Taman Ismail Marzuki (TIM) adalah sebuah tempat pusat kesenian di Jakarta.
Salah satu landmark utama kota tersebut dulunya dikenal dengan nama Batavia.

Sejak tahun 1968 hingga saat ini, TIM menjadi pusat para seniman dalam menyalurkan kreativitas mereka lewat berbagai macam karya. Tak jarang, TIM juga menjadi pusat berbagai kegiatan kesenian, antara lain: drama, wayang, hingga pameran lukisan.

TIM berdiri pada tanggal 10 November 1968 dan diresmikan oleh gubernur saat itu, Ali Sadikin. Pemilihan nama tersebut merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada seorang musisi, komposer, bahkan diangkat menjadi pahlawan nasional, Ismail Marzuki. Diketahui, Ismail Marzuki memiliki lebih dari 200 lagu yang berhasil ia ciptakan, di antaranya: Halo Halo Bandung, Rayuan Pulau Kelapa, Berkibarlah Benderaku.

Karena menjadi salah satu pusat kesenian di Jakarta, hingga saat ini, masih dilakukan revitalisasi di TIM.

"Jadi kita sedang bertahap supaya pada tengah tahun ini, mungkin bulan enam hingga delapan, rampung semuanya," ujar Manager Proyek Kontrol dan Komunikasi Revitalisasi TIM, Adriani Henrika Lestari, Sabtu (18/6/2022). Lebih lanjut Adriani mengatakan, revitalisasi TIM sendiri sudah mencapai 91.64 persen.

Dihubungi wartakotalive.com, Adriani menginformasikan untuk perbedaan paling menonjol adalah adanya pemisahan antara pedestrian bagi pejalan kaki dengan kendaraan. Ia menjelaskan, pedestrian khusus pejalan kaki berada di ground level. Sedangkan untuk kendaraan, berlokasi di basement.

Ada beberapa bagian bangunan yang dilakukan revitalisasi. Pertama, Adriani menginformasikan gedung parkir taman.

"Tadi kan saya sudah bilang ada pemisahan pedestrian pejalan kaki dengan kendaraan. Gedung parkir taman itu sekitar empat level untuk parkir, sekira dua lantai setengah itu," ujar Adriani. Lebih lanjut Adriani menjelaskan, di atasnya ada rooftop garden yang digunakan sebagai pintu masuk kendaraan untuk menuju basement. Nantinya basement tersebut dapat terhubung dengan tiga bangunan lainnya: gedung parkir taman, gedung panjang, dan gedung graha bakti budaya.

Bagian yang dilakukan revitalisasi berikutnya adalah gedung panjang.

"Gedung panjang ini ada 14 lantai. Lantai pertana ada fnb atau cafetaria. Lalu ada galeri seni di lantai satu dan dua. Nah, di lantai dua, selain galeri seni, ada pula tempat retail," ujar Adriani. Adriani menjelaskan, untuk lantai tiga ada area co working space, juga lobby dari perpustakaan DKI Jakarta, atau yang sekarang dikenal dengan Perpustakaan Jakarta.


Lebih lanjut, di lantai empat, lima, dan enam terdapat Perpustakaan Jakarta dan pusat sastra.

"Jadi gedung panjang ini kan panjangnya 200 meter. Nah, dari 200 meter itu dibagi menjadi dua. Setengah ke depan untuk perpustakaan, setengah ke belakang untuk pusat HB Jassin," ujar Adriani.

Selanjutnya, di lantai tujuh merupakan storage dari Perpustakaan Jakarta.


Lalu, akan ada art Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang berlokasi di lantai tersebut.

Untuk lantai 8, Adriani menginformasikan ada lobby wisma.

Selain itu, akan ada juga restoran, kolam renang, meeting room, dan taman area untuk wisma seni.

Lalu, lantai sembilan hingga 12, ada kamar wisma. Adriani menginformasikan untuk jumlahnya ada 139 kamar, dengan 80 persen merupakan kamar kapasitas empat orang tempat tidur susun. "Sisanya nanti ada standard room, deluxe room, dan sweet room," ujar Adriani.


Lantai terakhir, 13 dan 14 merupakan kantor pengelola Perpustakaan Jakarta dan wisma seni.


Bangunan berikutnya yang dilakukan revitalisasi, bernama galeri ax. Adriani menjelaskan, galeri ax memiliki tinggi bangunan sekitar sembilan meter. Lebih lanjut ia menginformasikan, nantinya untuk pameran yang masif dan besar, dapat dilakukan di bangunan tersebut.

"Lalu untuk bangunan selanjutnya yang direvitalisasi adalah Masjid Amir Hamzah, yang saat ini posisinya berada di belakang," ujar Adriani.

Adriani mengatakan, keistimewaan masjid tersebut karena memiliki atap waffle, yang membuat pencahayaan dapat terlihat secara alami.

Lebih lanjut ia menjelaskan, di atas masjid tersebut ada tanaman yang memang menjadikan Masjid Amir Hamzah menjadi lebih asri.

"Di depan masjid itu ada teater halaman, namanya arsip teater. Jadi kalau orang dulu pernah ke TIM di depan itu ada teater kecil. Nah, ini kita perbesar teaternya jadi kurang lebih ada 80 kursi," ujar Adriani.

Selanjutnya, ada bangunan graha bakti budaya yang sebetulnya sudah ada namun direnovasi sedikit. Adriani menjelaskan, gedung tersebut nantinya tetap dengan kapasitas sekitar 861 kursi.

Revitalisasi bangunan yang terakhir adalah planetarium dan pusat latihan seni.

Adriani mengaku, pihaknya tidak mengubah terlalu banyak untuk planetarium karena memang merupakan cagar budaya. "Kita hanya touch up sedikit. Lalu, untuk bangunan sekitarnya tidak kita lakukan demolish," ujar Adriani.

Adriani menjelaskan, bangunan sekitar planetarium akan menjadi pusat latihan sen, museum TIM, galeri cipta 123, dan bioskop.

Konsep yang ingin dibangun adalah memang semi outdoor.

Lebih lanjut Adriani menginformasikan, untuk peralatan planetarium masih menggunakan alat-alat yang lama, belum alat-alat yang baru.

"Untuk yang sudah selesai 100 persen itu ada gedung perpustakaan, wisma seni, Masjid Amir Hamzah, dan gedung parkir. Lalu untuk yang lainnya, masih 90an persen ke atas," ujar Adriani.

Taman Ismail Marzuki (TIM) terletak di Jalan Cikini Raya Nomor 73, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.

Saat ini, TIM sudah dibuka untuk umum. Namun pengunjung hanya diperbolehkan berada di galeri seni. Karena kebetulan ada event Outsider Art Jakarta 2022.

Terkait tiket masuk, hingga saat ini masih gratis. Jadi pengunjung tidak perlu membayar sepeser pun untuk menikmati TIM. (m36)




Renovasi sudah mahu selesai dan tetap  gratis masuknya . 

Karya  arsitek Andra Matin.  Silahkan dikunjungi.