Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

CreepychatAvatar border
TS
Creepychat
Sundel Bolong Masuk Penjara



Spoiler for google:



Quote:


Malam ini adalah cuti pertama sejak ibuku berada di Jakarta. Karena dia selalu merengek untuk pergi ke sebuah tempat hiburan, maka pada akhirnya kami bersenang-senang di sebuah tempat, yang mana suasana begitu menarik mata, bahkan membuat ibu melupakan usianya yang sudah lanjut.

Pada akhirnya memilih pergi ke Lucy in the sky, sebuah tempat terfavorit yang terkenal karena konsep tropical bohemiannya, memiliki ornamen rotan dan tumbuhan tumbuhan yang memunculkan suasana menjadi lebih nyaman tersebab ruang duduk yang terbuka, bahkan di manjakan dengan taman outdoor dan semi outdoor berupa rumah kaca.

"Hendra, ibu mau kamu buat suasana rumahmu seperti konsep restoran ini ya."

Ibuku mulai mencoba mendeskripsikan pikiran nya untuk mengubah rumah yang nantinya akan kami tinggali bersama. Karena dia sudah terlalu tua untuk hidup sendirian.

"Iya, bu!"

"Hendra, istri mu juga harus di ubah juga. Kalau bisa ganti dengan yang lebih fresh."

"Loh memangnya kenapa dengan istri ku, bu?"

"Kurang bolong dadanya."
emoticon-Ngakak

Tadinya kupikir dia hanya bercanda, sehingga senyumku lebih lebar dari biasanya. Sedangkan istriku manyun saja, sambil mengisaratkan perang melalui kode paras wajahnya.

"Hendra, lihat wanita itu dadanya sedikit bolong. Ibu mau kamu menikahinya."

Seketika istriku geram dan memukul meja, lalu dengan kekuatan bulan sabit yang sedang menyoroti tubuhnya, dia berkata, "kalau mas berani menikah lagi, dada ibumu menjadi tumbal pesugihan kecantikan wajahku. Kamu dengar itu?" Sambil memberikan kode perang untuk ibu dan aku.

"Hei Mira, sebelum kamu korbankan dada ibu, sebaiknya kamu pikirkan dadamu sendiri, kenapa sekarang lebih bolong dari dada wanita tadi. Jangan-jangan kamu itu ...."

"Brakkk"

Tubuhku terjatuh dari ranjang empuk dan pelukan istriku yang sudah terlepas dengan bebas. Bahkan tubuh nya pun sudah tidak nampak di ranjang. Untung saja hanya mimpi, tapi kenapa harus bermimpi tentang sundel bolong. Padahal semalam hanya menonton video bokep yang di kirimkan Rangga lewat wassap.

"Mira ...."

Kemudian mencari keberadaan istriku, mencium keningnya sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

"Ih mas, geli."

Selesai mandi berpakaian kebesaran lalu menuju ruang makan dan melihat wanita-wanita cantik pengisi hidupku sedang bersenda gurau.

"Pagi, Bu, Mira."

"Pagi, Hendra."

"Pagi, Mas."

Pagi ini cuaca sangat cerah, namun wajah istriku begitu pucat, sama halnya dengan wajah ibuku.

"Aku pulang malam hari ini, ada lembur di kantor. Jangan menungguku." Begitu laporanku untuk istri tercinta yang hanya dia lah sunber kebahagiaan ku selama ini. Yang mana menemani ku dari nol sampai menjadi seperti sekarang ini.

"Ya, Mas."

Cup cup cup

Akhirnya dengan kecupan sayang terakhir, kutinggalkan dia bersama ibuku untuk pergi bekerja.

Di kantor begitu sibuk dengan urusan yang tidak sesuai dengan konteks pekerjaan yang seharusnya sudah menjadi tugasku. Anehnya semua pekerjaan sekertaris juga berada di mejaku. Ingin rasanya berteriak keberatan, namun mata sang bosss membuat nyaliku ciut untuk beranjak dari meja.

