Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
25 Tahun J-10 | Lompatan Revolusioner Untuk Industri Pesawat Tempur China
Quote:


Jika membahas jet tempur buatan China, pasti banyak netizen +62 yang meremehkannya. Tetapi, meski sering diremehkan, faktanya industri kedirgantaraan China jauh lebih maju dari industri kedirgantaraan negara tempat tinggal netizen +62. Dan pada kesempatan kali ini, kita akan sedikit membahas pesawat tempur J-10 Gan. Di mana tahun ini merupakan peringatan 25 tahun penerbangan perdananya.

Sebagai pengingat Agan, tanggal 23 Maret 1998, pesawat tempur J-10 buatan Chengdu melakukan penerbangan pertamanya. Juga dikenal sebagai "Vigorous Dragon," J-10 adalah pesawat tempur multi-peran kelas menengah buatan China. J-10 adalah program jet tempur dalam negeri yang sangat sukses. Bisa dibilang kelahiran J-10 pada akhirnya merevolusi industri penerbangan China.

Sebelum membuat J-10, inventaris jet tempur China adalah campuran dari sebagian besar pesawat yang diproduksi Soviet dan versi pesawat Soviet yang dibuat dengan lisensi. Sementara beberapa pesawat rancangan dalam negeri China telah muncul pada tahun 60-an, tapi tidak begitu sukses. Misalnya pesawat J-8, yang programnya dibatalkan. Pengerjaan J-12, yang dimulai pada akhir 1960-an juga dibatalkan pada 1978. Begitu juga dengan J -9, yang juga mulai dikembangkan sekitar 1960-an, serta dibatalkan pada 1980.

Quote:


Pada saat program J-10 dimulai pada tahun 1984, pesawat F-16 Fighting Falcon buatan AS dan Mikoyan MiG-29 buatan Soviet diperkenalkan masing-masing pada tahun 1978 dan 1983, mendorong batas-batas pesawat tempur ringan ke kemampuan tempur menengah. Hal itu kemudian mendorong China untuk membuat pesawat yang punya kemampuan seperti dua pesawat tempur tersebut.

J-10 pada akhirnya membuktikan bahwa China dapat menghasilkan pesawat tempur generasi keempat yang setara buatan Soviet dan AS, yang merupakan lompatan besar dibandingkan dengan pesawat yang mereka buat sebelumnya. J-10 awalnya dimaksudkan untuk menggantikan pesawat tempur J-7 dan pesawat serang Q-5, pada perkembangannya J-10 lalu dijadikan pesawat tempur multiperan standar PLAAF.

Pengembangan J-10 juga memacu inovasi dalam teknologi mesin jet tempur domestik China, serta kemampuan sensor dan radar pesawat yang dikembangkan dan diproduksi di dalam negeri. Dalam banyak hal, J-10 telah menandai kebangkitan sektor penerbangan berteknologi tinggi China seperti yang kita kenal sekarang.

Namun, untuk membuat J-10 tidaklah mudah Gan. Pada awalnya proyek pesawat yang dibuat oleh Chengdu Aircraft Corporation (CAC) ini berjalan lambat. Sebuah desain yang ditunjuk sebagai J-9VI atau J-9B dijadikan dasar pengembangan J-10 pada tahun 1986. Pada awal 1990-an, mock-up kayu ukuran penuh dari pesawat diproduksi, yang selesai pada tahun 1991.

Pengamat kedirgantaraan China dan penulis Andreas Rupprecht dalam bukunya Modern Chinese Warplanes: Chinese Air Force - Aircraft and Unitsmengatakan bahwa, masalah dengan mesin WS-10 buatan lokal yang direncanakan akan dipasang pada J-10 hampir menggagalkan seluruh proyek. Sebagai gantinya, J-10 akhirnya menggunakan mesin Saturn-Lyulka AL-31, yang dijual oleh Moskow. Tetapi penggantian mesin ini memerlukan desain ulang pada J-10 untuk mengakomodasi mesin baru. Setelah perubahan desain, purwarupa J-10 pertama selesai pada Juni 1997, dengan penerbangan perdananya dilakukan pada 23 Maret 1998.

