emilia.26Avatar border
TS
emilia.26
Sembuhnya penyimpangan s*xualku ( ambil positifnya buang negatifnya ) 21
Allohaaaa agan-aganwati sekaskus raya !!!!

Setelah sekian lama memilih menjadi seorang SilentReader yang tidak punya ID KASKUS, akhirnya.. sekarang aku lebih memilih keluar dari tempat persembunyianku yang nyaman.. setelah baca beberapa cerita di SFTH ini. Keren-keren semua ceritanyaaaa guys emoticon-Big Grin makanya bela-belain bikin ID dehh..di SFTH, tidak sedikit pula yang menceritakan pengalaman hidupnya yang mengesankan, jadi..tertariklah aku untuk sedikit menceritakan pengalaman hidupku yang mudah-mudahan ada sisi positifnya untuk agan-aganwati sekalian emoticon-Big Grin

Jujur ini pertama kali aku belajar bikin thread/posting disini, jadi maaf banget, kalo threadnya masih sangat berantakan..  secara, akunya sama sekali ga jago cerita emoticon-Frown

Latar belakang cerita ini terjadi di sebuah kota di jawa barat..
KOTA KEMBANG ..


Cerita ini real story. Cerita ini di mulai dari awal aku duduk di kelas 2 Smk akhir tahun 2010 sampai sekarang. Aku berani berbagi cerita ini dengan harapan semoga agan-aganwati bisa mengambil sisi positifnya dan membuang negatifnya. Dengan tidak bermaksud untuk menyinggung sebuah golongan. Sebelumnya aku minta maaf jika ada sebagian dari kalian yang tersinggung, disini aku hanya mau berbagi..

Nama-nama tempat dan beberapa tokoh sedikit disamarkan. Mengingat "kami" sekarang sudah punya kehidupan masing-masing.

Masukan, kritik, makian dari agan-aganwati semua amat sangat dinantikan untuk perbaikan part berikutnya.

Terimakasih emoticon-Big Grin




Index

INTRO
PART 1 ( awal dari semuanya )
PART 2 ( mulai berpaling kenyamanan )
PART 3 ( Gf'an ?? )
PART 4 ( prepare )
PART 5 ( Byan itu.. )
PART 6 ( ngedate )
PART 7 ( dia membuatku jatuh cinta )
PART 8 ( keceplosan )
PART 9 ( lari pagi )
PART 10 ( Tina /:(/ )
PART 11 ( kejutan dari Byan )
PART 12 ( istimewa )
PART 13 ( rumahnyaa... )
PART 14 ( ternyata.. )
PART 15 ( sisi yang berbeda )
PART 16 ( bukan dia yang ku kenal.. )
PART 17 ( dilema )
PART 18 ( dengan berat hati.. )
PART 19 ( diamku.. )
PART 20 ( pelukan terakhir.. )
PART 21 ( iya aku serius /:(/ )
PART 22 ( setelah itu.. )
PART 23 ( temu kangen )
PART 24 ( tak jadi.. )
PART 25 ( Olin.. )
PART 26 ( ooo'ooowww.. )
PART 27 ( its show time )
PART 28 ( berendam )
PART 29 ( ada yang beda )
PART 30 ( tak disangka )
PART 31 ( aku ingin sendiri )
PART 32 ( hari ketiga )
PART 33 ( terbangun )
PART 34 ( aku sahabat Nina )
PART 35 ( akhirnya Nina tahu /:(/ )
PART 36 ( berangsur )
PART 37 ( Nina.. )
PART 38 ( Dia.. )
PART 39 ( sahabat )
PART 40 ( PECUNDANG )
PART 41 ( kenyata'an'a )
PART 42 ( lagi ? )
PART 43 ( tegar .. )
PART 44 ( sesal .. )
PART 45 ( musyawarah .. )
PART 46 ( keadilan .. )
PART 47 ( otw )
PART 48 ( malam yang indah )
PART 49 ( pkl )
PART 50 ( dikossannya )
PART 51 ( dasar cowok )
PART 52 ( natural )
PART 53 ( lagi dan lagi )
PART 54 ( ayah dan bunda )
PART 55 ( ada apa ? )
PART 56 ( aku lelah )
PART 57 ( just move )
PART 58 ( Yoana )
PART 59 ( R love E )
PART 60 ( Rey.. )
PART 61 ( bersemi kembali )
PART 62 ( janjii )
PART 63 ( maaf mah )
PART 64 ( kembali )
PART 65 ( dia berubah.. )
PART 66 ( karma ? )
PART 67 ( setelah.. )
PART 68 ( hampir )
PART 69 ( makasih pak )
PART 70 ( mamah sakit ? )
PART 71 ( tak mungkin ) UPDATE !!!







intro



Hari minggu itu ku awali dengan menonton acara musik sembari sarapan bersama kakak laki-lakiku, Galang namanya, dia adalah kakak keduaku. kakak yang sangat aku segani dan hormati..dia kakak yang sholeh dan bertanggung jawab kepada keluarga. Berbeda sekali dengan kakakku yang pertama, Hendrik karena banyak hal, aku kurang respect dengan dia. aku adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, iya aku anak bungsu dan satu-satunya anak perempuan dikeluargaku..


ku ikuti acara itu, penampilan demi penampilan dari penyanyi-penyanyi Indonesia cukup menghiburku, sampai pada penampilan duo perempuan yang sangat hit kala itu *** ******, perempuan yang berpenampilan sangat feminim dan cantik, dia bersama rekannya, perempuan juga, tapi terlihat seperti pria, mungkin tomboy pikirku, awalnya aku kurang suka dengan mereka, terutama dengan perempuan yang berpenampilan seperti pria itu. Tak habis pikir,, "kenapa seorang perempuan berpenampilan seperti pria ??" Pikirku .. Tapi entah pagi itu, penampilan mereka begitu menawan, apa lagi perempuan tomboy itu.
"Aaaaaaaaahhhhh. KERENNNN !!!" Teriakku spontan
"Ehh.. Ko ?? Kan itu perempuan ! Kenapa sampai teriak gitu ? Hati-hati lohh de!" Kak Galang merasa heran
"Hhehe emoticon-Big Grin engga, itu keren aja, perempuan pinter banget main gitarnya"
Entah kenapa, aku sendiri juga heran, kenapa bisa aku terpesona sampai berteriak seperti itu..
Entahlahh ...
Diubah oleh emilia.26 24-07-2016 18:54
user118
anasabila
anasabila dan user118 memberi reputasi
3
546.7K
1.2K
Thread Digembok
Tampilkan semua post
emilia.26Avatar border
TS
emilia.26
#909
PART 69 ( makasih pak )
Kami semua berkumpul diruang tamu dengan ekspresi tegang..

"Gimana kita pulang ? emoticon-Frown " Tanyaku dalam tangisku.

"Udah yank jangan nangis.." Ucap Rey seraya menghapus air mataku.

"Oke gini, teteh juga ga nyangka keadaannya bakalan jadi gini..c'Raju emang Anj*ng!" Ucap Teh Reni kesal.

"Bangs*t !" Ucap Gina.

Huuft..

"Kalian megang uang ga kita kumpulin..? Teteh ga megang uang sama sekali.." Ucap tehh Reni..

Semua menggeleng..

"Rey ga tau kejadiannya bakal kaya gini, Rey lupa ga bawa dompet tehh.." Ucap Rey pelan.

Semuanya mendadak tegang..

"Tehh.. Emil ada uang tapi cuma 10rb tehh.." Ucapku pelan.

"Udah simpen dulu aja Mil.." Ucap the Reni.

"Jadi gimana kita pulang ?! Ini villa c'Raju booking cuma 24jam, jadi ntar jam 12 siang so pasti kita didatengin sama yang jaga villa..! " Ucap Gina emosi.

Suasana hening..

Air mataku terus mengalir..
emoticon-Frown

"Udah gini aja, sebelum jam 12 kita pergi dari villa ini sebelum yang punya dateng ya.." Ucap tehh Reni.

"Terus??" Tanya Gina.

"Ya yang penting kita keluar dulu aja, gimana ntar..
Mudah-mudah'an ada yang mau nolong.." Jawab teh Reni.

"Iya mudah-mudah'an.." Ucap Rey.

"Ga habis pikir teteh, kenapa cuma c'Farhan sama Iyass aja yang dibawa c'Raju !?" Ucap teteh kesal..

Tak ada yang menjawab karena tak tahu apa yang harus dijawab..

"Krubbukkkrubuukk" di tengah keheningan tiba-tiba suara perutku berbunyi.

"Maaf.. Aku laper" ucap ku pelan..

