Ragn0nAvatar border
TS
Ragn0n
KENAPA THE LAST OF US PART 2 MENJADI GAME YANG MENUAI REVIEW NEGATIF


Meskipun THE LAST OF US PART II  mendapatkan banyak review positif di METACRITIC  tetapi mendapatkan hampir 2X lipat review negatif oleh user di website yang sama. 

Tema kekerasan memang telah menjadi bagian utama dalam strategi pemasaran Naughty Dog sejak teaser trailer The Last of Us Part 2 rilis pada tahun 2017 lalu. Teaser trailer tersebut menampilkan saat beberapa orang tak dikenal dipukuli, disiksa dan digantung. Naughty Dog pun selaku developer mengungkapkan bahwa mereka berfokus kepada kebrutalan.



Yang menjadi pembahasan kita kali ini adalah mengapa THE LAST OF US PART II ini mendapatkan banyak review negatif , tidak lain tidak bukan karena kebrutalan yang disajikan para developer gamenya dan juga karena banyaknya karakter penting yang terbunuh dalam game. Wakil presiden Naughty Dog yaitu Neil Druckmann baru-baru ini mengungkapkan keinginannya untuk mengeksplorasi tema-tema kekerasan dan balas dendam yang terinspirasi dari video hukuman mati tanpa pengadilan yang ia lihat saat masih muda.

Reviewer kabarnya agak kesulitan untuk mengungkapkan mengapa hal yang diimplementasikan dalam The Last of Us Part 2 sangat baik atau tidak, karena mereka dibatasi lewat aturan review dari Naughty Dog dan Sony. Sang publisher video game sering membatasi bagian mana dari penilaian reviewer yang dapat dibahas sebelum gamenya diluncurkan dengan imbalan mereka dapat mengakses gamenya saat pra-rilis. Kabarnya aturan review dari The Last of Us 2 sangatlah ketat.

Hampir setiap reviewer besar membahas tentang batasan-batasan ini, karena membuat mereka menjadi kesulitan untuk mengkomunikasikan perasaan mereka tentang video gamenya. Review dari Polygon misalnya, di mana reviewnya menyentuh poin-poin serupa tentang kekerasan kontroversial The Last of Us Part 2, di mana mereka mencoba untuk menceritakan kebrutalan game tersebut tanpa diizinkan untuk mendiskusikan apapun yang benar-benar bisa menggambarkannya.

Sementara itu banyak juga pemain The Last of Us 2 yang memberikan penilaian bagus terhadap game tersebut, karena Naughty Dog sukses menggunakan kekerasan itu untuk menceritakan kisah yang bagus.

Diubah oleh Ragn0n 23-06-2020 15:47
jangkrikgirl32
saeful07
narujean
narujean dan 5 lainnya memberi reputasi
6
5.7K
40
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
.kasumi.Avatar border
.kasumi.
#11
reviewer media kan banyak yg dikasih copy gamenya gratis jadi klo dibilang ga dibayar tdk 100% betul, sedangkan gamer yg udah bayar mahal full price tentunya punya ekspektasi yg sangat tinggi, ane ngerti sih alur yg mau dimainin Neil Duckman itu alur balas dendam, cuma mungkin dia lupa klo mayoritas pemain TLOU itu kemungkinan kebanyakan cowo, tapi malah jualan konten lesbian dan transgender.

Abby nya mungkin udah bikin ilfeel dari awal gameplay bkn cuma dari cara revenge dia yg barbar kyk gebukin maling ayam tapi dari segi design character yg mungkin terbilang baru di industri game, karakter cewe playable di dlm video games khususnya game game Jepang biasanya banyak yg bisa jadi waifu material kebanyakan dibikin dgn sex appeal yg charming, ambil contoh revolusi Lara Croft dibawah Square Enix, Tifa di ff7 remake kemarin jg aslinya dibikin cukup atletis dgn perut yg cukup berotot tapi tetap terlihat womanly dan seksi.

Sedangkan Abby kesannya udh kyk shegorilla meski ada alasannya knp dia ngelatih dirinya biar berotot, cuma ya mungkin belum apa apa gamer jepang udh bnyk yg ilfeel duluan sama she hulk ini biar mau dipoles gmn jg , makanya ign Jepang mentok review 7/10.
Diubah oleh .kasumi. 30-06-2020 00:34
ahay
proto1
proto1 dan ahay memberi reputasi
2
Tutup