Quote:


Meskipun mewakili salah satu jet tempur buatan China yang paling sukses, banyak spekulasi yang menghubungkan jika J-10 dibuat bersama antara Israel Aerospace Industries (IAI) dan CAC selama pengembangan. Secara umum, informasi rahasia dibagikan oleh Israel kepada CAC tentang prototype jet tempur Lavi yang dibiayai AS. Lavi adalah jet tempur Israel generasi keempat yang dikembangkan selama tahun 1980-an (proyek pesawat dibatalkan pada tahun 1987).

Rumor tentang J-10 yang merupakan klon Lavi terus diperdebatkan sampai saat ini Gan. Tetapi jika kita lihat lagi, ada beberapa perbedaan antara kedua pesawat. Dari segi ukuran J-10 tampak lebih besar, mulai dari sayap, asupan udara dua dimensi, dan lokasi canard-nya. 

Melengkapi konfigurasi sayap delta yang tidak memiliki stabilisator horizontal, J-10 menampilkan sepasang pesawat canard (sayap kecil di dekat kokpit). J-10 juga memiliki desain saluran udara (air intake) di bawah badan pesawat, memberikan udara yang stabil ke mesin AL-31FN-nya. Karena desain sayap delta-canard secara aerodinamis tidak stabil, J-10 menampilkan sistem kontrol fly-by-wire (FBW) digital untuk menstabilkan pesawat saat terbang.

J-10 juga menampilkan sejumlah teknologi lainnya, dengan versi awal dari pesawat tempur menggunakan radar kendali tembak Tipe 1473, yang dikembangkan oleh Nanjing Research Institute of Electronic Technology (NRIET). J-10 juga memiliki avionik modern khas pesawat tempur modern, termasuk kokpit kaca dengan tampilan head-up display (HUD) sudut lebar, dan beberapa tampilan multifungsi.

Quote:
 

Sebagian besar pesawat J-10A awal membawa rudal udara ke udara jarak pendek PL-8 yang diproduksi di dalam negeri dan rudal jarak menengah semi-aktif PL-11, yang kemudian digantikan oleh rudal udara ke udara jarak menengah PL-12 yang dipandu radar aktif. Baru-baru ini, rudal jarak pendek modern PL-10 dan rudal PL-15 yang dipandu radar aktif menggantikan PL-8 dan PL-12 pada J-10 Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF).

Pesawat juga dapat membawa beragam persenjataan udara ke darat dan anti-kapal. Misalnya, dengan pod penargetannya, pesawat dapat membawa senjata udara ke darat berpemandu, seperti bom berpemandu presisi LS-500J atau GB1/TG500 yang lebih baru.

Selain J-10A dan varian J-10AH untuk angkatan laut yang berbasis darat, China juga mengembangkan varian dua kursi tandem yang dikenal sebagai J-10AS, dan dalam penggunaan angkatan laut diberi kode J-10ASH. J-10AS dua kursi melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 2003 dan disertifikasi pada akhir tahun 2005, memasuki layanan dengan PLAAF segera setelah itu. J-10 twin-seater menampilkan punggung yang diperbesar yang menampung beberapa perangkat elektronik pesawat.

Model J-10A awal produksi terakhir selesai pada awal 2014. Sementara pada periode 2002-2014, Rupprecht mengatakan lebih dari 224 J-10A kursi tunggal dan sekitar 48 J-10AS kursi ganda diproduksi. Ini termasuk versi angkatan laut J-10AH dan J-10ASH twin-seater.

