Foto: Dubes Rusia untuk Indonesia Ludmila Vorobieva (CNBC Indonesia/Rehia Sebayang)
Jakarta, CNBC Indonesia - Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobyeva, buka suara soal pembelian minyak dari negaranya yang harus menggunakan rubel. Menurutnya, hal itu tidaklah diwajibkan secara luas.
Menurutnya, pembelian minyak dan gas dari Rusia menggunakan rubel hanya diberlakukan bagi negara-negara yang menjatuhkan sanksi terhadap Moskow. Negara-negara itu sendiri telah mendapatkan cap 'tidak bersahabat' dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

"(Pembayaran dengan rubel) harus didiskusikan. Rubel Rusia hanya berlaku untuk negara-negara yang 'tidak bersahabat'. Negara-negara itu adalah negara yang menjatuhkan sanksi terhadap kami," terangnya dalam konferensi pers, Rabu (7/9/2022).

Ia mengatakan Indonesia tidak menjatuhkan sanksi pada Rusia sehingga bila RI berminat untuk membeli minyak Rusia, maka metode pembayaran diserahkan dalam negosiasi antara kedua pihak.

"Sebenarnya, kami pun berdagang dengan China dan kami menggunakan rubel dan renminbi (mata uang China). Jadi mengapa kita tidak kembali pada mata uang nasional kita dibandingkan menggunakan dolar."

Sanksi Barat terhadap Rusia akibat menyerang Ukraina telah mengerek harga minyak global. Pasalnya, beberapa negara memberlakukan embargo pada komoditas energi itu yang berasal dari Moskow sehingga mendorong pasokan minyak ke level yang rendah.

Rusia sendiri telah memberlakukan persyaratan khusus bila negara-negara Barat masih ingin membeli minyak dan gas dari Rusia. Moskow mengharuskan transaksi menggunakan rubel karena saat ini sedang diblokir dari mata uang dolar dan juga euro.

Sementara itu, Indonesia disebutkan sedang dalam diskusi untuk membeli minyak Rusia. Lyudmila mengatakan komunikasi antara pihak Pertamina dan Rusia masih terjadi.

"Pertamina sedang dalam kontak dengan pihak Rusia," tambahnya.


https://www.cnbcindonesia.com/news/2...njelasan-dubes

Bakal pakai Rupiah-Rubel atau pakai SDA aja contoh tembaga atau nikel?