Kamis, 16 Nov 2023 13:05 WIB

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja

Kulon Progo - Pemkab Kulon Progo akhirnya merevisi biaya sewa pengelolaan Gerbang Samudra Raksa (GSR). Harga sewa yang semula Rp 609 juta/tahun, kini turun menjadi Rp 239 juta/tahun.

"Iya sudah turun, kalau dulu itu kan di kisaran angka Rp 600-an juta, sekarang limitnya menjadi Rp 239.574.126," kata Sekretaris Dinas Kebudayaan (Disbud) Kulon Progo selaku panitia lelang GSR, Nasip, saat dihubungi detikJogja, Kamis (16/11/2023).
 
Nasip menjelaskan turunnya harga sewa ini berdasarkan hasil penghitungan ulang nilai bangunan atau biasa disebut appraisal. Dalam appraisal ulang ini, panitia hanya fokus menghitung nilai bangunan yang digunakan untuk kepentingan bisnis, yaitu bangunan utama berlantai dua di GSR.



"Jadi kita melakukan penilaian kembali. Kemudian memang hanya kita hitung yang memang betul-betul bisa digunakan untuk bisnis. Artinya yang kita tawarkan berkaitan dengan bangunan yang dua lantai itu. Kalau dulu kan itu (appraisal) termasuk yang gardu pandang, jadi yang sekarang fokus bangunan yang bisa digunakan untuk bisnis aja," jelasnya.

Terkait jadwal lelang yang baru, Nasip menerangkan pihaknya telah membuka proses pendaftaran lelang sejak Senin (13/11) dan akan berakhir Rabu (22/11) pekan depan. Namun hingga saat ini belum ada pendaftar yang masuk.

"Sudah kita buka mulai Senin kemarin, sampai dengan pemasukan pada 22 November. Sejauh ini Sampai saat ini belum ada yang daftar," ujarnya.



Nasip mengatakan berbagai upaya dilakukan untuk menggaet minat masyarakat agar mau mengelola GSR. Selain lewat pengumuman yang disebar di sosial media, pihaknya juga intens berkomunikasi dengan para pengusaha untuk mau jadi pengelola GSR.

"Sebetulnya teman-teman di samping dengan pengumuman, juga sudah menghubungi para pengusaha yang biasa mereka bergerak di bidang sesuai ini. Mudah-mudahan nanti ada yang tertarik dengan harga yang baru ini," ucapnya.

Menurutnya, GSR memiliki banyak daya tarik yang bisa jadi pertimbangan investor untuk menanamkan modalnya di sana. Salah satunya kondisi GSR yang sudah siap digunakan serta telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum seperti lahan parkir, toilet, dan musala.

Selain itu, Disbud berencana menggelar event rutin di GSR untuk menarik minat wisatawan dan menggeliatkan perekonomian warga sekitar.

"Sebetulnya di GSR kalau sebagai rest area sudah ada fasilitas tersedia seperti toilet dan musala. Kalau ingin lihat pemandangan bisa dari gardu pandang atas. Kemudian kami dari Disbud akan berupaya tetap akan ada event yang dipentaskan di sana sehingga bisa jadi daya tarik dan menggiatkan UMKM di sekitar GSR," ujarnya.

Pemkab Buka Opsi Kelola GSR

Nasip mengatakan jika hingga batas waktu yang ditentukan tetap tidak ada pendaftar, pihaknya akan kembali mengevaluasi lelang GSR. Pihaknya juga membuka peluang agar pemerintah sendiri yang mengelola GSR.

"Karena waktunya juga sudah akan habis terkait tahun anggaran, nanti akan dievaluasi kembali. Kalau kemudian hanya untuk bisa kita kelola sendiri lewat UPT ya mungkin bisa ditempuh dengan cara itu," ujarnya.

Seperti diketahui, Pemkab Kulon Progo sempat membuka pendaftaran lelang untuk pengelolaan GSR dengan sistem sewa pada Juli-Agustus 2023 lalu. Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, tidak ada satu pun yang mengajukan penawaran karena mahalnya harga sewa yang saat itu dipatok sebesar Rp 609 juta/tahun.

Walhasil bangunan senilai Rp 23 miliar yang menempati lahan seluas 7.000 meter persegi di perbatasan Magelang-Kulon Progo, tepatnya di Klangon, Kalibawang itu mangkrak.

(ams/rih)

Sumber

Kapal kok di darat.

Makanya enga laku.