"Yaank, kamu punya maag, kamu rus cepet makan.." Ucap Rey khawatir.

"Iyaa teteh juga laper.." Ucap Tehh Reni.

Gina membongkar-bongkar bungkus plastik diatas meja..

Hanya ada cemilan kacang garud* dan air minum sisa semalam..

"Nih lumayan, makan dulu.." Ucap Gina menyerahkan cemilan dan air minum.

"Makasih Gin.." Ucapku.

"Yoo liat dulu didapur barangkali ada makanan.." Ucap Gina seraya pergi ke dapur.

Beberapa lama kemudian Gina kembali menghampiri kami..

"Ga ada apa-apa didapur, tapi kita bisa masak, ada kompor didapur.." Ucap Gina.

"Kita masak mie instant aja..tadi masih ada uang 10rb kan Mil?" Tanya tehh Reni.

"Iya the adaa, ini.." Jawabku sambil menyerahkan uang tadi.

"Tapi itu uang terakhir kita.." Ucap Gina.

"Iya gapapa, daripada Emil maagnya kambuh terus kita kelaperan..udah sini ajaa biar Rey yang beli ke depan, kalo ga salah didepan ada warung.." Ucap Rey.

Tehh Reni pun menyerahkan uang tadi pada Rey.. Rey pun pergi ..

"Chiel, sekalian beli pembalut, kayanya aku dapet" ucapku setengah teriak.

"Iyaa siapp !!" Ucap Rey setengah teriak, lalu setengah berlari ku lihat Rey pergi ..



Beberapa lama kemudian Rey kembali dengan plastik kresek kecil ditangannya..

"Ini..10rb disini cuma dapet ini..1 pembalut sama 2 mie instant.." Ucap Rey seraya menyimpan plastik kresek itu dimeja.

"Bussyyeett..mahal bener.." Ucap Gina.

"Iya gapapa, yang penting kita bisa makan.." Ucap Tehh Reni.

Teh Reni lalu mengambil plastik kresek itu..

"Ini Mil.." Ucap tehh Reni seraya menyerahkan pembalut padaku.

"Makasih tehh.." Ucapku.


Tehh Reni pun mulai memasak mie instant..

2 Mie instant yang sudah matang disajikan dalam sebuah "baskom" kecil dengan 4 sendok didalamnya..
Yaa, kami makan bersama-sama..
tak terlalu mengenyangkan, tapi setidaknya bisa mengganjal perut dan memberikan kami sedikit tenaga untuk petualangan siang nanti..
emoticon-Smilie

Setelah makan,
Kami semua berkumpul kembali diruang tamu..

Menonton tv dan ada juga yang tidur..


Aku masih dalam gelisahku,

Berat untukku..

Setelah apa yang terjadi semalam pada Rey, setelah apa yang hampir terjadi padaku..
Dan kini..?

Ahhh emoticon-Frown


Tak terasa, waktu berputar sangat cepat..

Tiba waktunya untuk kami harus pergi dari villa..
Langkah kakiku terasa berat..

Tanpa bekal apapun, tanpa uang sepeser pun..
Tak peduli apa yang akan terjadi nanti,
Kami terus berharap, kami bisa pulang..
emoticon-Frown



Kami terus berjalan, hanya berjalan..dengan 1 tujuan pasti, PULANG.. Ya walaupun kami tak tahu pasti bagaimana caranya kami pulang..
Tempat ini asing untuk kami berjalan..

Sampai setelah beberapa lama kami berjalan, ku rasakan ada seseorang mengikuti kami..

Entah apa inginnya..
Seorang pria paruh baya dengan motornya berhenti tepat memalang jalan kami..

"Mau kemana neng-neng ? Kenapa jalan kaki ?" Ucap pria itu.
"Kita mau pulang" ucap Gina.
"Pulang kemana?" Tanyanya.
"Ke band*ng" jawab Rey.
"Mau naik umum?" Tanyanya lagi.

"Jadi gini pak, kita abis maen semalem kesini sama temen-temen, kita kesini pake mobil nginep di villa samping sariat*r, pas malem kita ditinggal pulang divilla, kita ga megang uang sepeser pun, jadi kita mu pulang tapi gatau gimana.." Jelas tehh Reni..

Yaa, mungkin teh Reni satu pikiran denganku.. Mungkin saja bapak ini bisa menolong kami.. Yaa mungkin..

