Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

LovembersAvatar border
TS
Lovembers
MANTAN TER-GILA


Sinopsis:

Ruby adalah seorang wanita karir yang sukses, dia memutuskan meninggalkan pekerjaan dan seluruh kehidupannya yang mewah di Jakarta lalu pindah ke Yogyakarta hanya demi mengejar Arya, mantannya ketika SMA. Bagaimana perjuangan Ruby merebut hati Arya kembali?

PART 1


JAMBORE 2010

Ruby dan Arya adalah peserta Jambore 2010, mereka sama-sama terlibat cinta monyet saat mewakili kepramukaan SMA masing-masing. Arya naksir Ruby waktu menonton Ruby bernyanyi mewakili SMA PUTRI.

Ketika itu Arya suka karena Ruby gadis pintar, dia memenangkan beberapa perlombaan juga supel, sedangkan Ruby melihat Arya sebagai cowok yang imut-imut, kulit Arya putih karena dia memang keturunan Chinese apalagi matanya yang sipit akan segera lenyap tinggal segaris kalau Arya ketawa.

Tapi lama-lama rupanya Arya menjadi ilfill sama Ruby, Ruby yang cerewet terlalu menyebalkan buat Arya yang tidak banyak bicara, oleh karena itu, Arya memutuskan bahwa hubungan mereka hanya sebatas di acara perkemahan saja.

Arya tidak menganggap serius hubungan mereka saat itu, Arya hanya butuh teman disaat acara terakhir perkemahan, Arya merayu Ruby untuk bercinta, dan bodohnya Ruby, dia mau saja diajak Arya mojok karena beda dengan Arya. Ruby langsung menganggap Arya adalah cinta pertama dan terakhirnya.

"Saat bernyanyi solo aku merasa punya koneksi yang jelas dengan penonton, aku tahu sangat mengecewakan karena ibuku tidak datang. Tapi saat itu aku merasa semua orang adalah ibuku, biar sajalah, dia hanya marah karena aku tak ikut tes lomba matematika, dia bahkan sebenarnya tak mengizinkanku ikut Jambore, tapi kemudian aku menghubungi ayah yang sedang berbulan madu di Lombok, kubilang aku berpikir untuk bunuh diri, jadi disinilah aku sekarang." Ruby terus nyerocos tanpa henti sementara Arya diam saja berjalan di sampingnya menuju gerbang keluar.
"Kau tahu Arya? ini adalah perkemahan yang terbaik dalam hidupku dan kamulah penyebabnya."

Bicara Ruby memang cepat dan banyak, kadang ada hal hal yang sebenarnya tidak penting tetap saja dibicarakannya.

"Mmmh ayah dan ibuku sudah menjemput, aku hanya ingin mengatakan ini adalah perkemahan yang menyenangkan," tutur Arya.

"Ya...ya benar sekali, kita bertemu dan jatuh cinta," sela Ruby, "Kau tahu? kau yang pertama melakukannya Arya."

"Tapi kita tidak..." ujar Arya.

Teeet...teeet...suara klakson mobil Noor ibu Ruby berbunyi.

"Sebentar Bu...aku sedang perpisahan dulu dengan pacarku," teriak Ruby. "Maaf tadi kau bilang apa aku tidak menyimak?"

"Tapi kita terlalu banyak perbedaan, Kau sangat dramatis dan...emmh aneh, entahlah...mungkin kita harus putus sebentar?" kata Arya. "Kamu percaya kan kalau jodoh pasti takkan kemana mana."

"Apa? tunggu...tidak Arya, aku mencintaimu," ucap Ruby. "Kenapa kau tiba tiba berubah seperti ini?"

"Terima kasih untuk itu, serius..." sahut Arya.

"Ayoo Arya," teriak ayah memanggil.

"Selamat tinggal Ruby, sampa jumpa." Arya lalu lari pulang sambil melambaikan tangan kearah Ruby.

"Tunggu...tapi, apa? aku aku tidak dramatis...Arya aku tidak dramatis!" Teriak Ruby dengan mimik dramatis.

Teeet...teeet...untuk sekian kalinya klakson mobil Noor dibunyikan. "Ruby, ayo pulang...atau ibu tinggal nih."

