Dua pekan terakhir ini, Media Humas Partai Nasdem, Metro TV, mengeksploitasi dua peristiwa, Rempang dan Peringatan Tragedi Kanjuruhan. Dua peristiwa yang wajar menjadi pemberitaan media-media pada umumnya. Namun jadi tidak wajar dengan cara Metro TV mengemasnya.



Sumber :

Seperti dalam Tragedi Rempang. Ada penutupan fakta yang coba dikaburkan Metro TV. Fakta itu adalah pejabat yang paling bertanggung jawab langsung yakni Kepala BP Batam tak lain adalah kader utama Partai Nasdem. Tak main-main dia adalah orang kepercayaan Surya Paloh yang menjabat sebagai Ketua DPW Nasdem Kepulauan Riau.

Sumber :
https://www.batamtimes.co/2023/04/29...-nasdem-kepri/

https://www.infoindonesia.id/info-da...g-untuk-mundur

Fakta soal peran kader Nasdem di balik polemik Rempang ini coba ditutupi rapat-rapat Metro TV. Padahal sebagai insan media yang berimbang, tak boleh ada konflik kepentingan, terutama dalam memberitakan nasib rakyat.

Jadilah isu Rempang dibelokkan ke kabar-kabar hoaks lain. Padahal satu hal yang patut ditelusuri apakah ada dana Rempang itu yang masuk ke kas partai? Sudah bukan rahasia lagi, Tommy Winata yang membawa investasi China di pulau Rempang adalah salah satu pendana partai Nasdem.

Sumber : https://www.harianhaluan.com/news/10...a-di-indonesia

Langkah Metro TV tak berhenti sampai di situ. Usai Rempang, Metro TV menggoreng isu Kanjuruhan menjelang peringatan satu tahunnya. Uniknya oleh media official Nasdem ini isu seputar Rempang coba dicocokogikan untuk menyerang pemerintah dan Polri.

Dalam sebuah talkshow di Metro TV, narasi pertanyaan sudah disiapkan sang presenter Zackia Arfan yang intinya coba menunggangi sekaligus coba mengelabui publik soal "dosa" besar Nasdem di balik Tragedi Kanjuruhan, hingga narasi kasus Kanjuruhan coba diarahkan ke institusi Polri.

Nama Zackia Arfan sudah tidak asing di telinga masyarakat yang gemar menyaksikan berita di layar kaca. Wanita yang lahir pada 24 April 1983 itu bergabung di Metro TV sejak 2007. Selama 16, tahun Zackia menjadi salah satu jurnalis andalan Surya Paloh. Tak heran dia kerap membawakan tayangan politik di Metro TV yang terkait dengan kepentingan Partai Nasdem.

Yang teranyar, Zackia akan memandu diskusi yang akan menggoreng isu Tragedi Kanjuruhan. Menariknya acara itu akan menampilkan narasumber dari koalisi Nasdem yakni anggota Fraksi PKB Syaiful Huda.

Usut punya usut Zackia nyatanya punya relasi langsung dengan Anies Baswedan. Meski berbeda marga, Zackia dan Anies terikat tali keluarga dari sang suami. Suami Zackia Arfan, Razi Thalib memiliki kaitan sepupu dengan keluarga Anies Baswedan. Tak hanya itu, Razi pun memiliki relasi bisnis dengan Anies. Dia adalah salah satu orang kepercayaan Anies di bidang IT.

Sumber : https://www.tempa.id/politik/1293025...anies-baswedan

Fakta lain seputar Kanjuruhan yang ditutupi adalah peran eks Bupati Malang yang juga Ketua DPW Nasdem Jawa Timur Rendra Kresna yang punya tanggung jawab besar soal Kanjuruhan. Rendra juga tak lain adalah eks Presiden Kehormatan Arema.

Memang Rendra sudah mundur dari Nasdem pada 2018 karena tersangkut kasus korupsi. Namun ketika masih menjabat sebagai Ketua DPW Nasdem Jatim sekaligus Bupati Malang itulah Rendra adalah orang yang bertanggungjawab pada proyek renovasi Stadion Kanjuruhan lada 2018. Rendralah yang melakukan renovasi stadion Kanjuruhan dengan dana yang tidak sedikit.

Sumber : https://malangvoice.com/kasus-korups...pemkab-malang/

Faktanya, hasil renovasi yang diklaim akan menjadikan standar Kanjuruhan berlevel internasional malah jauh panggang dari api. Sang kader Nasdem pun terjerat dalam pusaran korupsi di kasus berbeda.

Hingga kini tidak ada pengusutan mendalam soal kemanakah larinya dana renovasi Kanjuruhan pada 2018? Apakah lari untuk kepentingan politik? Atau memang benar-benar tepat sasaran? Yang jelas lepas renovasi dengan dana besar tidak mengubah status stadion ini. Kanjuruhan lepas renovasi 2018 fasilitasnya tetap memprihatinkan dari sisi keamanan yang berujung pada tragedi di tahun 2022.

Walhasil fakta soal Rempang dan Kanjuruhan adalah jejak soal peran kader utama Nasdem yang kadernya sama-sama menjadi kepala daerah.

Semua fakta soal peran itu tentu tak menguntungkan bagi Nasdem jika diinvestigasi lebih lanjut atau diungkap ke publik. Deretan fakta yang bisa mengancam eksistensi partai ini yang punya mimpi menguasai Indonesia pada 2024 via Anies Baswedan.

Namun beruntung partai itu punya Metro TV yang bisa digunakan untuk apa saja dan kapan saja. Media yang kini tak ubahnya sebagai buzzer politik yang menutupi borok partai sekaligus menghabisi citra para pesaingnya.

Lebih anehnya lagi, pasukan buzzer politik Anies Baswedan di media sosial ramai-ramai malah mengglorifikasi pernyataan Ganjar Pranowo dalam acara '3 Bacapres Bicara Gagasan' di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, yang disiarkan Mata Najwa pada Selasa (19 September 2023) malam.

Ujaran Ganjar soal 'Kita usir besok pagi. Tapi kita bisa atau enggak? Jangankan membuat, Anda meng-install alat itu bisa atau enggak?', malah dijadikan bantalan kubu Anies Baswedan agar seolah-olah Ganjar Pranowo membela kepentingan China. Padahal, jelas ada kepentingan politik Nasdem dan Surya Paloh di balik aksi Anies Baswedan dan pasukan buzzer politiknya dalam menunggangi wacana Tragedi Kanjuruhan dan Kerusuhan Rempang.

Selaras apa yang pernah dikatakan tokoh kulit hitam Amerika, Malcolm X. "Media adalah entitas paling kuat di dunia. Mereka bisa membuat orang yang tidak bersalah jadi salah, dan membuat orang salah jadi tak bersalah!"