Ku lihat bapak itu berpikir sejenak,

Matanya melihat ke arahku..
Ia seperti memperhatikanku dengan detail dari ujung kaki ke ujung kepala..

Why ? emoticon-Bingung

"Oke, saya bisa bantu kalian, saya bakalan kasih kalian ongkos pulang.." Ucap pria itu.

What ? Segampang ini ?

"serius pak ?!" Tanya Gina excited.

"Iyaa boleh, tapi nanti sore, saya mau kamu main dulu sama saya.." Jawab pria itu seraya menunjuk ke arahku.

Bad feeling..
emoticon-Frown

"Maksudnya main?!" Tanya Rey dengan sinis.

"Main aja ko, jalan-jalan doang, nanti saya ongkosin pulang.." Jawab pria itu..

Aku mengerti apa yang dimaksud pria itu dengan kata MAIN, pikiranku langsung negatif..ditempat seperti ini, tak mungkin ada seseorang yang begitu saja menawarkan kebaikan pada orang yang baru ditemuinya.. Langka..

"Aduh maaf pak, kita mau pulangnya sekarang bukan sore, kalo misalnya bapak ga bisa nolong kita juga gapapa pak, makasih sebelumnya ya pak.." Ucap tehh Reni.

"Oh jadi ga bisa ya? Kalian yakin? Saya ga akan macem-macem ko.." Tanya pria itu.

"Iya, kita yakin.." Ucap Rey ketus.

"Ya udah kalo kaya gitu.." Ucap pria itu, lalu tak beberapa lama dia langsung pergi tanpa pamit..

Huuft..

Kami pun tak terlalu ambil pusing..

Kami terus berjalan lagi..

Dari villa ke jalan raya cukup jauh, belum lagi jalan yang menanjak dan cuaca yang sangat panas..

Beberapa lama kemudian,

Ada seorang pria, mungkin usianya sedikit diatas Rey..

"Ojek.. Neng ojek ?" Ucapnya.

Oh ternyata hanya tukang ojek emoticon-Frown

"Engga bang, makasih" jawab Gina.

"Mau pada kemana neng ?" Tanyanya.

"Ke bandung bang.." Jawabku.

"Waduh jauh amat..serius ?" Tanyanya lagi.

Dari raut muka dan tutur katanya yang sopan, mungkin pria ini pria baik-baik..

Lalu ku ceritakan dengan singkat tentang apa yang terjadi dengan kami..

Dan benar perkira'anku,

Pria ini bereaksi iba..

"Aduh gimana ya? Saya ga bisa nolongin kalo ke bandung.."
Ucap pria itu.

Ku lihat dia terdiam sejenak seperti memikirkan sesuatu..

"Kalo mau, saya antar aja ke depan jalan raya, soalnya jauh dari sini jalannya, nanti dipos kalian bisa cegat mobil kol barangkali bisa numpang buat ke bandung.." Ucapnya.

"Waduh bang ntar ngerepotin.." Ucap Rey.

"Gapapa, daripada kalian harus jalan kaki jauh, ya udah atuh sok berdua-berdua ya 2 balikan siapa dulu, nanti saya balik lagi kesini.." Ucap pria itu menawarkan diri.

Gina dan tehh Reni pun naik duluan..

Aku dan Rey menunggu sampai pria itu kembali lagi sesuai janjinya untuk menjemput kami..

Cukup lama kami menunggu,

Mungkin memang benar jauh..

Sampai beberapa lama kemudian, pria itu benar-benar datang menjemput aku dan Rey..


"Hayu neng naik keburu siang, itu temennya udah nunggu" ucap pria itu.

Kami pun menurut..

Dan benar, perjalanannya jauh..
Tak terbayangkan jika kami benar-benar harus berjalan kaki..

Sepanjang perjalanan ku dengar Rey mengobrol dengan pria itu..

Tiba-tiba, ditengah perjalanan pria itu berhenti di depan sebuah warung..

"Sebentar ya.." Ucap pria itu..
Dia lalu masuk,

Tak terlalu lama lalu pria itu ke luar dengan plastik kresek ditangannya..

"Ini, saya yakin kalian haus.." Ucap pria itu seraya menyerahkan plastik kresek pada Rey.

"Loh ko bang? Apa ini? Ga usah ih, ngerepotin abang terus.." Ucap Rey.

Ku perhatikan isinya, beberapa minuman dingin, roti, dan snack..
emoticon-Big Grin

"Udah gapapa.." Ucap pria itu.

Lalu kami melanjutkan perjalanan sampai kami berhenti disebuah pos..

Disana hanya ada tehh Reni dan Gina yang sedang duduk..

"Bang makasih banyak bang..abang baik banget" ucap Rey.

"Iya bang, makasih ya" ucapku.

"Bang makasiihhh" ucap Gina.

"Bener kita berterima kasih banyak ya bang.." Ucap teh Reni.

"Iya gapapa, sesama orang kan harus saling bantu,
Nanti kalian cegat kol buntung aja siapa tau bisa numpang yang ke bandung.." Ucap pria itu.

"Iyaa bang.." Ucap teh Reni.

"Kalo gitu, saya pamit ya, saya mau mangkal dulu.. Semoga kalian bisa pulang dengan selamat ya ampe rumah" ucap Pria itu tersenyum ramah.

"Iyaaa bangg, makasihh.."
"Makasiihh bang"
"Iya makasiihh"
"Makasih banyak bang"

Ucap kami..

Pria itu hanya mengangguk tersenyum lalu pamit pergi..

Syukurlah..ada orang baik yang mau nolong kita juga..

Padahal kami tak mengenal satu sama lain..

Hey ? Bahkan kami belum tahu namanya ?

Well, siapapun dia,
Semoga pria itu dapat balesan yang lebih baik atas kebaikannya..

Amiin emoticon-Smilie



Entah berapa mobil yang sudah kami coba hentikan, tak pernah, tak pernah berhasil..
Semua mobil terus berjalan seakan tak pernah peduli dengan kami..

Hampir pupus harapan kami untuk bisa pulang..

Huuffttt emoticon-Frown

"Udah yu percuma diem terus disini..kita jalan lagi yu.." Ucap Teh Reni..

Tanpa banyak kata, kami pun menurut apa yang dikatakan tehh Reni..

Setelah meminum dan menghabiskan minuman+makanan yang dibelikan oleh abang tadi,
Kami meneruskan perjalanan kami..

Kami terus berjalan kaki dibawah terik matahari..

Entah berapa km kami melangkah, entah berapa lama kami terus berjalan..

Kurasa lelah, sangat lelah.. Begitupun ku rasa dengan teman-temanku dan juga Rey..

Tenggorokan terasa kering, sangat kering..

Setiap melewati sebuah warung dijalan, sekejap anganku melayang hanya untuk sekedar bisa meminum minuman yang terpajang diwarung.. Apa daya, kami tak punya uang sepeser pun..

Kami terus berjalan tanpa kepastian..

Diperjalanan, air mataku tiba-tiba menetes..
Aku teringat akan mamah, papah, dan kakak-kakakku dirumah.. Aku yakin keluargaku dirumah sangat khawatir..
Betapa berdosanya aku pada mereka..

Tuhan..mungkin ini hukuman untukku.. emoticon-Frown

Mamah emoticon-Frown maafin Emil mahh emoticon-Frownemoticon-Frownemoticon-Frown

"Cawell..sabar yaa, maafin Rey.. Jangan nangis lagi cawel.." Ucap Rey seraya menghapus air mataku.

Aku lalu berusaha untuk tersenyum.. emoticon-Smilie


Sambil terus melangkah, Ku keluarkan hpku yang mati dari sakuku.. Bukan benar-benar mati, tidak lowbet juga..
Aku sengaja mematikannya, aku memutus komunikasiku sementara dengan siapapun emoticon-Frown
Kebodohanku emoticon-Frown

Sebenarnya, bisa saja ku nyalakan hpku, ku hubungi keluargaku.. Dan bercerita keadaanku yang menderita disini.. Aku yakin, walaupun kesal, mereka takkan setega itu membiarkanku kelamaan menderita disini.. Tapi..
Bagaimana dengan mereka ? Rey, tehh Reni, Gina ? Apa yang harus aku ceritakan tentang mereka, aku tak mau mereka terlibat.. Belum lagi, alasan apa yang harus aku karang untuk aku bisa sampai seperti ini..?

Huuft .. emoticon-Frown

Biarlah, mungkin ini hukuman yang harus ku jalani karena kebodohanku emoticon-Frown

Entah berapa lama kami terus berjalan,
Aku lupa tepat nama daerah atau jalannya,
Tapi yang pasti, kami sudah berjalan cukup jauh..
Tapi apa kami harus terus berjalan seperti ini sampai rumah ? emoticon-Frown

Huuft ..