"Ya Tuhan diamlah buuu aku kesana!" pekik Ruby. Sambil berjalan langsung masuk ke mobil Noor dengan tampang kesalnya.

"Astaga Ruby, apa itu cupang di lehermu? dengar...kalau terjadi apa-apa kita langsung cari dukun beranak yang bisa menggugurkan, tak ada apapun yang bisa merusak masa depan dan karirmu, kau dengar Ruby? kau dengar ibu tidak? sekali lagi masa depanmu yang paling utama," celoteh Noor. Rupanya cara bicara Ruby yang cepat warisan dari Noor.

***

SEPULUH TAHUN KEMUDIAN

Setiap pagi Ruby masih menerima rutinitas ocehan dari ibunya, walaupun sekarang tidak langsung, tetapi via telefon. Noor memang suka sekali mendikte Ruby, apalagi kalau urusan pacar dan pekerjaan. Karena itu juga alasannya kenapa Ruby malas mengenalkan pacar pada Noor.

Jadi setiap Noor menelefon, Ruby hanya memijit loud speaker lalu rebahan lagi. Dan membiarkan Noor ngoceh sendiri.

"Ruby ini ibu, apa kau memenangkan kasus Conrain? kau mau mendapatkan kenaikan pangkat kan? Jadi itu sangat penting, itu yang sudah susah payah kita upayakan. Tapi aku rasa kau tidak peduli dengan pendapat ibu. Aku yakin kau malah sudah memberitahu ayahmu dan wanita sialan itu,"

Sudah menelfon setengah jam dan ibunya masih saja mengoceh. Ruby cuma bisa nguap dan nguap tanpa mengomentari ocehan Noor.

"Omong-omong, ibu harus pergi...hari ini dokter ahli kulit akan memberitahukan itu kanker atau bukan. Awas ya nak nanti malam sebelum tidur akan ibu telefon lagi. Sampai jumpa!"

Ruby menutup teleponnya.

...apalagi yang anda tunggu? oleskan nikmati, tanyakan pada diri anda kapan terakhir anda benar-benar bahagia...

Sebuah iklan mentega di TV benar-benar menyadarkan Ruby bahwa dia tidak bahagia dengan karirnya. Ruby merasa selama ini dia hanya jadi budak uang, juga budak ibunya. Mulai sekolah dan karir, Noor lah yang menentukan dimana dan harus bagaimana, lama lama Ruby jenuh.

Setelah mandi dan sarapan, Ruby berangkat kerja, dia adalah wanita beruntung. Sebuah Firma hukum terkenal merekrut dia menjadi salah satu pengacaranya.

Di firma itu, karena kepintarannya dia berhasil jadi pengacara wanita yang sukses, tapi sekali lagi, rutinitas pekerjaan dan kehidupan mewahnya sekarang tidak membuat Ruby bahagia.

***

"Selamat pagi, apa orang-orang dari Conrain sudah menghubungi soal persetujuan pinjaman? mengapa mereka lama sekali." Ruby sibuk memeriksa berkas sementara Nora, teman sekantornya hanya senyum-senyum sendiri.

"Apa? Ada apa?" tanya Ruby.

"Laura ingin bertemu kamu." Nora masih senyum-senyum sendiri.

"Apa? Sekarang? Kenapa?" Ruby kaget karena dipanggil bos nya.

"Kau dipromosikan, menjadi rekanan sekarang juga!" mata Nora melirik Laura yang mengobrol dengan David.

"Sekarang?" Ruby masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Nora. "Ini hebat,ini fantastis!"

"Ya aku tahu," ujar Nora.

Kemudian Ruby kembali teringat iklan di tv tadi pagi. 'Kapan terakhir anda bahagia?' dan ia tidak yakin apakah selama ini uang, fasilitas dan karir yang dia dapatkan pernah membuatnya bahagia.

"Kenapa melamun?" tanya Nora.

"Eumm tidak apa-apa, aku hanya ingin smoothies. Aku tadi belum sarapan jadi aku aneh kalau belum terkena protein." Ruby meninggalkan Nora di meja kerjanya.