Quote:


Versi produksi seri berikutnya dari J-10 adalah J-10B, pertama kali terungkap pada Maret 2009. Pesawat ini menggunakan mesin Saturn-Lyuika AL-31FN Seri 3, dengan daya dorong lebih besar dibandingkan model lama. Selain itu, J-10B menampilkan saluran udara bernama diverterless supersonic inlet (DSI)baru, sebuah konsep yang juga ditemukan pada F-35 Lightning II. Sistem infrared search and track (IRST) dan laser rangefinder ball ditambahkan di depan kanopi. Begitu pula kokpit kaca yang diperbarui dengan tampilan tiga MFD warna besar, helmet mounted display layar dan HUD holografik sudut lebar.

Dalam hal peralatan lain, J-10B menampilkan radar baru di bawah radome yang dibentuk ulang untuk akomodasi sistem radar passive electronically scanned array (PESA) yang beroperasi di X band. Dikembangkan oleh Institut No. 607, radar ini konon merupakan yang pertama dari jenis ini yang pernah diproduksi untuk pesawat tempur China. Seperti yang disarankan Rupprecht, J-10B diperkirakan akan dilengkapi dengan active electronically scanned array (AESA) yang dikembangkan oleh Institut ke-14, tetapi radar ini belum siap pada waktunya. Serangkaian penundaan lainnya membuat produksi serial J-10B tidak dimulai hingga pertengahan 2013.

Varian J-10C pertama kali terlihat pada akhir Desember 2013. Dan pada tahun 2016 J-10C menggantikan produksi J-10B, versi C disebut telah menggunakan radar AESA. Sekitar tahun 2019, J-10C juga telah dilengkapi dengan mesin Shenyang WS-10 asli buatan dalam negeri, menjadi mesin turbofan pertama China yang sukses. Satu pesawat J-10B juga telah diuji dengan versi thrust-vectoring dari mesin itu, meskipun masih belum jelas apakah ini juga ditujukan untuk versi produksi di masa depan.      

Menurut analis pertahanan Rupprecht, J-10B dibangun dalam satu batch sekitar 56 pesawat. Sejak 2015, seluruh pesawat produksi massal berikutnya adalah J-10C. Meskipun produksi J-10C terus berlanjut, sulit untuk memperkirakan berapa banyak pesawat yang telah diproduksi karena kurangnya informasi yang tersedia.  

Selain J-10C muncul varian baru bernama J-10CY, yang pertama kali muncul tahun lalu, dirancang khusus untuk tim aerobatik "Ba Yi" PLAAF. J-10CY akan menggantikan J-10AY dalam peran ini, saat ini masih belum jelas apakah transisi ke pesawat baru telah dilakukan di luar pengujian.

Quote:


Selain China, Pakistan adalah pelanggan ekspor untuk J-10, tepatnya mereka membeli varian N-10C. Di mana pengiriman pesawat pertama dimulai pada 11 Maret 2022 yang terdiri dari 6 pesawat. Rencananya Pakistan bakal membeli 25 pesawat J-10C. Di sisi lain, industri penerbangan China tak berhenti pada J-10. Saat ini China juga sudah memiliki jet tempur generasia kelima, yakni J-20 serta J-35. China dikabarkan juga sedang mengembangkan jet tempur generasi keenam guna menanggapi program jet tempur generasi 6 NGAD yang sedang dibuat AS.

Dan kemajuan yang lebih baru dalam kemampuan jet tempur China, termasuk pengembangan teknologi siluman dan rumor pesawat generasi keenam, hampir pasti tidak akan mungkin terjadi tanpa J-10. Kini setelah 25 tahun penerbangan pertamanya, J-10 punya tempat khusus dalam sejarah dan dalam inventaris kekuatan udara China.



----------------




Referensi Tulisan: TheDrive.com
Sumber Foto: sudah tertera
Diubah oleh si.matamalaikat 07-04-2023 14:43
69banditos
scorpiolama
geopoliticsgeek
geopoliticsgeek dan 7 lainnya memberi reputasi
8
3.1K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan