entah sudah berapa hari ku habiskan hanya dengan diam dirumah..

Tidak sekolah, tidak nongkrong, tidak shopping ..

Ahhhh..membosankan sekali..

Hari-hari ku habiskan hanya dengan istirahat, nonton tv, makan dan minum obat..

Keada'anku agak mendingan sekarang, aku sudah mampu bercanda ria bersama kakak-kakakku atau pun dengan Onet..


Hmm..mungkin beberapa hari lagi aku bisa sekolah

Rumahku tak pernah sepi, silih berganti orang-orang datang menengokku.. Entah itu saudara, sahabat, ataupun guruku..
Tapi aku belum melihat Nina..
Apa dia tahu aku sakit ?
Hmmm..
Aku kangen kamu Nin.. Banyak yang ingin ku ceritakan. Tentang aku dan Andre yang sudah tak bersama, tentang hubunganku dengan Byan yang mungkin membuatmu bergidik, atau tentang Rangga.. Rangga ?
"Emm.. Haruskan aku bercerita tentang Rangga Nin..? Aku tahu kamu sayang banget sama Rangga Nin.." Ucapku dalam hati..

Huuft ..

"Onettt..onetttt...meng..meng..meng.." Aku panggil Onet.
Tak menunggu lama, dia datang menghampiriku manja..

"Heyy pesekk..kamu kemana ajaa ?? Cuek banget sama aku ?" Tanyaku pada Onet.

Dia hanya diam saja, dan seperti menatapku bingung entah mengerti atau tidak dengan yang aku katakan.
Hhahaha Onet lucu sekali ..


"Mill..apa kabar ? Kenapa kamu tak menjawab telepon dan smsku ? Kenapa kamu ga bilang kamu sakit Mil ?" Tanya seseorang di pintu kamarku. Seketika aku menoleh.. Aku sangat mengenali suara itu. Suara yang baru saja aku rindukan.

"Ninaaaaaaaa...! Aku kangen sama kamu Nin..!" Ucapku setengah teriak.

Nina lalu mendekat.. Aku baru saja membuka tangan berniat memeluknya.. Tapi Nina menamparku pelan.. Lalu tersenyum..

"Jawab dulu pertanya'an akuu sayaaannggg...nanti aku peluk" Ucap Nina.

"Hhehe dasaarr Nina..." Ucapku.
Lalu tanpa ragu, aku menceritakan semua kejadian saat dikossan Rangga sampai aku masuk rumah sakit pada Nina tanpa ada satu hal pun yang terlewatkan.

Ku lihat ekspresinya dalam..seperti antara percaya dan percaya..

"Rangga Anj*ng !!!" Ucap Nina pelan.

Aku tahu Nina, Nina tipikal orang yang sangat solid..

Seketika aku melihat Nina menangis..

"Mill.. Maafin akuu..ak..uu ga becusss jadi sahaa..bat yang baiikk.. Kaloo tau bakal kay..aa ginii..aku gaa akaan boleehin Rangga bawa kamu ke kossannyaa Mill" ucap Nina menangis seraya mememelukku.

"Udaah gapapaa Nin, semuanya udah terjadi, yang pen..ting..Rangga ga berhasill ngapa-ngapaaiinn akuu.." Ucapku ikut menangis dalam peluknya.

"Selaamaa ini aku pikir Rangga baik.. Selama hubungan samaa aku diaa gaa pernah macem-macem sama akuu Mill...ternyaaataaa aslliinya kaya ginii..." Ucap Nina lagi.

Aku hanya diam tetap menangis..

"Udaahh Mill.. Kamu cepee..eett sembuuhh, biaarr aku kasih Rangga pelajarraannn..akuu gaa maa..uu lagii punyaa pacar bejadd kaya diaaaa Mill.." Ucap Nina lagi.

"Gaa usaahh Nin..aku gaa maauu jadii perusak hubungan kamu sama Rangga..mungkinn waktu itu dia khilaf Nin..jangan kayaa..." Belum aku selesai bicara, tiba-tiba Nina melepaskan pelukannya lalu membekapku dan memotong pembicara'anku.

"Engga, keeputusan aku udaah bulat, kamu bukan perusak hubungan aku, tapi kamu penyelamat hidupku..sekaraang bayangin kalo Rangga berhasil lakuin hal yang sama sama akuu? Kamu mau ?" Tanya Nina.

Aku hanya menggeleng..

"Jadi yaa udah, diem ajaa... Kamu sahabat akuu..aku sayang kamu Mill.." Ucap Nina memelukku lagi.

"Aku juga sayang kamu Nin.." Ucapku membalas pelukan Nina.