Layang-layang merupakan sebuah alat dan senjata yang mengalami perubahan fungsi dengan semakin berkembangnya zaman.

Sejarah layang-layang sendiri menurut beberapa artikel yang pernah TS baca, telah ada sejak 2500 sebelum masehi menurut dokumen sejarah Tiongkok GanSis sedangkan di Nusantara sendiri tepatnya di Sulawesi Tenggara terdapat sebuah lukisan gua periode Mesolitik di Pulau Muna dan diperkirakan lukisan gua tersebut telah ada sejak 9500 SM.

Adapun fungsi layang-layang tentunya memiliki berbagai macam ragam kegunaan. Mulai dari alat bantu memancing, alat pengintaian, alat ritual penentuan musim, dan masih banyak lagi yang lainnya termasuk dengan permainan anak-anak di era modern seperti sekarang.

Membahas tentang layang-layang atau lebih sering disebut layangan, tentu saja benda yang satu ini butuh alat lain untuk difungsikan yaitu benang atau nilon GanSis. Benang berfungsi untuk menerbangkan layang-layang dengan perantara angin yang menaikan layang-layang ke atas awan.

Mirisnya terkait permainan layang-layang sendiri bisa menjadi permainan yang sangat berbahaya jika tidak bijak di dalam penggunaannya GanSis, sebagaimana kejadian yang tengah heboh diberitakan di media sosial seorang bocah usia 5 tahun meninggal dunia karena terjerat benang layangan.

Kejadian tersebut menimpa seorang bocah perempuan bernama Ghaida asal Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, dimana nasib nahas dialaminya pada hari Kamis, 22 Juni 2023 lalu.

Kronologis kejadian saat itu korban bersama dengan ayahnya bernama Ridwan pulang dari berbelanja di pasar mengendarai motor, namun tiba-tiba saat melintas di Simpang Amin, Kecamatan Putussibau Utara ke Kedamin Putussibau Selatan terdapat benang gelasan putus mengenai tangan Ridwan hingga luka-luka kemudian menyayat leher Ghaida sampai berdarah dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Tiba di rumah korban dinyatakan telah meninggal dunia karena terkena benang gelasan layangan pada bagian leher.

Kejadian nahas yang disebabkan oleh benang layangan putus yang ada di jalanan ini diketahui bukan hanya terjadi sekali dua kali GanSis.

Telah banyak korban jiwa yang luka-luka maupu meninggal dunia yang disebabkan oleh benang layangan yang menjuntai di jalanan sehingga menyebabkan pengendara kendaraan yang melintas terjerat karena benang tersebut sangat tipis dan tidak mudah terlihat oleh mata telanjang.

Tentu saja kejadian ini harus dijadikan sebagai pelajaran bagi kita semua GanSis, yaitu untuk tidak lagi bermain layangan atau bermain di tempat yang aman sehingga tidak menggangu ataupun mencelakai orang terutama para pengguna jalan.

Bermain layang-layang di tempat yang tidak seharusnya, bisa dikatakan sebagai salah satu keteledoran karena dapat membahayakan orang lain. Itulah sebabnya mengapa perlu diadakannya aturan atau larangan bagi permainan layang-layang agar tidak kembali terjadi kejadian nahas sebagaimana yang menimpa Ghaida.

Mudah-mudahan kedepannya ini menjadi perhatian bagi aparat penegak hukum GanSis, agar lebih memperhatikan hal-hal kecil yang membahayakan karena korbannya telah banyak sehingga kejadian yang seperti ini juga tidak bisa untuk disepelekan karena cukup meresahkan masyarakat terutama para pengguna jalan.