selamat malam semuanya :) (di Indonesia udah jam berapa yak?) setelah sekian lama gue telantarkan thread di Kaskus ini, gue rasa kata maaf aja gak cukup untuk mewakili gimana gue merasa bersalah :( Bahkan jujur, gue aja sampe lupa punya cerita ini di Kaskus gara-gara kehidupan gue yang berubah tot
pagi-pagi di kantor, iseng buka kaskus, nangkring disini hahaha. Gak biasanya gw baca thread yang masih baru, tapi buat yang ini gw rasa gw bakal menikmatinya :D:D Ini keren lho, baru awal-awal aja udah rebutan kamar :D Bener kata om Gilang diatas, entah masih ada berapa hari lagi didepan yang se
PART 47 – Side B Gue duduk termenung di sebuah kursi rotan yang berbantal, sambil jemari gue gak henti-hentinya mengusap kontur rotan yang menyentuh ujung-ujung syaraf gue. Akhir-akhir ini udah jadi kebiasaan gue, kebiasaan buruk mungkin, berpikir sendiri terlalu lama sampe-sampe gue melupakan ...
maaf gue belum bisa update cerita ini, dikarenakan kebetulan lagi ada musibah kecil yang menimpa gue. Mungkin gue bakal gak update dulu untuk beberapa waktu, karena itu gue memohon maaf yang sebesar-besarnya, dan terimakasih atas kesabarannya :)
pada bingung ya baca part terakhir? ya sama. gue juga bingung ngadepin mereka berdua waktu itu. rasanya gue kayak menjawab teka-teki yang bahkan si pembuatnya belom tau apa jawabannya hahaha. follow your heart but take your brain with you, I said.
PART 46 – Side B “iya gue yakin, gue gak ada perasaan apa-apa ke Dhika…” ucapnya. Gue memperhatikan raut wajahnya. Semakin gue tatap matanya, semakin dia berusaha untuk melepaskan diri dari tatapan mata gue. Gue memahami itu, dan gue juga memahami perasaannya. “emang kenapa lo tanya gin...
PART 45 – Side B Gue duduk di sofa empuk sebuah café, sambil mengetik chat untuk Anin. Sesekali gue melirik ke pasangan disamping gue, yang barangkali barusan jadian, sehingga mereka saling melemparkan kata-kata gombal satu sama lain yang membuat gue merinding. Ketika perasaan geli gue udah m...
PART 44 “Lo harus tau kapan lo harus berhenti.” Sebuah suara membuyarkan lamunan gue siang itu. Gue menoleh, dan melihat sahabat gue, Bas, sedang duduk sambil menulis sesuatu di catatannya. Kuliah belum dimulai, meskipun sebenarnya jadwal telah terlewati. Agaknya dosen kami berhalangan hadir....
Sebenci apapun kita terhadap orang tua jangan sampai kita tidak pernah mengunjunginya dan sempatkanlah minta maaf sebelum semuanya terlambat :mewek -------- Bang bas mau tanya dong Udah punya jagoan belum sama mbak aninnya? hampir :) mohon doanya yaa :)
PART 43 Tangisannya yang diluar dugaan gue itu tentu saja mengagetkan gue. Untuk beberapa saat gue bingung harus berbuat apa. Dengan ragu-ragu gue memeluknya, meskipun gak begitu erat. Gue menepuk-nepuk punggungnya, berharap dia bisa sedikit lebih tenang setelahnya. Tapi Fira tetap menangis. Akh...
halo semuanya :) gue minta maaf soalnya udah lama gue gak mampir kemari, apalagi kemaren gue sempet gak di Indonesia buat beberapa waktu :) ditambah lagi masih banyak prioritas lain yang harus gue dahulukan :p sekarang pelan-pelan gue akan mulai melanjutkan cerita ini lagi, karena jujur, mungkin g
PART 42 Dua minggu kemudian. Gue sedang membongkar-bongkar lemari gue, dan memilih pakaian mana yang bakal gue bawa pulang mudik. Sambil mengabsen satu per satu baju yang ada, gue mencoba mengurutkan tingkat kesempurnaan baju gue. Dari yang paling bagus, yang udah agak molor, yang buluk sampe yan...
lho? bukannya di index udah sampe 41 ya? part 39 ada di postingan #941, part 40 ada di postingan #955, part 41 ada di postingan #1012. kayaknya bener kok. edited : ah ya sepertinya part 40 emang error, gak ada di profile gue, tapi ada di postingan #955.