Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Spriggan13Avatar border
TS
Spriggan13
Sudah Beredar, Obat COVID-19 Dari Unair Ternyata Tak Diuji Coba Ke Makhluk Hidup
Sudah Beredar Di Pasaran, Obat COVID-19 Dari Unair Ternyata Tak Diuji Coba Ke Makhluk Hidup



WowKeren - Universitas Airlangga (Unair) telah mengenalkan 5 kombinasi obat yang dinilai efektif dalam menangani pasien virus corona (COVID-19). Obat tersebut juga telah diedarkan di pasaran.

Namun ternyata, Unair mengungkap jika obat-obatan tersebut sama sekali belum diuji coba ke makhluk hidup atau in vitro. Rektor Unair Prof M Nasih menjelaskan alasannya karena uji coba kepada makhluk hidup akan memakan waktu yang lama. Padahal, Indonesia sedang berada dalam situasi darurat dan perlu obat yang efektif dalam menyembuhkan pasien COVID-19.

”Sekarang begini, in vitro itu butuh waktu lama. Dari prinsipnya kan begitu,” kata Prof Nasih di Unair kampus C Surabaya, Senin (15/6). “Kalau menunggu 8 bulan untuk uji klinis dan lain-lain, COVID-19-nya keburu minggat. Sehingga harus ada langkah praktis dan taktis yang kita lakukan.”

Kelima obat adalah Lopinavir/Ritonavir dengan Azithromycine, Lopinavir/Ritonavir dengan Doxycycline, dan Lopinavir/Ritonavir dengan Chlarithromycine. Lalu ada kombinasi antara Hydroxycloroquin dengan Azithromycine, dan Hydroxycloroquin dengan Doxycycline.

Meski tidak diuji coba, Nasih menegaskan jika pihaknya telah melakukan penelitian terkait efektivitas kelima kombinasi obat ini dengan sangat hati-hati dan cermat. Selain itu, pengujian yang dilakukan ini dengan menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi sel target jenis virus.

Sel-sel yang menjadi tempat ditumbuhkannya virus corona adalah sel paru, sel ginjal, sel trakea, hingga sel liver. Sel-sel asli tersebut didapatkan dari Institute of Tropical Disease (ITD) Unair.

”Kita memberikan rekomendasi dari diantara obat yang sudah dipakai. Kita bukan mencari obat baru, tapi masyarakat, dokter sekarang kan bisa coba-coba,” jelas Nasih. “Bayangkan, mana ada dokter menangani COVID-19 yang tidak menggunakan obat secara coba-coba.”

”Nah kita memberikan rekomendasi ini yang paling efektif. Kalau mau menggunakan. Kalau tidak mau, bikin sendiri saja ndak apa,” sambungnya. “Tidak harus menjadi obat baru. Yang penting dari kita adalah fungsionalnya. Kalau kita pakai tahapan yang itu ya tahun depan baru selesai.”

(wk/lian)

https://m.wowkeren.com/berita/tampil/00315593.html



Mending konsumsi nasi kucing sesuai anjuran Dr.TeraCloud atau bisa juga berobat ke Bu Ningsih Strange... emoticon-Leh Uga
davecchio
indramamoth
gh20
gh20 dan 65 lainnya memberi reputasi
64
20.2K
380
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
nuiokeyAvatar border
nuiokey
#84
buat yg hujat, protes obat blom invitro dsb.. gini ya bro.. ini obat bukan obat baru, tapi sdh ada dipasatan yg udah terbukti uji klinis, dipuyer racikan ditambahin jenis obat lainnya agar lebih efektif. contoh lopinavir udah terbukti di virus cacar tapi penderita covid juga ada inflamasi bukan sekedar sel virus doang, nah buat inflamasi dipadankan azitromycin sehingga mengatasi inflamasi di otot jantung, sehingga racikan lopinavir dnan azitro dipake buat penderita covid dengan diagnosa comorbit berat di jantung. lain dgn comorbit paru perokok sementara organ lainnya tdk ada riwayat maka dipake racikan docycycline untuk mengatasi inflamasi di trakhea. ketika lopinavir digunakan secara tunggal dosisnya tinggi menyebabkan toxic buat sel sehat, tapi jika diracik maka dosis direndahkan dan ditambahkan obat lainnya untuk mengatasi gejala pemberat imun lainnya maka diharapkan memberika efek yang lebih positif . invitro obat racikan mungkin belum sevalid obat tunggal tapi racikan tsb bukan dari jenis obat baru sehingga efek yg diberikan tdk menyimpang jauh daripada jurnal penelitian yg sudah ada.

perihal vaksin itu sampe detik ini blom ada yg keluar tapi metode stemcell sdh aktif diteliti sama unair. karena covid indonesia penanganannya beda RNA nya dengan covid di eropa aa di wuhan krn kecepatan adaptasi virus yg luarbiasa. reaktifnya antigen antar ras dengan covid pun bisa berbeda beda.

kalian semua yg hobby nyiyir.. udh kasih sumbang apa ke penyelesaian masalah covid??? masalah unair yg meneliti itu udah dari jaman siti fadilah protes who krn vaksin flu burung, pihak unair juga udah sanggup bro!! tp sitifadilah malah pilih ketjasama dgn jerman, meremehkan anak bangsa. mana dong univ lainnya Undip UGM apalagi UI mahasiswanya jangan pacaran mulu doong.. giliran pinter dikit kabur kerja diluar negri semua. gak berbakti sama negara, beralibi di Indonesia gak dihargai, fresh graduate digaji 10jt udah nolak.
anusbaubadan
l3v3rdur3
mikaelover
mikaelover dan 14 lainnya memberi reputasi
-7
Tutup