Hampir semua negara sekarang membuat kemitraan dengan negara lain ya gansist, dari yang lebih dahulu ada semisal perdagangan hingga masalah pertahanan dan teknologi militernya. Indonesia pun demikian, ada beberapa wacana yang populer beberapa di tahun kemarin kerjasama dengan negara Turki dan juga Korea Selatan.

Tentu itu sangat baik untuk perkembangan pada kedua negara, saling tukar pengetahuan dan juga menjalin persahabatan yang erat. Namun sekarang ini justru publik digemparkan dengan yang mungkin sangat memalukan untuk kita lho gansist!







Menurut Badan Pengadaan Milik Negara Korea Selatan, para insinyur yang dikirim ke Korea Aerospace Industries (KAI) diduga menyimpan data pengembangan KF-21 di USB. Pihak yang melakukan investigasi, termasuk Badan Intelijen Nasional, tengah memeriksa apakah data yang disimpan di USB tersebut berisi teknologi strategis.

Pemerintah Indonesia telah merespons kasus ini. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sedang mengumpulkan semua informasi terkait dugaan keterlibatan insinyur Indonesia dalam kasus pencurian teknologi jet tempur KF-21. Kemlu menyatakan bahwa pemerintah sedang berupaya memperoleh klarifikasi lebih lanjut tentang kasus ini.







Sejauh ini, penyelidikan terhadap dugaan pencurian teknologi jet tempur KF-21 sedang berlangsung. Harapannya, investigasi ini dapat mengungkap kebenaran dan menegakkan keadilan terkait kasus ini. Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan perlu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah ini untuk menjaga hubungan bilateral yang baik antara kedua negara.

Namun, perlu diingat bahwa informasi yang diberikan masih merupakan dugaan dan belum ada keputusan resmi yang diambil terkait kasus ini. Kita harus menunggu hasil investigasi lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam dugaan pencurian teknologi jet tempur KF-21 ini.




Baru sebatas dugaan dari pihak negara mitra Indonesia tersebut ya gansist, belum bisa dipastikan tentang kebenarannya dan mudah-mudahan apa yang mereka tuduhkan itu keliru. Mencari ilmu tentang militer memang bisa saja dengan mencuri, tapi itu lazimnya hanya terjadi saat kondisi negara sedang bersitegang ataupun mengalami peperangan.

Kalau zaman dulu terkenal persaingan saling mendapatkan informasi tekhnologi dari lawannya saat perang dingin, ketika negara Uni Soviet masih ada. Ataupun saat perang dunia kedua, ketika pengembangan militer berbagai negara digalakkan secara berlomba-lomba saling menikung.

Untuk saat ini sih jika mau tekhnologi militer ya tinggal kirim pelajar Indonesia ke negara yang memang tekhnologi militernya canggih, sebelum perang dunia kedua juga negara Jepang karena merasa kalah saing dengan Eropa dan Amerika Serikat akhirnya kirim ribuan pemudanya untuk belajar ke sana kok, bukan dengan mencuri.

'Narasi dan Opini Sendiri'


Tulisan Sendiri:

@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2