Sumber Gambar

Transportasi menjadi salah satu hal yang paling dibutuhkan dalam sebuah kota. Hal ini karena dengan adanya transportasi, khususnya transportasi umum maka mobilitas warga kota akan lebih baik dan mudah. Selain itu juga bisa menjadi solusi kemacetan yang kerap terjadi di kota-kota besar seperti di Jakarta contohnya.

Di Jakarta sendiri, sudah ada banyak transportasi umum yang tersedia. Sebut saja Transjakarta, KRL, MRT, Kereta bandara dan terbaru ada LRT yang baru saja diresmikan. Khusus LRT sendiri, kini masih dalam masa percobaan. Berbeda dengan transportasi lain yang memang sudah lama beroperasi di Jakarta dan menjadi andalan warga.

Dengan adanya transportasi ini, banyak warga yang terbantu. Khususnya bagi warga pinggiran dan kota-kota satelit seperti Depok yang ingin menuju pusat kota Jakarta. Transportasi umum ini sangat membantu mengangkut banyak penumpang dalam waktu yang bersamaan dan ditempuh dengan waktu tempuh yang cukup cepat.


Sumber Gambar

Dengan diresmikannya LRT oleh Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, banyak orang yang berharap agar nantinya LRT dapat menjadi salah satu moda transportasi yang dapat memberi banyak manfaat seperti para pendahulunya. Sudah banyak juga warga yang mencoba dan memberikan komentar. Walau masih ada kekurangannya juga.

Salah satu kekurangan dari LRT yang sempat viral adalah tinggi pintu LRT yang dianggap terlalu pendek. Pintu LRT itu sendiri disebut tidak ramah untuk orang-orang yang tingginya sekitar 180 cm ke atas. Dikarenakan orang dengan tinggi segitu harus menunduk pada saat memasuki kereta LRT saking pendeknya pintu tersebut.

Salah satu pengguna LRT menceritakan pengalamannya di mana ia harus menunduk untuk masuk ke LRT dikarenakan tingginya. Berbeda dengan ketika masuk MRT yang pintunya lebih tinggi dari LRT. Lantas polemik ini menjadi perbincangan di sosial media seperti X. Banyak yang sependapat bahwa orang tinggi akan kesulitan untuk keluar masuk LRT.


Sumber Gambar

Mengenai hal ini, Manajer Humas KAI Divisi LRT Jabodebek, Kurwardojo memberi penjelasan. Ia mengatakan bahwa kereta LRT sendiri memang dirancang berdasarkan tinggi rata-rata orang Indonesia yaitu 160 cm. Mereka juga sudah mendapat keluhan dari seorang WNA dengan tinggi 2,1 meter yang mengaku kesulitan masuk ke dalam LRT.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub menyampaikan bahwa pintu kereta LRT sudah dirancang sesuai dengan standar. Rancangan ini dibuat supaya penumpang tidak perlu menunduk saat keluar-masuk kereta. Dia malah menanyakan, orang setinggi apa yang membungkuk saat melewati pintu seperti itu? Jelas orang di atas 160 cm kali ya.

Kalau alasannya karena rata-rata tinggi orang Indonesia 160 cm, rasanya kurang masuk akal. Karena sudah jelas dia menggunakan kata”rata-rata” yang berarti tidak semua orang Indonesia tingginya 160 cm. Ada yang lebih dari itu bahkan jumlahnya tidak sedikit. Kalau membuat sebuah pintu dengan patokan rata-rata rasanya kurang tepat ya.


Sumber Gambar

Tentu hal ini akan menyusahkan banyak orang-orang tinggi di Indonesia. Hmm, TS sendiri belum mencoba LRT. Mungkin untuk tahu lebih lanjutnya, TS harus mencobanya dulu. Sehingga nantinya TS bisa komentar lebih banyak. Sayangnya, selain masalah pintu ada beberapa masalah lain yang juga ada pada LRT yang masih dalam percobaan ini.

Kereta LRT sendiri dibuat oleh PT Adhi Karya, PT Len Industri, PT INKA dan PT KAI. Yang semuanya merupakan perusahaan BUMN Indonesia, ajdi kita patut berbangga.



Menurut kalian, mengapa pintu LRT harus sependek itu?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi