ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Bagaimana Habibie Menyelamatkan Indonesia dari Krisis Moneter?


Belakangan ini halaman depan Youtube saya cukup sering merekomendasikan video-video finansial dari seorang Youtuber yang berkata tahun 2023 akan menjadi masa-masa gelap bagi perekonomian Indonesia. Saya tak akan membahas isi videonya, tetapi saya cukup tertarik dengan “masa-masa gelap.”

Tentunya kita bisa sepakat bahwa tahun 1998 adalah titik gelap bagi perekonomian Indonesia. bukan hanya Indonesia, banyak sekali negara yang juga mengalami krisis di kala itu. Jika saat ini Anda sudah was-was dengan nilai tukar dolar maka Anda harus ingat bahwa di tahun 1998 satu dolar Amerika pernah mencapai 16.800 rupiah.



Lalu bagaimana caranya Indonesia bisa bangkit dari masa suram tersebut? Tentunya sebagian besar pujian harus dinobatkan kepada presiden ketiga RI, Baharudin Jusuf Habibie. Beliau adalah orang yang mengisi kekosongan kekuasaan setelah Soeharto dilengserkan dan setelah dilantik beliau langsung bergerak cepat memperkuat rupiah.

Saat itu Indonesia tengah mengalami hiperinflasi, ada terlalu banyak uang beredar di masyarakat. Untuk menangani hal itu Pak Habibie memerintahkan untuk menaikkan suku bunga bank dan deposito agar masyarakat menyimpan uang mereka di bank. Tak tanggung-tanggung, pemerintah menjamin 100 persen uang simpanan dan bunga deposito naik hingga 60 persen.



Agar cara ini berhasil pemerintah pun merestrukturisasi sektor perbankan yang merupakan cikal bakal dari Bank Mandiri yang terbentuk dari gabungan empat bank. Selain itu pemerintah juga memutuskan untuk memandirikan Bank Indonesia agar bisa bekerja secara optimal tanpa adanya tekanan dari pemerintah.

Meski demikian, daya beli masyarakat harus tetap dijaga demi membuat uang terus berputar. Menyadari hal ini, Pak Habibie dengan berani menolak saran dari IMF yang mendesak Indonesia menghapus subsidi BBM dan listrik. Menaikkan harga BBM dan listrik memang bisa membantu mengurangi jumlah uang beredar dan mengurangi beban negara, tetapi bukan tidak mungkin juga akan membuat rakyat enggan berbelanja karena barang-barang akan serba mahal.



Uang harus ditarik dari peredaran tapi masyarakat harus tetap berbelanja. Ini sebenarnya pertaruhan yang amat berbahaya karena pemerintah akan menanggung beban yang amat berat, tetapi pemerintahan di masa itu sukses menghadapinya. Hal ini pun mengembalikan kepercayaan dari dalam maupun luar negeri hingga para investor kembali menanam uang mereka.

Pada jaman inilah rupiah pernah mencapai nilai tukar 6500 rupiah per dolar dan dianggap sebagai titik terkuat sejak jaman orde baru. Jika dilihat lagi, metodenya sebenarnya cukup sederhana, tetapi apakah pemerintah saat ini bisa mendapatkan hasil serupa dengan meniru metode tersebut? Mungkin tidak. Bagaimanapun ada banyak hal yang sudah berubah sejak tahun 1998, contohnya jumlah hutang negara ini.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.

sumursumur
Diubah oleh ih.sul 20-10-2022 06:16
egama
cubitcubite
bastian86
bastian86 dan 24 lainnya memberi reputasi
25
8.1K
137
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan