Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Sering Dijadikan Konten Oleh Youtuber, Siapa Sebenarnya Kopassus ?
Quote:


Komando Pasukan Khusus (Kopassus), merupakan salah satu pasukan elite dari TNI AD. Salah satu ciri khasnya saat tampil di parade HUT TNI adalah memakai baret berwarna merah, baret merah adalah identitas Kopassus. Sehingga mereka juga dikenal dengan sebutan Korps Baret Merah.Seperti namanya, pasukan ini dibentuk untuk menjalankan misi-misi khusus, misalnya untuk memberangus gerakan separatis di Papua hingga penyelamatan sandera dari pembajakan yang dilakukan di pesawat atau di kapal.

Tapi, sangat disayangkan banyak media dan Youtuber justru sering membuat konten yang berlebihan tentang Kopassus. Mungkin agan pernah membaca atau menonton video dengan judul bombastis seperti Yel-Yel Kopassus Menggetarkan Dunia atau Yel-Yel Kopassus Bikin Takut Tentara Amerika. Nah, kira-kira seperti itulah contohnya; sebagai seorang yang suka dengan dunia militer; ane sendiri merasa jengah juga melihat hal seperti itu. Ane pun kepikiran, kira-kira para Youtuber atau media yang suka memberitakan hal berlebihan itu sebenarnya tahu atau tidak sejarah serta tugas Kopassus ? Nah, daripada agan jadi korban kebohongan oleh para konten kreator yang gak jelas, ane akan sajikan beberapa hal menarik tentang Kopassus. Mari kita simak emoticon-Cendol (S)


Sekilas Sejarah: Awalnya Bernama RPKAD


Sebenarnya Kopassus dulu bernama RPKADyang merupakan akronim dari Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat, tapi itu bukan nama resmi pertama yang disandang kesatuan ini. Kopassus sendiri pada masanya dibentuk pada 16 April 1952 secara resmi, waktu itu diberi nama Kesatuan Komando Teritorium III. Keberadaannya dilandasi dengan Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52. Maka setiap tahunnya, tanggal 16 April diperingati sebagai hari kelahiran Kopassus.

Komando Teritorium III waktu itu dijabat oleh Mayor Moch Idjon Djanbi. Dulunya, dia adalah mantan anggota KNIL yang menjadi bagian dari Korps Speciale Troepen. Idjon Djanbi juga terlibat dalam peperangan pada Perang Dunia II. Tentu banyak orang mengira bahwa, Idjon Djanbi adalah orang yang memprakarsai pembentukan Kopassus. Bahkan ada beberapa Youtuber militer dan masyarkat menyebutnya sebagai Bapak Kopassus. Meski demikian sebenarnya pernyataan ini salah, karena ide membuat pasukan khusus datang dari Letnan Kolonel Slamet Riyadi.

Ide membuat pasukan tersebut dimulai saat munculnya upaya pemberontakan oleh kelompok Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku pada 1950. Pada bulan Juli 1950, Pimpinan Angkatan Perang Republik Indonesia mengirim pasukan untuk menumpas RMS. Operasi dipimpin Panglima Teritorium III Kolonel A.E. Kawilarang. Lalu, komandannya adalah Letkol Slamet Riyadi. Operasi penumpasan RMS pun berhasil dilakukan waktu itu.

Quote:


Sebenarnya saat melakukan misi di Maluku, Letkol Slamet Riyadi menyadari bahwa; telah banyak korban berjatuhan di pihak TNI Angkatan Darat. Padahal jumlah pasukan TNI AD jauh lebih banyak, tapi mengapa mereka masih merasa kesulitan menaklukan pasukan RMS ?

Ternyata semangat pasukan musuh yang lebih tinggi dikombinasikan dengan kemampuan tembak serta pengalaman tempur membuat gerakan RMS cukup sulit dikalahkan. Atas pegalaman itu, Letkol Slamet Riyadi mengatakan pada pimpinannya untuk membuat satuan pemukul. Yang nantinya mampu bergerak cepat dan tepat dalam menggempur berbagai sasaran meski dalam keadaan medan pertempuran yang cukup berat. Tapi, sebelum satuan pemukul impiannya tersebut benar-benar terbentuk, Letkol Slamet Riyadi gugur pada pertempuran di sekitar kota Ambon.