"Kau akan pergi kemana?" Nora masih bingung dengan tingkah Ruby.

"Aku akan ke cafetaria samping kantor.

"Ini hebat, aku sangat bahagia, ibu pasti akan ikut bahagia..." Ruby bicara sendiri sambil berjalan menuju cafe.

"Seperti ini rasanya bahagia, bahagia...menyenangkan, mengaggumkan!" Ruby terus saja bergumam. "Memang begini rasanya bahagia, kenapa kau jadi panik?" Ruby masih bicara sendiri. "Ya Tuhan, aku tak berdoa padamu karena lebih percaya sains, tapi aku sekarang benar-benar bingung, beri petunjuk. Amin!" Ruby memalingkan kepala ke arah Baligo diatas penyebrangan jalan. Terpampang iklan yang sama. "Aarggh iklan yang aneh."

Tapi apa itu, dipenyebrangan jalan Ruby melihat seseorang yang dikenalnya, orang yang dia cintai bertahun-tahun silam.

"Arya Wiguna..." Bisik Ruby.

Tanpa membuang waktu Ruby berlari menghampiri Arya yang baru saja menyeberang.

"Arya...Arya Wiguna!" Ruby memanggil Arya.

"Ruby Shelia? astaga!" Arya memastikan.

"Astaga ini benar-benar Arya, muncul tiba-tiba setelah 10 tahun. Aneh sekali kan?" Ruby kegirangan.

"Ya..." ujar Arya. "Kita tak bertemu sejak perkemahan terakhir, kau tak kbali kemah tahun depannya ya?"

"Iya, ibuku memaksaku ikut ujian sains itu ini, jadi ya..." jawab Ruby.

"Aku selalu berharap bertemu kau lagi, kita sangat bahagia saat perkemahan itu." Arya mengenang. "Mungkin kau sudah lupakan itu."

"Ya aku lupa, tidak deh aku ingat sebagian... sebenarnya aku ingat semua itu." Ruby gugup. "Jadi kau tinggal di Jakarta? kapan-kapan kita jalan ya."

"Baiklah, iya aku sudah 8 bulan di Jakarta, tapi sebenarnya aku akan pulang ke Yogyakarta. Tadinya aku fikir akan sukses bisnis di kota besar ini. Tapi persaingannya sangat sulit, lalu kemudian aku tersadar bahwa aku telah terjebak dengan pengejaran yang tak berarti. Benarkan? di Jogja semua sangat sederhana dan menyenangkan. Entahlah, seperti nya semua orang Jogja bahagia." Arya bercerita tentang tujuannya ke Jakarta.

"Bahagia?" bisik Ruby. "Di Jogja ada pantai kan?"

"Tentu saja, hanya 1-2 jam dari kota," ujar Arya. "Aku sering kesana bersama teman cuma sekedar makan seafood dan minum bir."

"Menyenangkan sekali," kata Ruby.

"Andai aku tahu kau akan seperti ini, sukses dan cantik. Aku pasti tidak akan melepaskanmu." Arya tersenyum sangat manis. "Ini kartu namaku, kalau ke Yogyakarta mampir ya."

*Jatuh cinta*

Tiba-tiba terdengar suara dari langit membuat Ruby kaget.

*Jatuh cinta dan bahagia di Yogyakarta*

"Apa sih?!" Ruby menjawab suara dari langit.

Tiba-tiba terbersit di fikirannya untuk menyusul Arya tinggal di Yogyakarta.

Bersambung...
Diubah oleh Lovembers 02-04-2021 12:39
indrag057
bunda2411
nomorelies
nomorelies dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.4K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
LovembersAvatar border
TS
Lovembers
#5
PART 3


"Ini adalah ruangan kerjamu," Daryl menunjukan sebuah ruangan berukuran 5x5 untuk Ruby bekerja.

"Wow, aku suka dengan semua gambar macan nya," Ruby kaget karena ruangannya dipenuhi gambar macan.