Karena kecapaian, ditambah matahari yang terus bertambah terik..
Kami putuskan untuk istirahat sejenak..
Entah pikiran apa yang berhasil membawa kami masuk..
Kami berhenti dan mengistirahatkan diri di sebuah warung kecil yang sedang tutup tepat dipinggir jalan..

Kami duduk disebuah bangku panjang dari kayu..

Disini cukup nyaman..

Kami mengobrol dan mencoba mencairkan suasana dengan bercanda satu sama lain dengan maksud agar kami bisa sejenak melupakan kesusahan kami saat ini..

Cukup berhasil sepertinya..

Kami bisa tertawa satu sama lain..

Sampai tiba-tiba..

Keluar seorang pria paruh baya dari dalam warung..

Dia menatap kami..

"Pak maaf, kami ikut neduh yaa.." Ucap Teh Reni ramah.

"Oh iya, mangga-mangga.. Darimana neng-neng ini ?" Ucapnya.

Kami pun menceritakan semua permasalahannya..

Dengan logatnya, bapak ini seperti bersimpati pada kami..

Bapak ini juga bercerita tentang sebagian pengalaman hidupnya pada kami..

Hingga tengah-tengah cerita,
Bapak tersebut izin masuk ke dalam rumahnya di belakang warung..

Tak beberapa lama,
Bapak itu keluar kembali dan membawa beberapa air minum dan beberapa bacang untuk kami..
Bapak itu seperti tahu, bahwa kami sedanglapar..
emoticon-Big Grin

Sambil terus makan, kami terus mengobrol..

Bapak ini orangnya easy going menurutku..dalam sekejap dia bisa membuat kami nyaman..

Hingga tak terasa hari sudah sore..

"Kalian mau pulang kan ?" Tanyanya.
"Iyaa pak, pengennya pulang tapi yaa gimana.." Jawabku.

"Ga usah khawatir, pasti ada jalan..
Sementara saya didalam, Saya mau minta tolong sama kalian, tolong kalian cegat terus kasih tahu saya kalo ada bus yang ke terminal lw panj*ng band*ng..saya ada perlu.." Ucapnya.

"Iyaa pak.." Jawabku.


Karena bapak ini sangat baik pada kami, kami pun mengiyakan,
Kami terus menunggu ada bus yang lewat seperti apa tadi kata bapak..

Tak mudah untuk menemukan bus itu.. Kebanyakan bus yang lewat adalah jurusan lain..

Cukup lama kami menunggu..

Hingga akhirnya sampai hari sudah semakin sore,

Bus yang kami tunggu datang..
Kami cegat,
Lalu dengan cepat kami beritahukan kepada bapak tadi..

"Ini buat bekel dijalan, buat ongkos naik angkotnya dri terminal semoga cukup ya.." Ucap bapak itu seraya menyerahkan sejumlah uang pada kami.

Kami pun saling menatap heran..

"Loh pak ? Maksud bapak ?" Tanya Gina.

"Udah cepet sana naik, nanti keburu pergi lagi susah busnya" ucap bapak itu.

Dengan perasaan senang dan terharu, kami pun segera naik..

"Tolong antar anak-anak ini sampai terminal lw panj*ng band*ng ya.." Ucap bapak itu seraya memberikan sejumlah uang kepada kondektur.

Kondekturpun ku lihat seperti mengiyakan..

Bus pun mulai berjalan..

"Hati-hati yaa.." Ucap bapak itu setengah teriak..

Kami pun melambaikan tangan seraya tersenyum haru..

Akhirnya kami bisa pulang emoticon-Frown

Entah apa yang terjadi jika kami tak bertemu orang seperti bapak..

Kami baru bertemu, kami bahkan tidak mengetahui nama satu sama lain pak..

Pasti ada jalan, seperti yang bapak katakan..

Terima kasih pak,

Terima kasih Tuhan..

Dari sejak itu sampai cerita ini aku tulis, meskipun kita tak pernah bertemu lagi, aku takkan pernah melupakan jasa bapak.. aku selalu berharap bapak menerima kebaikan yang lebih-lebih dari kebaikan yang bapak berikan pada kami..

Makasihh pak..

Dimanapun bapak sekarang,

Semoga bapak selalu bahagia pak
emoticon-Frown emoticon-Smilie
0