Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ZenMan1Avatar border
TS
ZenMan1
Emas Boleh Cuan 25%, Tapi Cuan Bitcoin Lebih 'Gila' Lagi!


Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bitcoin sepanjang 2020 meroket hingga 304,98%. Pada perdagangan akhir tahun, bitcoin ditutup menguat 0,26% ke kisaran US$ 28.987,60/BTC.

Bandingkan dengan harga emas di pasar spot melesat 25,01% secara point-to-point. Harga komoditas ini bahkan sempat berada di atas US$ 2.000/troy ons, tertinggi sepanjang sejarah.

Dianggap sebagai emas digital, pemicu kenaikan bitcoin sama dengan kenaikan emas, yakni pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) pasca pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) dan stimulus corona AS. 

Penggerak bitcoin boleh sama dengan emas, tetapi kinerjanya jauh berbeda. Emas memang sudah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.063,19/troy ons, tetapi setelahnya harga emas menurun, sebaliknya bitcoin terus melesat.
Alhasil sepanjang tahun 2020, emas membukukan penguatan 'hanya' 21%, sementara bitcoin meroket lebih dari 300%.

Melihat dari return tersebut, bitcoin tentu jauh lebih menarik dibandingkan emas. Apalagi, berdasarkan survei JP Morgan, millennial lebih memilih bitcoin ketimbang emas. Dan patut diingat, ke depannya para millennial inilah yang akan mendominasi pasar finansial.
"Dua kelompok menunjukkan perbedaan dalam preferensi untuk mata uang 'alternatif'. Kelompok yang lebih tua memilih emas, sementara kelompok muda memilih bitcoin," kata analis JP Morgan yang dipimpin Nikolaos Panigirtzoglou dalam sebuah catatan yang dikutip Kitco.
Preferensi emas dan bitcoin sebagai alternatif berdampak pada korelasi kedua aset tersebut menjadi lebih positif.
Artinya keduanya bergerak searah, ketika emas menguat, bitcoin juga akan naik. Menurut JP Morgan, hal itu terjadi karena millennial di AS melihat bitcoin sebagai uang 'alternatif' untuk dolar AS.

"Aliran modal simultan telah menyebabkan perubahan pola korelasi antara bitcoin dengan aset lainnya, menjadi lebih positif antara bitcoin dan emas, tetapi juga antara bitcoin dengan dolar karena millennial di AS melihat bitcoin sebagai uang 'alternatif' untuk dolar AS," kata Panigirtzoglou.


Seperti disebutkan sebelumnnya, The Fed menjadi pemicu kenaikan bitcoin. Dalam pengumuman kebijakan moneter Kamis (14/12/20) lalu, bank sentral pimpinan Jerome Powell tersebut berkomitmen untuk menjalankan program pembelian aset (quantitative easing/QE) sampai pasar tenaga kerja AS kembali mencapai full employment dan inflasi konsisten di atas 2%.

Artinya kebijakan moneter ultra longgar masih akan dipertahankan dalam waktu yang lama.
The Fed memberikan proyeksi inflasi yang dilihat dari belanja konsumsi personal (personal consumption expenditure/PCE) di tahun ini sebesar 1,2%, kemudian di tahun depan 1,8%.

Artinya masih belum mencapai target di atas 2%, sehingga pada tahun depan kebijakan moneter yang diterapkan masih ultra longgar.
Alhasil, dolar AS masih akan tertekan setidaknya 2 tahun ke depan dan harga bitcoin akan semakin tinggi.
Belum lagi stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintah AS. Di awal pekan ini, Presiden AS, Donald Trump, sudah menandatangani rancangan undang-udang (RUU) stimulus fiskal senilai US$ 900 miliar.

Presiden Trump sebentar lagi akan lengser dari jabatannya, dan digantikan oleh Joseph 'Joe' Biden, pada 20 Januari mendatang.
Biden sebelumnya sudah mengatakan akan menggelontorkan stimulus tambahan guna membantu perekonomian AS. Sehingga ke depannya, tekanan bagi dolar AS akan semakin bertambah.
Ketika nilai tukar dolar AS terus tertekan, popularitas bitcoin sebagai mata uang alternatif menjadi semakin menanjak. Paul Tudor Jones, salah satu investor papan atas melihat perbandingan tersebut menjadi salah satu alasan ia mulai "bermain" di bitcoin.

"Jika anda memegang uang tunai, ada tahu bank sentral memiliki tujuan mendepresiasi nilai tukar sebesar 2% per tahun. Jadi pada dasarnya memegang uang tunai sama dengan membuat aset anda dengan percuma," kata Jones pada bulan Mei lalu dalam acara "Squak Box" CNBC International.
Investor sekelas Jones yang mulai memasukkan bitcoin ke dalam portofolionya menjadi salah satu euforia yang membawa harganya terus melesat. Sebabnya, dulu bitcoin dipandang sebagai aset spekulasi semata bahkan penipuan, kini sudah mulai diterima sebagai aset investasi.

Jones sendiri mengatakan memiliki 2% bitcoin dari total portofolio investasinya. Tidak hanya Jones, banyak investor institusional kini sudah masuk ke bitcoin.
Bitcoin seperti menemukan "arah angin" di tahun ini. Larry Fink, CEO BlakRock, perusahaan asset management terbesar di dunia, pada Oktober 2017 lalu mengatakan bitcoin adalah "indeks pencucian uang", tetapi kini pandangannya berubah.

Fink kini mengatakan bitcoin bisa berevolusi menjadi "pasar global" karena berhasil menarik "perhatian dan imajenasi" pada millennial.
Sementara itu, analis Bloomberg Intelligence, Mike McGlone memprediksi harga bitcoin akan mencapai US$ 50.000/BTC paada tahun depan, dan kemungkinan sangat kecil kembali ke bawah US$ 10.000/BTC.

sumur


https://www.cnbcindonesia.com/market...ih-gila-lagi/1
tien212700
scorpiolama
fajarekosaputra
fajarekosaputra dan 2 lainnya memberi reputasi
1
1.1K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
apiijoAvatar border
apiijo
#4
ga ngerti babarblas ane sama bitcoin ini..

cara main bitcoin ini gimana toh? ada yg bisa kasih link tutorialnya?
nowbitool
nowbitool memberi reputasi
1
Tutup