Hei kalian para anak remaja, pernah nggak sih, kamu berfikiran untuk minggat saja dari rumah. Befikir untuk meninggalkan semua fasilitas yang orangtua sudah berikan ke kamu. Fase ini barangkali sebagian besar anak pernah mengalaminya, terutama kalangan gadis remaja. Tidak dapat dipungkiri, anak memilih minggat dari rumah adalah salah satu kekhawatiran terbesar bagi para orangtua tetapi, justru anak minggat dari rumah adalah bentuk sebuah kebebasan dari berbagai aturan orantua. Minggat adalah salah satu bentuk fase pemberontakan di mana saat itu sang anak berfikir bahwa minggat adalah salah upaya untuk mendapakan kebebasan di dunia luar. Ketika anak diperhadapkan pada situasi di mana kenyataan hidup yang dialaminya sangat jauh dari ekspektasinya saat itu, tekanan batin akan semakin mendera hingga berujung pada pilihan untuk minggat dari rumah.

Di berbagai media, anak remaja yang minggat dari rumah sering menghiasi pemberitaan dengan berbagai motif. Berikut beberapa motif atau alasan anak memilih untuk minggat dari rumah :

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap rumah tangga memilki permasalahannya sendiri. Orang tua yang tidak dapat mengontrol emosi ketika terjadi permasalahan dalam rumah tangga menjadi pemicu anak merasa sangat tidak nyaman. Ketidaknyaman itulah menyebabkan sang anak berfikir untuk menjauh dari kehidupan keluarga yang tidak memberikan ketenangan untuknya. Sejatinya orang tua tidak melibatkan anak atau berusaha semaksimal mungkin agar anak tidak mengetahui permasalahan dalam rumah tangga. Percekcokan yang terjadi terkadang berakhir dengan pertengkaran hebat membawa dampak buruk bagi perkembangan psikologis sang anak. Problem yang mungkin saja timbul dalam keluarga seperti sang anak marasa dibedakan dengan saudaranya, terjadinya kekerasan, ataupun karena perceraian orantua.

Masalah yang timbul pada lingkungan sekolah ataupun pada lingkungan pergaulan di luar sekolah juga menjadi salah satu penyebab alasan anak memilih minggat. Masalah tersebut seperti terjadinya pertengkaran antar teman, perundungan, hingga pelecehan seksual.

Tidak semua orangtua bisa memahami bahwa setiap anak yang terlahir memiliki bakat dan potensi yang berbeda. Sebagian orangtua beranggapan bahwa prestasi akademik adalah satu-satunya indikator keberhasilan sang anak di masa depan. Permasalahan prestasi yang semakin merosot dapat memicu pertengkaran hebat antara orang tua dan sang anak, tatkala nilai yang tertera pada rapor sang anak tidak sesuai dengan ekspektasi orang tua, hal itu dapat memicu kemarahan orang tua yang dapat menimbulkan tekan pada sang anak itu sendiri dan berakhir dengan minggatnya sang anak dari rumah.

Pergaulan anak remaja zaman sekarang cukup mengkhwatirkan. Menjalin hubungan asmara yang terkadang berakhir dengan hamil di luar nikah menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi sang anak. Rasa cemas, takut, kerap kali menghantui saat anak ketika sudah terlanjur terjebak dalam hubungan asmara yang melampaui batas. Rasa ketakutan yang timbul akan memicu anak untuk mingat dari rumah dengan harapan terbebas dari amarah orangtua

Pergaulan anak diera modern seperti saat ini, penggunaan obat terlarang dikalangan remaja sering terjadi. Bingung, takut, cemas, kerap menghantui tatkala anak sudah terjebak dalam pernggunaan narkotika. Ketika berada dalam lingkungan keluarga kebebasan untuk menggunakan jenis-jenis obat terlarang, anak merasa sangat tidak aman sehingga memilih mencari kebebasan di luar rumah.

Penggunaan sosial media saat ini tentulah sangat tidak asing bagi remaja saat ini. Namun, tidak semua anak memahami pentingnya bijak dalam penggunaan sosial media. Perkenalan dengan seseorang di sosial media dengan iming-iming yang menggiurkan menjadi salah satu penyebab anak minggat dari rumah dan tidak sedikit dari mereka terjebak dalam perdagangan anak oleh oknum tertentu.

Pada usia remaja di mana lingkungan pergaulan mereka berbeda, yang menimbulkan gaya hidup yang berbeda pula. Anak yang tidak terdidik dalam lingkungan keluarga yang pondasi agama yang kuat akan menjadikan anak akan kehilangan arah. Pergaulan di luar rumah membawa dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Keinginan memiliki gaya hidup yang glamour tetapi berbanding terbalik dengan keadaan ekonomi juga dapat menjadi salah satu alasan yang dapat memicu anak untuk mencari jalan pintas di luar rumah dengan harapan dunia luar dapat memenuhi semua keinginannnya.

Sang anak kerap kali merasa iba tatkala menyaksikan oangtua yang banting tulang demi mencari nafkah untuk keluarga. Namun, tidak semua orangtua memberi kebebasan anak untuk mencari nafkah sendiri dengan alasan usia mereka adalah usia sekolah dan belum saatnya pundak mereka terbebani untuk menafkahi keluarga. Sebagian anak memiliki memiliki keberanian untuk mengungkap keinginan untuk berhenti melanjutkan pendidikan dan memilih untuk mencari nafkah. Namun, tidak sebagian pula mengambil keputusan sendiri untuk menjauh dari kehidupan keluarganya dan memilih mencari nafkah sendiri dengan atapun tanpa izin orangtua.

Anak sejatinya mendapatkan haknya dalam keluarga tetapi, dengan berbagi alasan sang anakpun kerap kali tak memperoleh hak itu sehingga sang anak memilih keputusan sendiri. Akhir kata, semoga para anak-anak di luar sana dapat tumbuh dan berkembang sesuai usianya serta memperoleh haknya sebagai anak. Sampai jumpa pada tread berikutnya.