Tak Seperti Dulu Lagi, Puncak Jaya Mulai Kehilangan Esnya. 3 Tahun Lagi, Lenyap.

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
Tak Seperti Dulu Lagi, Puncak Jaya Mulai Kehilangan Esnya. 3 Tahun Lagi, Lenyap.

machin

06-05-2022 01:20

Tak Seperti Dulu Lagi, Puncak Jaya Mulai Kehilangan Esnya. 3 Tahun Lagi, Lenyap.

The Puncak Jaya glacier in 2016. (Photo: BMKG/ Donaldi Permana) | Sumber

Bagaimana kabar lebaran agan aganwati? Meriahkah? Atau biasa saja? Semoga meriah ya. Lalu, bagaimana kondisi suhu di tempat agan aganwati? Panaskah? Atau sejukkah? Atau biasa saja? Bagi mereka yang tinggal di pegunungan mungkin tidak terlalu terasa panas ya. Merasakan hawa sejuk dan dingin. Meskipun, mungkin beberapat tempat di Indonesia juga mulai khawatir dengan pasokan air tawar mereka. Karena terus-terusan disedot oleh perusahaan asing yang menjual air tawar untuk diminum. Yang awalnya gratis, jadinya bayar. Ini aku rasakan perbedaannya di pasuruan. Daerah yang dekat dengan perusahaan air minum besar di Indonesia.

Sawah di Pacet | Sumber

Waktu tahun 1990 an, aku merasakan segarnya air di sungai belakang rumah. Airnya jernih dan banyak. Sekarang? Boro-boro air di sungai. Air untuk pasokan mandi saja sekarang sudah mulai berkurang. Aku tidak tahu. Apa ada hubungannya dengan meningkatnya suhu bumi atau tidak, namun yang jelas, hal itu dikarenakan eksploitasi air bawah tanah oleh para pemilik perusahaan air minum di Indonesia. Bahkan, air untuk pengairan di daerah Pacet, sudah mulai menipis. Penyebabnya juga sama, air di daerah Pacet sana dieksploitasi dan dijual ke kota-kota sekitarnya. Seperti Surabaya, Jombang, Mojokerto, dsb. Dampaknya ke siapa? Ke petani dan penduduk sekitar yang membutuhkan air pengairan sawah.

Indonesia's tropical glacier at Puncak Jaya in Papua, as seen in February 2021. (Photo: PT Freeport Indonesia/ Yohanes Kaize) | Sumber

Indonesia, sebagai negara tropis yang dilalui oleh garis katulistiwa, hampir tidak memiliki salju. Namun, satu-satunya area yang memiliki salju adalah puncak Gunung Jayawijaya yang ada di Papua. Ini adalah satu-satunya area di seluruh Indonesia. Meskipun, di puncak gunung lainnya memiliki suhu yang sangat dingin.

Salju yang ada di puncak Gunung Jayawijaya tersebut biasa disebut sebagai Eternity Glacier.

Bahkan, berdasarkan informasi dari Bapak Dodo Gunawan pada tahun 2020 lalu, seorang Peneliti Iklim BMKG, mengatakan bahwa ada kemungkinan salju akan hilang pada tahun 2027. Namun, penelitian lebih lanjut lagi, Donaldi Permana, seorang Koordinator Penelitian dan Pengembangan Iklim di BMKG, mengatakan bahwa ada kemungkinan gletser tersebut akan hilang lebih cepat, yakni pada tahun 2025.[1]

Kenaikan suhu bumi mulai terjadi sejak revolusi industri pada tahun 1850, yaitu ketika negara-negara maju mulai beralih dari ekonomi agraris ke ekonomi yang didominasi oleh industri yang berdampak pada kenaikan suhu bumi.

Quote:

Citra satelit menunjukkan bahwa area gletser tersisa 2 km persegi pada tahun 2022. Dimana pada tahun 1850, gletser di sana masih sebanyak 19 km persegi. Ini artinya, penurunan gletser sudah mencapai 85% lebih dari tahun 1850. Lebih lanjut lagi, berdasarkan penelitian tim BMKG, penurunan gletser di Puncak Jayawijaya mencapai 1 meter setiap tahunnya.

Sebenarnya apa sih gunanya gletser bagi Bumi? Gletser memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Selain sebagai penampungan air tawar yang menjadi pendukung sistem kehidupan di Bumi. Lalu, sebagai alat ukur, apakah suhu bumi sedang baik-baik saja atau tidak.

--
Terimakasih sudah membaca trit pagiku ini.
Sehat dan bahagia selalu. emoticon-rose