"Order of Chaos" nampaknya bukan rahasia lagi para elite politik sudah kehabisan duit, jalan pintasnya chaos maklumlah pemilu di negeri ini butuh biaya yang besar tak hanya uang yang keluar nyawa pun banyak yang hilang.

Melihat keadaan negara saat ini yang serba gonjang ganjing, sebenarnya bisa redam dari semua element elite yang duduk berdampingan. Kalau Jokowi ingin berdamai segeralah merangkul Prabowo agar isu-isu negatif untuk chaos bisa di hindarkan. Rakyat tahu politik itu buang duit, bayangkan duit yang tak kembali otomatis bisa membuat para elite pun geram. Terlebih lagi ada sistem yang kurang baik di tubuh KPU sebagai penyelenggara, bahkan penghitungan rekapitulasi seakan di paksakan selesai tanpa ada perundingan di kedua belah pihak. Menarik memang siapa yang salah siapa yang curang siapa juga yang bermain di tengah panasnya politik saat ini.



Seperti kisah yang sering ditampilkan oleh Sabda Prabu Jayabaya, Uga Siliwangi dan Raden Ronggo Warsito yang terus menerus memberikan perunjuk akan kondisi yang terjadi pada nusantara. Bila mengingat kembali Jayabaya mengatakan suatu masa yang penuh bencana, kemudian itu adalah masa orang-orang licik berkuasa, dan orang-orang baik akan tertindas.

Menarik zaman bencana atau di sebut juga masa “Kala Bendhu” memang sudah kita alami, banyak gunung yang kembali aktif dan memuntahkan laharnya, gempa silih berganti, banjir pun disana sini. Inilah saat ini kita berada di zaman kala bendhu, kemudian dilanjutkan dengan zaman yang digambarkan sebagai kekacauan dan pengrusakan yang demikian dahsyat, yang disebut Goro-Goro.

Menurut saya ini bukan hanya ada di Indonesia tapi di dunia, ketika kita melihat arab spring sudah terjadi maka Indonesia pun akan menjadi hal yang serupa, dimana bumi gonjang-ganjing langit kelap-kelap”, bumi mengalami kegoncangan yang dahsyat. Lantas pertanyaannya adalah kapan goro goro dimulai?



Bisa jadi saat ini masa goro-goro, dimana zaman wes edan bahkan pakem goro-goro 'chaos' akan terjadi bila pandito minto pitulungane ratu, artinya kekacauan akan terjadi ketika rohaniawan meminta pertolongan/bergabung dengan pemimpin.

Benarkah saat ini itu terjadi? Kalau itu yang diungkapkan zaman edan maka hal itu sudah terjadi entah banyak ulama saat ini berada di panggung politik, saling berseteru bahkan antar ulama pun mencaci maki ketika jagoannya kalah.



“Goro-goro atau chaos terjadi kalau pandito (rohaniawan, ulama) sudah bergabung dengan istana,” sangat menarik hal ini melihat saat ini massa semakin banyak yang datang untuk menuntut keadilan di negara yang tidak akan pernah adil ini.

Keadilan itu sangat susah sekali di hadirkan kalau masih banyak orang memaksakan kehendaknya sendiri, bahkan memang Jongko Joyoboyo sampai sekarang belum akan berakhir. Di mana jelas sekali bagiannya ada zaman Kala Bendu, Kala Subo, Goro-goro, kemudian muncul Satria Piningit, baru masa akhir Joyoboyo itu terjadi.

Disinilah awal goro-goro yang terjadi karena pemilu yang cacat tidak ada yang legowo menerima "Hasil" dan para elite terus menghembuskan people power yang bisa saja chaos akan meluas hingga terjadi perang saudara..!!



Munculnya NII seperti yang dilakukan Kartosuwiryo bisa saja terjadi, karena sejarah akan berulang.. Semoga saja semua pihak bisa tenang, dan ingatlah setiap pemberontakkan pasti akan ada yang mati, entah itu mati syahid atau mati sangit.

Wallahu a'lam

Nah bagaimana nih pendapat agan dan sista semua, silahkan komentar, beri TS cendol, follow, rate bintang 5, dan tentu juga jangan lupa share and like karena semua itu gratis !! 



c4punk@2019

Gambar google
referensi

GIF