Perkebunan  adalah sebuah tempat yang nyaman, alami dan asri. Biasanya dipenuhi tumbuhan. Ada sayuran dan buahan. Semuanya tumbuh subur di perkebunan.
 
Tapi pernahkan terbayang jika semua buahan dan sayuran yang ada di kebun itu disuburkan dengan pup. Pup? Ya pup...kotoran manusia.
 
Itulah yang terjadi di Fanci Gaia. Sebuah perkebunan organik yang terletak di tengah-tengah hutan tropisMaguayo Dorado, Puerto Rico.
 
Fanci berarti perkebunan. Sementara nama Gaia diambil dari mitologi Yunani. Yang berarti dewa bumi. Perkebunan ini memiliki luas sekitar 35 hektar.
 
Ada lebih 300 pohon di perkebunan ini. 50 jenis bunga. 80 jenis buah-buahan. Mulai dari alpukat sampai pisang raja. Semua tumbuh subur. Dari pupuk organik alami. Kotoran manusia.
 
Daur ulang kotoran manusia di sini ini cukup simpel. Tak pakai alat canggih. Setiap toilet dilengkapi dengan kloset duduk. Sama seperti di perkotaan. Tapi bedanya, tak ada pipa untuk menyalurkan kotoran ke penampungan. Tidak ada keran air untuk menyiram kotoran. Pipa bisa merusak perkebunan. Dan  penggunaan air berlebih bisa merugikan.
 




Yang ada di sini hanya sebuah ember. Yang diletakkan tepat di lubang bawah kloset. Ember itu untuk menampung pup manusia.
 
Apa gak bau? Di dekat kloset ada sebuah kotak. Isinya adalah serbuk dan potongan kayu. Ada skop kecil. Untuk menyiramkan serbuk kayu ke ember pup. Dengan begitu, bau pup bisa diatasi. Setidaknya untuk sementara.
 
Karena setelah itu, ember pup akan langsung diangkut ke sebuah tempt khusus. Pup itu akan dimauskkan ke lubang khusus pengomposan. Dicampur dengan daun-daun kering. Dan sampah lainnya. Dan akhirnya, pup itu menjadi tanah yang subur.
 
Tanah yang telah menyuburkan pepohonan rindang. Membuat tananam berbuah lebat. Membuat sayuran subur. Menumbuhkan semua yang ada di Fanci Gaia. Selama bertahun-tahun.
 







Bio Toilet di Fanci Gaia dibangun oleh Manuel Perez. Ia percaya, bahwa pup yang selama ini kita anggap limbah harus dikembalikan ke tanah. Dan menjadi produk yang sempurna. Untuk menyuburkan tanaman. (moerni)




Narasi: Pribadi
Sumber: 1, 2,
Foto: 1, 2,