Ide membentuk pasukan pemukul tersebut kemudian dilanjutkan oleh Kolonel A.E. Kawilarang, merasa satu frekuensi dengan Letkol Slamet Riyadi; beliau kemudian menindaklanjuti dengan membentuk Kesatuan Komando Teritorium III pada 16 April 1952. Seiring berjalannya waktu, Kesatuan Komado teritorium III ini kemudian berganti-ganti nama. Dan berikut ini adalah nama-nama pengganti tersebut:

Quote:



Terdiri dari Tiga Grup


Untuk membedakan dengan pasukan reguler TNI AD, maka satuan setingkat Brigade diberi nama Grup.Ada 3 grup di Kopassus, yakni Grup I, Grup II dan Grup III. Setiap Grup kemudian dipimpin seorang Kolonel. Di bawahnya terdapat Batalyon yang dipimpin perwira berpangkat Letnan Kolonel. Di bawahnya lagi terdapat detasemen, tim, unit dan satuan tugas khusus, masing-masing dipimpin perwira berpangkat Letnan sampai Mayor sesuai tugasnya.

Untuk Grup I dan Grup II Kopassus memiliki peran yang sama, yakni Para Komando atau Parako. Dalam setiap misinya, mereka bisa diterjunkan di mana saja. Mulai dari operasi lintas udara sampai penyerbuan amfibi dari laut.

Grup I berdiri pada 23 Maret 1963 dan bermarkas di Serang, Banten. Komandan pertama adalah Mayor Benny Moerdani. Grup I membawahi 1.274 personel yang terbagi ke empat batalyon tempur, yakni Batalyon 11/Atulo Sena Baladhika, Batalyon 12/Asabha Sena Baladhika, Batalyon 13/Thikkaviro Sena Baladhika dan Batalyon 14/Bhadrika Sena Baladhika.

Grup II Kopassus dibuat pada tahun 1962 dan bermarkas di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Grup II membawahi 1.459 personel yang terbagi ke tiga batalyon tempur, yakni Batalyon 21/Bhirawa Yudha, Batalyon 22/Manggala Yudha, dan Batalyon 23/Dhanuja Yudha.


Grup III: Spesialis Intelijen


Berbeda dengan Grup I dan Grup II, Grup III memiliki penambahan kemampun khusus; yakni spesialisasi di bidang intelijen. Hal itu bisa kita lihat dari nama belakang satuan, Sandi Yudha.Satuan ini memiliki spesifikasi tugas rahasia berupa Clandestine Operation, yang terdiri dari misi intelijen tempur atau combat intel dan counter insurgency (kontra pemberontakan). Satuan ini bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur.

Tidak mudah menjadi bagian dari Grup III, karena setiap calon personel wajib menjalani seleksi yang sangat ketat, mulai dari calon prajurit yang masih pendidikan hingga personel yang sudah bertugas aktif di kesatuan. Tetapi mereka harus punya bakat intelijen, saat pendidikan mereka akan dilatih lagi. Untuk pendidikan prajurit Kopassus ada di Batujajar, Bandung; dan diberi nama Pusat Pendidikan Pasukan Khusus.


Satuan 81 Gultor


Selain tiga Grup yang sudah disebutkan di atas, Kopassus juga masih memiliki satuan khusus bernama Satuan 81 Penaggulangan Teror (Gultor) yang bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur. Satuan 81 Gultor adalah satuan elit Kopassus yang dibentuk oleh Luhut Panjaitan dan Prabowo Subianto pada tahun 1981. Angka 81 dari nama satun ini diambil dari tahun kelahirannya. Peran dan fungsi Satuan 81 Penanggulangan Teror adalah adalah sebagai satuan anti-teror Kopassus.

Pada era 80-an Pak Prabowo Subianto yang masih berpangkat Kapten Infanteri ditugaskan bersama Mayor Infanteri Luhut Binsar Panjaitan untuk menempuh pendidikan anti-teror di Grenzschutzgrupppe 9 (GSG-9), merupakan satuan anti-teror milik Kepolisian Federal Jerman. Setelah melaksanakan pendidikan, Pak Prabowo kemudian terpilih menjadi Wakil Komandan Satun 81 (Penanggulangan Teror) atau Sat-81/Gultor Kopassus, sementara Pak Luhut terpilih sebagai Komandannya. Pasukan tersebut resmi dbentuk pada 30 Juni 1981.

Dalam penugasan, Sat-81 bergerak dalam unit kecil yang disebut Seksi dengan berkekuatan hanya 10 orang atau 4 sampi 5 orang. Untuk penyamaran, personel Sat-81 tidak mengenakan tanda kepangkatan di lapangan. Masa penugasan mereka juga ketat. Satuan ini dilatih untuk bergerak dalam unit kecil, dengan durasi sangat cepat, bukan dalam hitungan jam, tapi menit.

Sebelum resmi dibentuk, sebelumnya ide pembentukan satuan anti-teror datang dari Panglima TNI Letjen Benny Moerdani pada 1979; hal itu kemudian ditinaklanjuti dengan pengiriman dua perwira TNI AD untuk sekolah ke Jerman. Pada Maret 1981, sebelum Satuan 81 Gultor terbentuk; Letkol Sintong Panjaitan, memimpin pasukan Kopassus untuk membebaskan penumpang pesawat Garuda DC-9 "Woyla" yang dibajak dan waktu itu sedang berada di Thailand. Misi itu berhasil, meski seorang prajurit Kopassus gugur. Setelah kejadian itu, pembentukan satuan khusus anti-teror dipercepat sehingga melahirkan Satuan 81 Gultor.


Brevet, Pisau, Komando, Baret dan Seragam Kopassus


Pendidikan untuk menjadi pasukan Kopassus tidaklah mudah, setidaknya dibutuhkan waktu 7 bulan untuk menyelesaikan pelatihan komando. Zaman dulu setelah lulus pendidikan, mereka diberikan hak untuk memakai tanda kualifikasi dari kain hijau dengan bordir tulisan "komando." Kain tersebut dipasang pada bahu kanan dan bahu kiri di atas badge korps.

Sementara tanda kualifikasi dari logam yang dikenal sebagai Brevet, baru dikenakan beberapa tahun setelah para prajurit satuan khusus telah mengenakan tanda kualifikasi "para" atau brevet "para." Sementara saat\ ini brevet kualifikasi komando hanya didapat oleh prajurit yang telah menyelesaikan pendidikan komando selama tujuh bulan.

Elemen Lambang Kopassus terdiri dari pisau komando terhunus tegak lurus ke atas, sayap, jangkar, bingkai pengikat segi delapan, tulisan "Tribuana Chandraca Satya Dharma." Pisau komando menunjukkan tugas pokok di darat. Jangkar menunjukkan tugas Kopassus di laut, sayap menunjukkan tugas Kopassus di udara, serta bingkai melambangkan ikatan jiwa Korps Kopassus.

Kemudian maksud dari kalimat Tribuana Chandraca Satya Dharmaadalah prajurit Kopassus yang telah menguasai taktik dan teknik ilmu perang khusus, mahir dan bergerak secara cepat di berbagai medan baik di darat, laut, dan udara. Berjiwa patriotik yang tinggi, selalu siap sedia melakukan tugas pokok dan siap menghadapi berbagai ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan berlandaskan Pancasila.

Quote:


Selain mendapat brevet, mereka yang berhasil menyelesaikan pendidikan juga mendapat pisau komando. Selain Kopassus, asukan elite dari matra lain juga bisa menyandangnya, tentu harus melewati serangkaian pelatihan dan pendidikan yang berat. Misalnya pada Agustus 2021 lalu, 14 prajurit Kopasgat TNI AU berhasil mendapat pisau komando Kopassus setelah mengikuti pendidikan komando Kopassus.