"Aku membeli semua ini di pasar loak Gardena, aku simpan kulitnya di rumah karena bulunya agak rontok." kata Daryl sambil menutup pintu. "Aku tidak mengatakan ini diluar karena terkadang gosip cepat menyebar di kantor ini, aku hanya ingin kau membelaku di sidang perceraian karena istriku ingin menjauhkanku dari anakku." Daryl menangis sesenggukan.

"Apa?!" Ruby kaget atas permintaan bos barunya ini. "Daryl dengarkan aku, aku sangat menghargai karena kau mau aku membelamu, tapi kau tahu sendiri keahlianku adalah hukum properti. Tapi apapun itu aku akan mendukungmu sepenuh hatiku Daryl," ucap Ruby.

Bip...

Handphone Ruby berbunyi, sebuah pemberitahuan bahwa Arya Wiguna chek in di Caffe Cinta dekat kantornya. Tanpa fikir panjang Ruby langsung pamit keluar sebentar pada Daryl dan pergi le Caffe Cinta.

Tibalah Ruby di Caffe cinta, suasana nya sedikit ramai dia sedikit kesulitan mencari sosok Arya diantara para pendatang ini. Akhirnya dia memutuskan duduk dekat meja barista dan memesan segelas Latte.

"Hey, sepertinya aku baru melihatmu, baru kesini ya? Kenalkan Nama saya Gary, mau minum apa?" Gary mengajak wanita yang duduk di depannya kenalan.

"Iya saya dari Jakarta, baru disini. Tolong buatkan latte," Pinta Ruby.

Gary membuatkan minuman pesanan Ruby lalu mengajak lagi wanita yang di taksirnya ngobrol.

"Kau disini liburan? Ada teman?" tanya Gary.

"Sebenarnya aku pindah kerja kesini, sekalian aku ingin bertemu temanku yang tinggal disini," Ujar Ruby.

"Wow, kau meninggalkan pekerjaanmu di Jakarta?" Gary makin kepo.

"Ya, aku hanya ingin merubah suasana," Ucap Ruby sambil tak henti hentinya matanya mencari sosok Arya.

"Ya aku juga punya teman yang baru saja balik dari Jakarta, namanya Arya Wiguna," cetus Gary.

"Uhuk..." Ruby tersedak Latte, "Siapa nama temanmu tadi? Arya Wiguna? Apakah dia Chinese ?"

"Ya, ini fotonya," Gary memperlihatkan fotonya dengan Arya, "Baru saja dia disini, sekarang sudah pergi." Tutur Gary.

"Oh sudah pergi ya, karena kebetulan sekali teman yang kucari ya Arya Wiguna ini," Muka Ruby sedikit kecewa.

"Tapi aku tahu dia akan kemana nanti malam, dia akan pergi ke sebuah pesta, apa kau mau kesana? Nanti kujemput." Ajak Gary.

"Tentu saja, dengan senang hati. Jam delapan ya. Ini nomorku," Kemudian Ruby pamit pulang karena harus ke kantor lagi. "Wow Pesta perdana di Yogyakarta bersama Arya," gumam Ruby.

***

Di dapur kantor, hanya sekedar mengambil air pun Ruby joget-joget. Dia senang membayangkan bahwa nanti malam dia akan bertemu pujaan hatinya, Arya Wiguna.

La la la la la ... Ruby bersenandung kecil.

"Ah kau disini rupanya," Ruby kaget karena Paula memperhatikannya joget dari belakang.

"Ini soal kasus Romy, hakim menolak memberikan izin tinggal," Lapor Paula. "Jadi kita akan memberikan argumen kita hari Rabu."

"Itu bagus karena aku sangat ahli dalam berargumen, dan ya...aku harus memberitahumu aku tidak suka hakimnya, aku ingin hakim Egan karena aku sudah melakukan riset, jadi tugasmu mengirim petisi ke pengadilan. Kita dapatkan hakim Egan dan kita hancurkan taman air ilegal itu." Ruby sangat bersemangat.

"Suasana hatimu lagi bagus ya?" tanya Paula.

"Ya apa kau pernah melewati hari yang luar biasa?" Kata Ruby.

"Tidak," ucap Paula.

"Ah sayang sekali, baiklah..."

