Sumber Gambar

Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2024 akan segera dilaksanakan pada 14 Februari 2024. Kontestasi ini semakin menarik perhatian publik karena terdapat tiga bakal calon presiden yang telah memastikan partisipasinya, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Survei elektabilitas terbaru dari Litbang Kompas juga telah dirilis, khususnya untuk generasi muda atau Gen Z yang berusia 17-25 tahun.

Namun, bukan hanya pemilihan presiden yang menjadi perbincangan hangat di masa depan. Pemilu serentak 2024, yang masih dua tahun lagi, juga menimbulkan diskusi publik yang signifikan. Dalam sistem presidensil Indonesia, posisi presiden memiliki kekuatan yang sangat besar. Oleh karena itu, pergantian presiden juga akan diikuti oleh perubahan konfigurasi elit politik dan pengusaha di sekitarnya. Partai politik, kekuatan politik, dan kelompok bisnis pun menyadari perlunya manuver cepat agar tidak tertinggal dalam mempengaruhi perpolitikan.

Pemilihan presiden merupakan momen penting bagi Indonesia dalam menentukan arah kepemimpinan negara. Masyarakat diharapkan untuk melibatkan diri secara aktif dalam pemilihan ini, dengan mendukung calon yang dianggap memiliki visi, integritas, dan kemampuan untuk memimpin bangsa ini ke arah yang lebih baik. Semoga pilpres 2024 berjalan dengan damai dan memberikan hasil yang baik untuk Indonesia.


Sumber Gambar

Dalam tahun-tahun politik ini, akan banyak hal yang terjadi. Mulai dari kampanye hingga banyaknya pemberitaan di mana-mana. Namun perlu diingat bahwa kita tidak boleh tertipu dan harus memastikan bahwa sumber berita yang kita baca sudah cukup kredibel dan bukan merupakan hoax. Salah satu berita yang kembali viral mendekati tahun politik 2024 adalah video dari salah satu pemuka agama dari 2019 yang kembali menjadi perbincangan.

Pada 2019, seorang Ustad bernama Adi Hidayat sempat viral usai pernyataan yang yang menyebut bahwa orang yang tidak mendukung Anies adalah “Jin.” Pernyataan itu ia sampaikan saat sedang berceramah di suatu kesempatan. Yang entah bagaimana menyinggung soal kinerja Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Anies Baswedan.

Menurutnya, kata “Anies” merupakan serapan dari “Al Ins” yang berarti “tampak.” Kata ini disebut sebanyak 18 kali dalam kitab suci Al-Qur’an. Jadi menurut pendapatnya, kata Anies atau Al Ins cocok dengan sosok Anies Baswedan yang selalu tampak, terlihat dan hadir pada saat rakyat membutuhkannya.


Sumber Gambar

Lebih jauh lagi. Menurut Ustad Adi Hidayat lawan kata dari Ins adalah Jin. Ins adalah lembut dan Jin adalah kasar. Jadi jika ada orang yang tidak mendukung Anies atau bertentangan dengan Anies maka orang tersebut adalah “Jin.” Meski sudah sejak 2019, video yang kembali viral ini kembali mendapat respon dari para netizen budiman.

Ada yang mendukung tapi ada juga yang menyayangkan hal ini. Banyak yang meminta agar sang ustad untuk tetap berada di jalan dakwah dan tidak ikut-ikutan berpolitik. Apalagi mencampur-adukkan agama dengan kepentingan politik.


Sumber Gambar

Ya, inilah dinamika politik. Siapa sangka video yang viral di 2019 kembali naik menjelang Pilpres 2024 di mana Anies Baswedan menjadi salah satu kandidatnya. Namun bagaimana pun nanti, tetap kita dukung calon yang memang kita sukai tanpa harus menjatuhkan calon lainnya. Jadikan pilpres ini jadi pilpres yang damai tanpa adanya perpecahan.

Untuk itu hal-hal yang memicu perpecahan seperti mencampur-adukkan agama ini jangan sampai terulang kembali. Karena ini sensitif dan masyarakat kita sangat mudah terpancing jika sudah masuk ke ranah keagamaan.



Jadi menurut kalian, apakah setuju kalau non-pendukung Anies adalah jin?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi