PASLON 02 CURANGI PILPRES! Begitulah kira – kira inti dari suara sumbang paslon 1 dan 3 maupun pendukungnya yang suaranya kalah dari paslon nomor 2.

Padahal tudingan curang kepada Prabowo – Gibran sangat tidak masuk akal. Mengapa bisa begitu? Mari kita simak pemaparan berikut.

Berdasarkan data Real Count KPU untuk Pilpres 2024 pada hari Kamis 22 Februari 2024, pukul 11.00 WIB, suara yang masuk telah mencapai angka kurang lebih 75 %. Penghitungan suara sudah dilakukan terhadap 613.629 TPS dari 823.236 TPS.

Hasil real count Pilpres 2024 menunjukkan pasangan Prabowo – Gibran memimpin dengan perolehan suara sebesar 58,91 %, disusul Anies – Imin 24,08 %, dan Ganjar – Mahfud 17,01 %.

Seandainya kita bulatkan pada Pemilu 2024 ada sebanyak 204 juta DPT (Daftar Pemilih Tetap), maka data Real Count KPU yang sudah masuk adalah 150 juta DPT, dan tersisa 50 juta DPT lagi.

Angka 204 juta DPT menandakan 1 % suara sama dengan 2 juta suara. Dengan demikian, dari sisa 50 juta suata yang belum dihitung, mewakili 25 % suara.

Merujuk komposisi tersebut, maka jika perolehan suara Prabowo – Gibran solid di angka 58 % pada hasil final penghitungan KPU, maka total capaian suara Prabowo – Gibran ialah 116 juta suara (58 %), disususul Anies – Imin 48 juta suara (24 %), dan Ganjar – Mahfud 34 juta suara (17 %)

Sumber :
https://kabar24.bisnis.com/read/2024...-ganjar-mahfud
https://www.kpu.go.id/berita/baca/11...8-juta-pemilih

Dari proyeksi ini dapat dilihat bahwa untuk mengasumsikan Prabowo – Gibran benar melakukan kecurangan demi mencapai kemenangan 1 putaran, maka paslon 02 harus mendulang suara kecurangan sebesar 9 % (18 juta suara) demi mencapai angka 58 %, jika kita asumsikan suara riil Prabowo – Gibran hanya 49 % (98 juta suara).

Angka kecurangan sebanyak 18 juta suara atau 9 % suara itu mustahil dilakukan, karena rata-rata setiap TPS terdiri dari 400 DPT.

Artinya untuk melakukan kecurangan sebanyak 18 juta suara, Prabowo – Gibran harus melakukan kecurangan di 45 ribu TPS. Bagaimana caranya mencurangi 45 ribu TPS?

Kecurangan biasanya bermain di sejumlah TPS di wilayah-wilayah tak terjamah, dengan kisaran angka 1 sampai 2 juta saja alias maksimal 1 % suara atau 5000 TPS.

Mustahil rasanya ada pihak yang mampu melakukan kecurangan sebanyak 45 ribu TPS atau 18 juta suara.

Dengan kata lain, jika Prabowo – Gibran hendak melakukan kecurangan, dengan asumsi suara riilnya hanya 49 % (98 juta suara), maka Prabowo – Gibran cukup curang sebanyak 4 juta suara saja (2%) untuk mengejar angka 51 % demi kemenangan satu putaran.

Oleh karena itu tudingan curang kepada Prabowo – Gibran sangat tidak masuk akal sehat orang waras dan tidak sedang mabuk. Apakah pihak yang terus menuding Prabowo – Gibran curang sedang mabuk dan berhalusinasi?