"Jadi kau tidak punya kenalan siapapun ya di kota ini?" Kepo Paula mulai kumat.

"Ya, tak seorang pun baik hidup atau mati," ujar Ruby.

"Baiklah hentikan, ini pasti ada yang tidak beres." kata Paula.

"Oke baiklah jadi sekali lagi alasanku disini karena kau anggap ini aneh, oh bukan maksudku ini karena Daryl memintaku disini." Ruby berbelat belit.

"Terserah apapun tolong jangan katakan yang sejujurnya, aku akan berterima kasih jika kau tetap diam. Karena aku akan mengetahuinya segera, jadi aku punya kegiatan menyenangkan sekarang." tutur Paula.

"Baiklah, bagus jika itu bisa menyenangkanmu, nikmatilah apapun yang akan kau lakukan, aku hanya akan menjalani hidupku," ujar Ruby lalu berjalan dengan percaya diri ke ruangannya.

***

Sementara Paula berkutat dengan PC Ruby untuk mengetahui tujuannya ke Yogyakarta. Ruby asyik berkutat dengan belasan produk perawatan di kamar mandinya.

Ruby ingin tampak cantik malam ini karena nanti akan bertemu Arya, dia keluarkan semua sisi feminim dari dirinya. Ruby berdandan lebih dari biasanya, segala perawatan mulai dari rambut sampai ujung kaki dia kenakan.

Harus sempurna di depan Arya, gumam Ruby.

Kurang lebih 4 jam Ruby berkutat di depan cermin. Dan sekarang dia tampak puas dengan hasilnya, Ini bukan Ruby yang culun yang 10 tahun lalu diputusin oleh Arya. Ruby yakin Arya akan terpana melihatnya.

"Kau terlihat sangat cantik sekali," Puji Gary.

"Ah aku ini bangun tidur langsung pergi," Ruby ngeles.

"Jadi aku kuliah bisnis lalu membuka Caffe Cinta, aku harus berjuang karena orang tuaku bercerai," Curhat Gary.

"Orang tuaku juga bercerai," ujar Ruby sambil melihat lihat siapa tahu ada Arya.

"Kita banyak kesamaan, cheers untuk orang-orang terluka," Gary mengangkat gelasnya.

"Cheeers.." Ruby juga mengangkat gelasnya. "Ini aneh sekali, kok aku belum melihat Arya Wiguna?" sahut Ruby.

"Ada apa sebenarnya antara kau dan Arya? Karena kita sudah sering sekali membicarakannya," selidik Gary.

"Sudah kubilang, kami adalah teman lama. Dan aku ingin sekali menemuinya untuk mengejutkanya." Ruby mulai ngeles.

"Kau yakin? Karena jika kau menyukainya aku akan sangat mengerti, dia baik, tampan, tubuhnya kekar, bisa sulap lagi." Ujar Gary.

Ruby langsung mencium Gary hanya biar Gary berhenti bicara dan menebak tujuannya datang ke pesta itu.

"Baiklah aku akan berhenti membicarakannya," Gary membalas ciuman Ruby.

"Apa kau tak ingin diluar?" Sambil matanya tak lepas mencari Arya. Gary hanya menurutinya.

"Sebenarnya aku kedinginan mau di dalam saja," Ruby beralasan karena di luar ruangan dia tak menemukan Arya.

"Apa kau tak lapar?" Ruby berfikir mungkin ada Arya di meja makanan.

"Ada yang tak beres denganmu, kau sangat berharap bertemu dengan Arya?" tanya Gary.

"Tidak, tidak aku sangat menikmati malam ini, pesta yang menyenangkan!" Sahut Ruby.

Ting...

"Ini dia si pria tampan yang dicari cari, Arya Wiguna mu baru mengirim pesan, katanya dia tidak bisa datang ke pesta karena pacarnya minta ditemani ke pesta ulang tahun yang 15 adik perempuannya," Gary memperlihatkan isi pesan dari Arya.

Seketika Ruby merasakan tenggorokannya tercekat, kepalanya berputar dan tiba-tiba ruangan pesta menyempit sampai dia kesulitan bernafas, benarkah yang Gary katakan?

Bersambung...
0
Tutup