Tak terasa udah hampir dua tahun gw gak nulis disini, sejak akhir 2017 sampai sekarang hidup gw terasa seperti sedang naik roller coster, walau sebenarnya gw belum pernah naik wahana ini.

Di awal sampai pertengahan 2018 hidup gw terasa menanjak, gw mendapatkan promosi jabatan dengan gaji dua kali lipat lebih tinggi (saat itu jauh dalam hati gw merasa gak sanggup menjalani tanggung jawab baru itu), gw yang masih 24 tahun tiba-tiba dapat promosi ke posisi eksekutif. Disatu sisi gw bahagia karena peningkatan karir yang pesat tapi disisi lain gw takut dengan tanggung jawab yang besar, membawahi puluhan orang yang kebanyakan lebih tua dari gw merupakan tantangan yang berat, berbulan - bulan gw kerja sampai 14 jam dan pulang hanya untuk sekedar numpang tidur doank, dari awalnya bahagia mulai stress karena pekerjaan dan merasa diremehkan, apalagi jauh dalam hati gw masih pengen main karena nyaris full 14 jam x 7 hari bekerja.

Tapi stress gw mereda karena saat itu ada seseorang yang dekat dengan gw, sebenarnya kami sudah kenal cukup lama, tapi karena pekerjaan kami mulai dekat, saat itu cuman doi yang selalu menyemangati gw, yang bantuin gw menyelesaikan tetek bengek pekerjaan, yang selalu nyuruh dan nemenin gw makan, nemenin gw lembur dan ngantar gw pulang karena sudah kemalaman. Jauh dalam hati gw mulai menaruh perasaan padanya dan mulai melupakan yang "itu". Tapi semua berubah saat doi resign, doi emang mengajukan resign dari sebelumnya, tapi pas resignnya di setujui gw mulai down lagi karena gak ada lagi teman yang selalu menemani gw. Kami memang masih akrab setelah doi resign, sesekali karena belum dapat kerja doi masih sering mengunjungi gw di kantor, tapi doi juga membawa pergi semangat kerja gw, setelah doi resign tekanan kerja terasa semakin berat, semua yang ada di kantor membuat gw muak dan gw mulai sering marah dan kena marah.
Saat itu gw merasa menjadi peran protagonis karena selalu mendapat tekanan dari atasan, sekaligus menjadi peran antagonis bagi bawahan gw, jujur gw gak sanggup marah-marah pada orang yang jauh lebih tua dari gw. Belum lagi banyak permainan yang gak beres gw rasakan ada di kantor, jujur gw takut saat itu. Dan sebelum menjadi gila gw memutuskan resign. Saat itu atasan kaget dan sangat menyayangkan keputusan gw, bahkan mempersulit gw resign dengan dalih belum ada pengganti, dan kemudian gw tahu mereka sama sekali gak berusaha mencari pengganti gw. Setelah banyak perdebatan alot akhirnya gw bisa resign dengan tenang.

Itu adalah tahap pertama dari roller coster kehidupan gw, masih ada tahap berikutnya yang mesti gw jalani sebelum sampai pada kondisi gw hari ini, gw gak yakin bakal ada yang baca tulisan ini, tapi setidaknya ini bisa menjadi pengingat gw di masa depan.

To be continue ...