Kopassus juga membuat monumen. pisau komando raksasa di Puncak Lalana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang diberi nama Monumen Pisau Komando Kopassus di Gunung Karst, Desa Cibadak, Ciampea. Dibangun pada Juni 2021, Monumen Pisau komando Kopassus dengan tinggi 12 meter itu lalu diresmikan pada November 2021. Monumen ini dibangun untuk menjaga kelestarian alam di Gunung Lalana serta digunakan lokasi latihan Kopassus.

Ketika Kesatuan Komando Teritorium III/Siliwangi diganti sebutannya menjadi KKAD pada 1953, konsep Baret Merah lalu diperkenalkan. Warna merah pada baret Kopassus mengandung arti keberanian, motivasi tinggi untuk meraih kesuksesan serta kematangan dalam pola pikir dan olah rasa. Warna merah juga mempunyai makna keseimbangan dalam IQ (intelligent quotion) dan EQ (emotional quotion), serta melambangkan bahwa dalam setiap penugasan harus tercapai suatu kemenangan sesuai yang diperintahkan.

Quote:


Untuk warna seragam Kopassus, secara kebetulan juga ada unsur warna merah. Seragam dengan warna merah itu dipakai pada dekade 1960-an, saat Kopassus masih bernama RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat). Tepatnya pada tahun 1964, RPKAD mulai mengenalkan corak loreng baru, loreng pada seragam mereka terinspirasi dari corak 'Denison Brushstroke'yang dipakai oleh tentara Inggris selama Perang Dunia 2. Corak loreng ini dikenal sebagai loreng darah mengalir.

Quote:


Ada cerita menarik dibalik corak loreng darah mengalir milik Kopassus, saat sedang tahap pengerjaan, rupanya terjadi kesalahan pada mesin produksi. Kesalahan ini membuat corak yang berbeda dari yang diinginkan. Bentuk polanya kemudian tampak seperti cairan yang mengalir secara vertikal. Meski tidak sesuai keinginan, corak loreng ini justru disukai dan tetap dipertahankan oleh RPKAD. Karena ada unsur warna "merah", maka loreng ini dikenal sebagai "loreng darah mengalir."



Kesimpulan


Seharusnya dalam membuat konten, entah tulisan atau video, harusnya kita membuat konten yang sebenar-benarnya tanpa melebih-lebihkannya. Dan entah mengapa banyak sekali media hingga konten kreator memilih Kopassus untuk dijadikan konten dalam bentuk video dan tulisan. Lebih parahnya mereka suka melebih-lebihkan narasinya.

Kopassus memang hebat, tapi mereka juga manusia bisa; bukan pahlawan super. Dan yel-yel mereka hanya digunakan untuk menambah semangat, bukan untuk menakuti tentara Amerika. Dan dalam kehidupan tentara, setiap misi itu harus mengedepankan kerja sama antar matra yang berbeda. Misalnya saat hendak melakukan terjun payung perlu bantuan pesawat angkut dengan kapasitas besar milik angkatan udara, dan saat dikirim bertugas ke wilayah pulau yang jauh perlu memakai kapal berukuran besar milik angkatan laut.

Sejatinya, setiap matra TNI saling berkaitan satu sama lain; mereka tidak bisa menjalankan tugas sendiri tanpa kerja sama dengan rekannya dari matra lain. Dan ketika ada yang membuat konten yang tidak benar tentang Kopassus, itu sama saja mereka tidak menghargai perjuangan personel yang menempuh pendidikan tersebut. Kopassus lahir untuk menjaga kedaulatan NKRI, bukan untuk membuat tentara Amerika ketar-ketir atau lari terbirit-birit dan bukan juga digunakan sebagai konten untuk memperkaya diri.

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi agan dan sista, sampai jumpa emoticon-Angkat Beer


-------------------





Referensi Tulisan: kopassus.mil.id, Historia& Kompas.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas
mynameisant
4l3x4ndr4
scorpiolama
scorpiolama dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.7K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan