Satu ceríta dua daun berguguran Kehampaan hati menggema sunyi Walaupun puisi mengering tanpa suara Tapi tinta terus basah menangis melukis kertas tentang goresan cerita pedih Kepadamu.. pelita malam.. Biarkan aku merindunya dengan cahaya tanpa gelapmu Seberkas kilauan yang muncul dari cinta relung
Disaat semua langkah menjauhimu Percaya padaku, kedua kakiku akan terus disampingmu.. Disaat kau hilang arah berjalan Percaya padaku, kuberusaha tuk menjadi mata barumu.. Semua tatap pilu yang mereka cudahi Percaya padaku, wajahku sigap menggantimu Setiap lara yang kau petik dihidup ini Percaya dak
Nah buat yg suka bilang jones, bca bginian masi nyantol orang tua sok-sok pacaran, makan batu ujungnya..
makin kacau aja dunia ini, yg mereka perjuangkan hanya secarik kertas yang bergambar pahlawan, trit ini cocok buat yg malas dan mengeluh waktu kerja, liat coy di sana masih ada yang lebih susah lagi..
Hai pujangga malam di tepi gulita Kuharap engkau mau menemaniku Mengajari aku cara bertutur dan menuliskan secarik puisi Agar ku mampu melangkahkan kakiku ke arah asmaraku nanti Dan menghadiahkannya beberapa kata indah dan mengajaknya berjalan tanpa melepas tangan dan hati..
Terkulai bisu kamu yang menitikan Diam saja, hanya sekedar tak memperburuk Berharaplah ini waktu yang terbaik Waktu tak akan menyiakanmu Atau kau yang tersiakan Untuk bait pilu yang mengoyak luka hati Terbaringlah engkau beristirahat Meski kau menangis tanpa raut
Untuk sebuah rasa yang tak tersentuh Meski acap kali dirimu menyentuh Untuk sebuah fikir negatif menjelma setiap saat Meski bunga telah mekar, tetap tak terlihat olehku.. Candamu yang kian memburu Dalam masalalu yang membusuk bersama sesalku Diam-diam ku tabur bumbu manis untuk mengenangnya. Namun
Untuk sebuah rasa yang tak tersentuh Meski acap kali dirimu menyentuh Untuk sebuah fikir negatif menjelma setiap saat Meski bunga telah mekar, tetap tak terlihat olehku.. Candamu yang kian memburu Dalam masalalu yang membusuk bersama sesalku Diam-diam ku tabur bumbu manis untuk mengenangnya. Namun