGAN:







Antiluqman
37sanchi
kannazukichan
kannazukichan dan 3 lainnya memberi reputasi
-2
748
5
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
scorpiolamaAvatar border
scorpiolama
#2
Birokrasi Complex.

Itu kata Slank Band lho!


emoticon-Cool
0
Tutup