Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lingkarpolitikAvatar border
TS
lingkarpolitik
Mendag Zulhas Sebut Bansos Dirapel 3 Bulan Bikin Harga Telur Ayam Naik


Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) mengatakan, salah satu penyebab naiknya harga telur ayam adalah karena adanya permintaan telur dari Kementerian sosial yang besar, dalam hal keperluan Bantuan Sosial (Bansos).

Hal ini pun menurut dia membuat demand akan telur tinggi sehingga berpengaruh pada kenaikan harga.

"Kemensos juga untuk keperluan bansos dirapel 3 bulan dan bantuannya itu dari bentuk telur. Telur kalau (stok) kurang dikit harga jadi naik," ujar Mendag Zulkifli usai menghadiri Rapat Kerja Komisi VI DPR dengan Menteri BUMN dan Menteri Perdagangan, dikutip Kompas.com, Jumat (26/8/2022).

Lebih lanjut Mendag Zulhas mengaku, ketika dia baru menjabat sebagai Menteri Perdagangan, harga telur ayam memang sudah tinggi yang dibanderol Rp 32.000 per kilogram. Kemudian berangsur turun menjadi Rp 26.000 per kilogram.

Menurutnya, karena harga tersebut turun jauh, membuat para pengusaha besar melakukan afkir dini atau memotong induk petelur agar tidak bertelur lagi.

"Harga turun jauh sekali menjadi Rp 26.000 buat beberapa pengusaha ini tidak rugi memang, tapi ini tidak layak. Makanya beberapa ini pengusaha besar juga melakukan afkir dini," jelasnya.

Hal serupa juga diamini oleh Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra. Dia mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan harga telur ayam ras yaitu adanya kenaikan permintaan terhadap komoditas telur dengan adanya pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Kebijakan pelonggaran PPKM terkait dengan perubahan status Covid-19 dari pandemi menjadi endemi telah meningkatkan permintaan terhadap telur ayam ras dengan sangat signifikan yaitu sebesar 60 persen untuk memenuhi konsumsi rumah tangga, hotel, restoran, dan kafe (horeka), serta industri makanan dan minuman,” jelas Syailendra.

Akibat kenaikan permintaan tersebut, lanjut Syailendra, tidak sedikit pedagang besar yang meningkatkan stok telur untuk dapat memenuhi permintaan masyarakat, selain untuk keperluan mendukung program bansos atau penyaluran telur kepada masyarakat.

Dia juga mengatakan, kejadian serupa pernah terjadi pada Desember 2021. Dimana, kata dia, penyerapan telur oleh pemerintah untuk bansos menyebabkan harga telur ayam ras di tingkat peternak mencapai Rp 23.000 per kilogram dengan puncak tertinggi terjadi pada Minggu IV Desember 2021 yang mencapai Rp 26.900 per kilogram.

Syailendra menjelaskan, sejumlah upaya yang telah dilakukan Kemendag untuk menjaga stabilitas harga telur ayam ras, antara lain dengan menyediakan jagung pakan dengan harga sesuai harga acuan pemerintah yaitu sebesar Rp 4.500 per kilogram untuk membantu peternak layer terutama skala mikro kecil.

Bantuan tersebut telah dimulai pada Oktober-Desember 2021 sebesar 30.000 ton dan dilanjutkan pada periode Mei-Juni 2021 dengan realisasi sekitar 25.000 ton.

“Bantuan ini diharapkan dapat mengurangi beban biaya produksi peternak layer dengan harapan pasokan dan harga telur ayam dapat menjadi stabil,” urai Syailendra.

Syailendra juga mengungkapkan, kenaikan harga telur ayam ras di tingkat eceran terjadi akibat kenaikan harga di tingkat peternak sejak Mei 2022 yang menyentuh Rp 24.000 per kilogram.

Harga telur ayam ras selanjutnya terus meningkat hingga saat ini.

Sementara harga jual di tingkat peternak dipengaruhi oleh tingginya Harga Pokok Produksi (HPP) peternak yang saat ini berkisar Rp 21.000 - Rp 22.000 per kilogram.

Berdasarkan pantauan Kemendag, rata-rata nasional telur ayam ras di tingkat eceran sekitar Rp 31.000 per kilogram pada 23 Agustus 2022, atau mengalami kenaikan sekitar 2,9 persen dibandingkan seminggu sebelumnya dan naik sekitar 6,1 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.

Rata-rata harga telur ayam ras terendah terjadi di Jambi Rp 26.000 per kilogram, harga tertinggi terjadi di Papua Rp 42.000 per kilogram, sementara di DKI Jakarta Rp 30.700 per kilogram.

Khusus untuk wilayah DKI Jakarta harga terendah mencapai sebesar Rp 28.000 per kilogram di Pasar Minggu, sedangkan harga tertinggi Rp 32.000 per kogram terjadi di Pasar Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat, Pasar Koja dan Pasar Rawabadak, Jakarta Utara, serta Pasar Mampang dan Pasar Mayestik, Jakarta Selatan.

https://money.kompas.com/read/2022/0...page=all#page3
s.c.a.
nomorelies
nomorelies dan s.c.a. memberi reputasi
2
1.2K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan