Entah ada apa dengan negeriku rasanya humor dan canda terus berlanjut, di tengah wabah makin memperlihatkan siapa yang berkuasa dan siapa yang dianggap rakyat jelata.

Kebijakan khusus agar tidak mengadakan kumpul-kumpul termasuk acara hajatan atau pernikahan sudah dikeluarkan oleh aparatur negara. Kapolri Jenderal Idham Azis sudah bicara agar tak mengumpulkan massa termasuk pernikahan.





Banyak warga yang masih melanggar larangan itu akhirnya dibubarkan oleh kepolisian dengan dibantu TNI di wilayahnya masing-masing. Walau warga tetap ngotot karena corona tak sampai kegunung dan banyak alasan dari warga tapi semua alasan itu mentah, karena pesta pernikahan tetap harus dibatalkan.

Undangan yang sudah disebar, makanan yang sudah disiapkan tenda yang sudah berdiri, uang yang sudah dikeluarkan untuk biaya itu memang tak sedikit tapi negara tak ambil peduli lebih baik tutup satu lokasi daripada banyak yang mati gara-gara corona.



Terus kerugian apakah diganti? Jelas tidak, siapa yang mau ganti emangnya negara di pimpin bapakmu gitu? 😁

Salah satu cerita bahkan polisi pun harus rela jalan kaki 500 meter menanjak ke area pernikahan, karena terdengar musik khas acara pesta yaitu "Dangdut" kejadian ini hanya sebagian kecil dari banyaknya pesta yang dibubarkan tepatnya berada di Dusun Manggungan Desa Karangbayat, Kecamatan Sumberbaru, Jember.





Oke lupakan tentang acara pernikahan rakyat kecil, kita beralih ke pesta pernikahan yang digelar oleh mereka yang berkuasa, dia adalah Kapolsek Kembangan Kompol Fahrul Sudiana dan Rica Andriani seorang selebgram yang menggelar pesta pernikahan.





Siapa yang mau membubarkan? Tidak ada, apa rakyat mau demo gitu! Buang-buang tenaga bukan urusan mereka mau nikah apa tidak, yang penting perut rakyat kenyang ya cukup.

Tapi jadi miris, lucu dan sedikit geli melihat tingkah mereka. Di kalangan institusi mereka sendiri malah tak menjalankan amanat dari Kapolri, walau akhirnya di copot jabatannya dari Kapolsek Kembangan, Jakarta Barat dimutasi ke Polda Metro Jaya.

Tapi pesta pernikahannya aman tentram bahkan di jaga banyak polisi! Bahkan seperti biasa acara pedang pora berlangsung khidmat.



Seharusnya, mereka tahu aturan mainnya kok di langgar. Kalau rakyat kecil langsung di stop, tamu di suruh pulang, amsyong dah yang punya resepsi makanan mubazir, tamu belum ngasih angpao, dangdutan terhenti, tenda dan orkes minta bayaran. Tapi bila sekelas perwira yang hajatan ahh... sudahlah tak sanggup awak ni berkata-kata dunia ini kan punya kalean-kalean yang berkuasa apalah kami ini hanya bisa geleng-geleng kepala dirumah, sambil senyum sikit-sikit. Salam saya c4punk see u next thread.