Lepas kerja hari sudah malam, melewati jalan setapak yang sepi sambil bernyanyi lagu cinta jangan kau pergi, yang ditenarkan oleh Vidi Aldiano. Saking asiknya bernyanyi, aku tidak sadar kalau sudah salah belok, apalagi ketika tiba-tiba melihat penampakan seorang wanita. Merem mendadak dan akhirnya melihat wajah yang cantik dan sangat montok.

"Aduhai baby face sekali." Keluar dari mobil dan menyapanya.

"Hai neng, sedang apa di sini malam-malam?"

"Mau mencari mobil yang mau untuk kutumpangi, apakah mas mau menolong ku?"

"Emang mau ke mana, neng?"

"Ke hatimu, boleh."

"Ah si eneng bercanda, aku sudah beristri loh."

"Ya sudah kalau begitu antarkan aku ke alamat ini."

Quote:


Akhirnya mengantarkan dia sampai tujuan. Namun entah mengapa tiba-tiba bulu kudu merinding, bahkan cuaca menjadi begitu dingin, bahkan terdengar suara-suara aneh, padahal mobilku ini kedap suara.

Tiba-tiba pandangan mataku gelap dan tidak tersadar kan diri. Sampai pada akhirnya seseorang membangunkan ku.

"Bangun bangun woiii kamprettttt, sipir sudah menyuruh kita untuk berolahraga."

Mataku menatap seorang pria yang penuh tato berderet dan menyeramkan di depan mataku. Akhirnya terbangun dan tersadar, kalau aku sekarang sedang berada dipenjara, tersebab mencelakai sebuah keluarga yang sedang rekreasi di sebuah taman kota. Hingga di nyatakan sebagai napi yang sudah sangat sah.

"Iya bang, aku bangun."

Keluar sel menuju sebuah lapangan dan mengikuti olahraga bersama para napi. Anehnya di dekat pintu sebelah kanan penjaga, nampak seperti wanita cantik yang semalam kuimpikan sampai ada yang basah di bawah pinggang ku.

Setelah olahraga aku sarapan pagi, sebelum memulai aktivitas lainnya. Saat sedang asik menyuap, tiba-tiba wanita yang kuimpikan semalam mendekat dan membisikkan kata rindu. Padahal aku sama sekali tidak mengenali dirinya.

Setelah makan beranjak dari meja untuk melakukan aktivitas berikutnya. Sesampainya di sebuah lorong, tiba-tiba wanita tersebut nampak tepat di depan mataku sejarak sejengkal tangan.

"Mas Hendra, aku rindu."

Bulu kuduk kembali berdiri, kali ini angin begitu kencang menerbangkan para debu, diikuti cuaca dingin dan hawa mencekam yang membuat nyali sedikit berfantasi.

"Neng mau apa? Kok tau namaku?"

"Kau melupakanku, Mas?"

"Masnya lupa, neng!"

Tiba-tiba tanganku di raihnya dan menggiring nya menunu dadanya yang ....

"Eneng, kamu kamu ...."

"Kau sudah ingat, Mas?"

"Tidakkk ...."

Hahahaha

Dada wanita tersebut menarik tubuh ku untuk masuk kedalamnya. Tubuhku seperti di rejam habis ketika terserap di antara lubang dadanya.

Dan dengan kecepatan api tiba-tiba tubuhku seperti terbakar hangus, lalu dada wanita tersebut menyemburkan darah segar, begitu banyak, itupun setelah tubuh ku keluar dari himpitan lubang dadanya.

"Kau yang telah menodai dan membunuhku sampai-sampai seluruh isi dadaku habis terjual sebelum mati,"

Namun aku tidak bisa lagi mengatakan perpisahan untuk istriku, setelah semua ini, hanya melihat wajahnya penuh dengan air mata, melihat wujudku yang sudah gosong dan tak lagi bernyawa.



~The end~



Quote:
cutewitch
mad.arveen
bukhorigan
bukhorigan dan 2 lainnya memberi reputasi
3
130
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan