Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

funrise.1Avatar border
TS
funrise.1
RI Disebut Dapat Persepsi Terburuk soal Penanganan Corona, Ini Respons Istana


Jakarta- Indonesia disebut menempati posisi terburuk dalam indeks persepsi kecukupan pemerintah dalam penanganan virus Corona (COVID-19) dibanding negara-negara tetangga. Istana menegaskan pemerintah selama ini telah bekerja secara konkret dalam mengatasi pandemi COVID-19.

"Presiden Jokowi konkret kerja," kata Tenaga Ahli KSP Ali Mochtar Ngabalin saat dihubungi, Rabu (1/4/2020).

Ngabalin menjelaskan berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menangani COVID-19. Mulai dari penetapan status kedaruratan kesehatan masyarakat hingga pemberian bantuan sosial kepada masyarakat.

"Indonesia di bawah komando Presiden Jokowi, panglima perang kalau saya sebut. Dia dengan tenang, dengan sabar justru menyiapkan RS khusus untuk penderita COVID-19. Pemerintah juga memberikan jaminan ketersediaan logistik. Pemerintah mendatangkan alat kesehatan, memberikan batuan tambahan untuk pemegang kartu sembako, memberikan bonus untuk tenaga kesehatan. Ini konkret kerja," tuturnya.

Sebagian negara-negara yang dipersepsikan publiknya punya penanganan baik terhadap COVID-19 adalah negara-negara yang memberlakukan karantina wilayah, seperti Malaysia, China dan Italia. Ngabalin justru berpikir sebaliknya. Menurutnya, satu-satunya negara yang berhasil dalam melakukan lockdown hanyalah China.

"Italia, Malaysia, Inggris, sama Amerika. Negara sedemokratis Amerika Serikat semua gagal. Satu-satunya yang berhasil itu Wuhan. Malaysia yang terinfeksi COVID-19 itu justru naik 500% dibanding sebelum lockdown. Italia, setelah sebulan lockdown, penduduknya frustasi. India, baru beberapa hari lockdown, rakyatnya sudah melakukan perlawanan," kata Ngabalin.

Sumber


Yang dilakukan pemerintah Indonesia sudah tepat, Lockdown bukan solusi terbaik terbukti banyak negara yg gagal meski sudah di lockdown. Indonesia mempertimbangkan berbagai aspek yg ada bukan tekanan WHO apalagi tekanan kelompok politik.

Data Penambahan Pasien Corona :

29 maret tambah 130 pasien
30 maret tambah 129 pasien
31 maret tambah 114 pasien

Secara statistik 3 hari berturut2 selalu turun, semoga turun terus hingga menjadi 0

NOTE :
Dari beberapa komentar yg ada kebanyakan menuduh pemerintah manipulasi data, kalau pemerintah lambat ane setuju sekali. ane berlogika aja kalau emang yg positif corona tinggi seperti di amerika, spanyol atau itali logikanya tingkat kematiannya juga bakal tinggi seperti di negara2 itu. Dan kematian masal yg tinggi ini ngak bakal bisa ditutup tutupin pemerintah.



Diubah oleh kaskus.infoforum 01-04-2020 13:08
tata604
4iinch
sebelahblog
sebelahblog dan 27 lainnya memberi reputasi
18
13.9K
320
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
putupijiAvatar border
putupiji
#102
yang komen disini semua kemungkinan masih bisa makan dan tercukupi kebutuhannya 2 bulan mendatang jika bener2 di lockdown. tapi bagaimana pedadang kecil kaki lima, tukang pijat tradisional, pegawai hotel, sopir grab, sopir travel, tukang gali, tukang cuci harian, dll? belum lagi kreditan motor? pemerintah kita belum siap menanggung itu semua. dan parahnya pengetahuan tentang virus corona belum ada yang valid. mau data statistik, journal, hasil penelitian tentang corona belum bisa dikatakan valid. intinya virus itu mudah mati kena sinar matahari, mati kena desinfektan, bisa dilawan dengan antibodi yang bagus. itu kebenarannya. masalah virus corona nyebar lewat apa, agan2 semua punya persepsi masing2. jika pemerintah blm lockdown terima aja dl. toh agan2 masih bisa keluar masuk, masing bisa ke indo/alfa beli pulsa kuota, masih bisa ke atm, yg penting jangan saling menyalahkan. minimal jaga badan lo sendiri....itu yg penting
salahakan
salahakan memberi reputasi
-1
Tutup